7 Hal Sepele yang Sering Bikin Kucing Stres, Harus Peka!

Dilansir Great Pet Care, kucing memang merupakan salah satu hewan yang rentan untuk stres. Ini berhubungan erat dengan proses evolusi. Di zaman dulu, kucing merupakan hewan yang hidup di alam liar. Mereka memiliki kedudukan ganda, yaitu bertindak sebagai predator dan mangsa sekaligus. 

Itulah kenapa, kucing sering merasa terancam, baik ketika mencari makanan, istirahat, maupun saat berjalan-jalan di hutan. Saat ada sesuatu yang berpotensi mengancam, otak kucing akan mengeluarkan hormon stres kortisol yang membuat mereka bertingkah waspada dan terkadang sulit dimengerti.

Setelah didomestifikasi, trigger stres pada kucing pun tak lagi sama. Bukan hanya hewan lain yang memicunya, melainkan juga perubahan di lingkungan sekitar dan berbagai faktor lain. Jika dibiarkan, stres pada kucing dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti infeksi saluran kencing, penurunan berat badan, dan lainnya. 

Maka dari itu, kamu harus mengetahui apa saja yang berpotensi menyebabkan stres pada hewan kesayanganmu itu. Yuk, simak daftarnya berikut ini!

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kucing rentan stres ketika ada perubahan di lingkungan sekitar, yaitu tempat tinggal. Misalnya kamu sedang renovasi rumah atau mengganti perabotan di dalamnya.

Perubahan itu akan membuat kucing bingung dan tidak lagi familier dengan lingkungan tinggalnya. Yang harus dilakukan adalah membantunya beradaptasi. Usahakan kamu tidak memindah litter box dan tempat makan mereka, hindarkan dari suara-suara yang berisik, atau tempatkan kucing di satu ruangan yang terpisah untuk sementara.

Masih seputar tempat tinggal, ternyata pindah rumah juga termasuk salah satu pemicu stres. Sama seperti alasan sebelumnya, hal ini akan membuat mereka merasa asing dan kehilangan teritori. Jika dibiarkan, kucing akan kabur atau kembali ke rumah lama, lho.

Kamu harus memperkenalkannya dengan rumah baru secara perlahan. Dilansir The Spruce Pets, di awal perpindahan, tempatkan kucing di ruangan terpisah bersama dengan semua hal favoritnya. Mulai dari makanan, litter box, tempat tidur, hingga mainan. Hal ini akan membuatnya merasa lebih aman dan mudah beradaptasi.

Stres juga bisa dipicu oleh pertambahan anggota keluarga, baik itu manusia atau hewan lain. Contohnya ketika di rumahmu ada bayi yang baru saja lahir atau adopsi peliharaan baru. Ketahuilah keduanya akan membuat kucing merasa kurang diperhatikan. Bagi mereka, kedatangan anggota keluarga baru juga mengancam kepemilikan teritorinya, yaitu rumahmu dan kamu. 

Akibatnya, kucing akan menunjukkan tanda-tanda seperti bersembunyi atau menjadi agresif. Untuk mengatasi hal ini, kamu tidak boleh berhenti memberinya perhatian, ajak mereka bermain dan beri makanan dengan cukup. Perlahan, perkenalkan kucingmu dengan anggota keluarga baru. Namun jangan marah ketika mereka terus berontak. Lama kelamaan, kucing akan terbiasa kok. 

Tak disangka-sangka, ternyata perubahan pada aktivitasmu sehari-hari juga bisa membuat kucing stres. Misalnya ketika kamu mendapatkan pekerjaan baru dengan waktu kerja yang berbeda atau saat kamu tidak bisa berada di rumah seperti sebelumnya. 

Dilansir Great Pet Care, hal ini tentu akan membuat kucing merasa kehilangan. Maka dari itu, sebisa mungkin tetap luangkan waktu untuk mereka walaupun kamu sibuk, ya. Misalnya di pagi atau malam hari saat kamu berada di rumah. Begitu pula saat kamu sedang libur. 

Tahun baru dan perayaan-perayaan lain adalah waktu paling menyiksa bagi kucing. Sebab di saat tersebut, ada banyak suara yang keras dan berisik seperti dari petasan, musik, manusia, dan lain sebagainya. 

Kamu harus tahu bahwa kucing memiliki indra pendengaran yang sensitif terhadap suara. Mereka bahkan bisa mendeteksi langkah kaki mangsa. Jadi, suara yang keras akan terdengar jauh lebih keras di telinganya. 

Ketika memasuki masa-masa tersebut, sebaiknya tempatkan kucing di ruangan tertutup yang setidaknya bisa meredam suara keras dari luar. Sediakanlah kain dan kotak untuk tempat bersembunyi agar mereka tidak stres. 

Bukan hanya dari lingkungan sekitar, kucing juga bisa stres karena kamu dan orang-orang lain yang ada di rumah. Misalnya ketika kamu terlalu sering mengganggunya, cara pegang yang membuatnya kesakitan, atau saat mereka merasa dimarahi. 

Satu-satunya cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperbaiki tindakanmu. Berikut ini contohnya:

• Berilah kucing waktu untuk sendiri ketika mereka membutuhkannya;
• Jangan suka mengganggu waktu tidur kucing;
• Pegang mereka dengan lembut, jangan dengan paksaan;
• Jangan berteriak di depannya;
• Sering-sering ajak mereka bermain untuk mengurangi stres.

Faktor terakhir adalah gangguan yang berasal dari luar rumah, contohnya:

• Terlalu banyak kucing jalanan yang berkeliaran di dekat rumah, terutama kucing jantan;
• Rumahmu sering kedatangan tamu;
• Keberadaan hewan liar di sekitar rumah, terutama yang merupakan predator kucing. Contohnya rakun, musang, dan lain-lain. 

Ketiga hal itu akan memunculkan sifat agresif kucing. Mereka tidak suka ketika ada pihak lain yang memasuki wilayah teritorinya. Sebagai upaya pelampiasan, biasanya kucing akan berontak di dalam rumah. Contohnya dengan mencakar-cakar perabotan, galak terhadap manusia, atau buang air sembarangan. 

Untuk mengatasinya, hindarkan kucingmu dari kontak dengan hewan di luar rumah agar mereka tidak merasa terancam. Untuk poin kedua, jika ada tamu, sebaiknya arahkan kucing untuk bermain di ruangan lain. Dengan begitu, mereka tidak akan terganggu. 

Ternyata banyak juga, ya, hal yang berpotensi memicu stres pada kucing. Karena kamu sudah mengetahuinya, mulai sekarang, antisipasi faktor-faktor di atas, ya. Jangan sampai kucingmu stres tanpa sepengetahuanmu. Sebab kondisi tersebut bisa mengganggu kesehatannya secara fisik.