Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perpisahan Pahit Bulu Tangkis Indonesia di Istora Senayan?

Anthony Ginting dan Jonatan Christie di Indonesia Open 2023. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Jakarta, IDN Times - Gelaran Indonesia Open 2023 jadi yang terakhir kali berlangsung di Isotra Senayan, Jakarta. Per tahun depan, Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) berencana memindahkan tempat penyelenggaraan Indonesia Open ke Indoor Multifunction Stadium (IMS), yang berada di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Namun, perpisahan Indonesia Open dan Istora Senayan tak berakhir manis. Tak satupun wakil Garuda berhasil mengamankan gelar juara dari ajang BWF Super 1000 ini.

Di sisi lain, Istora membuktinya dirinya meninggalkan kenangan tersendiri bagi para atlet bulu tangkis. Termasuk tiga jagoan berjulukan "Istora Boys" yang mengaku akan merindukan Istora Senayan.

1. Pindah vanue tahun depan

Amalia Cahya Pratiwi di Indonesia Open 2023. (Dok. Istimewa)

Ada alasan tertentu mengapa PBSI memutuskan buat memindahkan Indonesia Open dari Istora Senayan. Tingginya animo masyarakat menonton langsung para atlet tepok bulu berlaga secara langsung, jadi alasan utama.

"Ini menjadi Indonesia Open terakhir di Istora Senayan sebelum pindah ke Indoor Multifunction Stadium yang sedang dalam proses penyelesaian akhir, yang mungkin bernama Indonesia Arena," ujar Ketua Pelaksana Indonesia Open 2023, Armand Darmadji, beberapa waktu lalu.

2. Tingginya minat penonton Indonesia

Jonatan Christie di Indonesia Open 2023. (IDN Times/Sandy Firdaus)

Animo yang tinggi dari pencinta bulu tangkis Indonesia untuk menonton langsung para jagoannya berlaga, membuat penyelenggara berpikir memilih venue lebih besar. Istora Senayan dianggap PBSI sudah tak bisa menampung Badminton Lovers yang ingin menyaksikan jagoannya berlaga.

"Selama stadionnya siap, kami pasti pindah ke sana. Di Istora, kami hanya gunakan 6.000 dari 7.000 kapasitas. Dengan IMS yang baru, kami harapkan bisa pindah ke sana karena animo sangat besar," ujar Armand.

3. Istora Boys akan rindu Istora Senayan

Tunggal putra Taiwan, Chou Tien Chen di Indonesia Open 2023 (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Ada yang unik dengan penonton Istora Senayan. Mereka menyematkan julukkan "Istora Boys" pada tiga tunggal putra yang dianggap kerap bernasib mujur dan tampil apik di Istora Senayan Jakarta.

Mereka adalah Anders Antonsen (Denmark), Chou Tien Chen (Taiwan), dan Loh Kean Yew (Singapura).

Sorakan "ea, ea" tak pernah absen saat ketiganya bertanding. Selain saat melawan wakil tanah air, gemuruh Istora Senayan dari suporteracap kali memompa semangat ketiganya.

"Aku bakal kangen banget sama panggilan itu, Istora Boy," kata Chou Tien Chen yang mengaku akan merindukan Istora Senayan.

Bagi dia, Istora selalu khas dengan dukungan semarak dari para penggemar Indonesia. Hal ini yang diharapkan Chou Tien Chen tidak akan berubah di venue baru nantinya.

Setali tiga uang dengan Chou, Antonsen merasakan kesedihan tak lagi bermain di Istora. Menurut dia, tempat itu merupakan saksi hidup dalam perjalanan kariernya, termasuk saat meraih prestasi manis. 

"Sebenarnya sedih, tapi aku harap di Arena yang baru bisa sama menyenangkannya," kata Antonsen mengungkapkan perasaannya soal pemindahan venue untuk Indonesia Open mulai tahun depan.

Hal senada juga diungkapkan Loh Kean Yew. Meski terbilang belum banyak bermain di Istora Senayan, nyatanya venue ini menjadi salah satu yang paling disukai Loh Kean Yew.

"Aku senang bahwa fans senang saat aku di sini dan menjuluki aku "Istora Boy". Akan sangat menantikan bisa main di arena baru tahun depan," kata Loh Kean Yew.

4. Tanpa gelar dari wakil Indonesia

Podium tunggal putra di Indonesia Open 2023 (dok. PP PBSI)

Miris memang, saat jadi momen terakhir mencatatkan kenangan manis, wakil Indonesia malah pulang tanpa gelar dari ajang Indonesia Open 2023. Harapan satu-satunya, yakni Anthony Sinisuka Ginting, gagal meraih prestasi usai kalah di laga final.

Bersua bebulu tangkis nomor satu dunia Viktor Axelsen, Ginting masih belum bisa melawan hegemoninya. Dia tertunduk lunglay di hadapan penggemar karena harus kalah dengan 21-14, 21-13.

Ini jadi kali kedua Indonesia nirgelar di rumah sendiri. Pada gelaran edisi sebelumnya, skuad Garuda juga menyelesaikan turnamen tanpa trofi. Bahkan, prestasinya lebih jeblok karena seluruh atlet tanah air sudah tersingkir sejak babak perempat final.

Podium Indonesia Open terakhir di Istora Senayan diisi Viktor Axelsen (Denmark, tunggal putra), Chen Yufei (China, tunggal putri), Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (India, ganda putra), Baek Ha Na/Lee So Hee (Korea Selatan, ganda putri), dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China, ganda campuran).

5. Penggemar akan rindukan Istora

Penggemar nyentrik di Indonesia Open 2023 (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Bukan hanya para pemain, penggemar bulu tangkis tanah air pun merasa kehilangan jika Istora Senayan tak lagi jadi tempat berlangsungnya turnamen bulu tangkis.

Seorang penonton nyentrik yang kala itu hadir di Indonesia Open 2023, Mariposa namanya, mengaku akan merindukan suasana legendaris Istora.

"Sedih dan senang. Sedih karena disini banyak kenangan, senang karena pasti di sana (venue baru) akan lebih banyak penontonnya," kata Mariposa.

Rutin menonton pertandingan sejak 2013 di Istora Senayan, ada satu pertandingan yang tak bisa dilupakan Mariposa.

"Waktu Greysia Polii berpasangan sama Kevin Sanjaya. Waktu itu mengalahkan Zhang Nan/Zhao Yun Lei (China). Pasangan gado-gado tapi bisa mengalahkan ranking satu dunia waktu itu," kata Mariposa mengenangnya.

Kini, lembaran baru bakal dibuka. Turnamen BWF Super 1000 itu rencananya bakal dihelat di Indoor Multifunction Stadium (IMS). Kans turnamen lain tak lagi digelar di Istora Senayan juga cukup besar, andai IMS segera diresmikan. 

Jika itu terjadi, hampir dipastikan perpisahan bulu tangkis Indonesia dengan tempat bersejarah itu berkahir pahit. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
Ilyas Listianto Mujib
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us