Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Pelatih PSG Era QSI yang Gagal Menjuarai Ligue 1 secara Beruntun

ilustrasi bendera Paris Saint-Germain (unsplash.com/moahadsaqib)

Paris Saint-Germain sudah dipimpin tujuh pelatih sejak diakuisisi oleh Qatar Sports Investments (QSI) pada 2011. Ketujuhnya tidak pernah gagal mempersembahkan trofi Ligue 1 Prancis. Namun, hanya ada tiga nama yang mampu melakukannya secara beruntun, yaitu Laurent Blanc (2013/2014--2015/2016), Thomas Tuchel (2018/2019--2019/2020), dan Luis Enrique (2023/2024--2024/2025). Lantas, siapa saja empat pelatih PSG era QSI yang gagal menjuarai Ligue 1 secara beruntun?

1. Carlo Ancelotti gagal membawa PSG menjuarai Ligue 1 pada 2011/2012

Qatar Sports Investments (QSI) mengakuisisi Paris Saint-Germain pada Juni 2011 ketika tim dilatih oleh Antoine Kombouare. Enam bulan setelah berkuasa, QSI langsung melakukan perubahan. Mereka sepakat untuk berpisah dengan Kombouare dan menunjuk Carlo Ancelotti sebagai penggantinya.

Namun, juru taktik asal Italia itu gagal membawa PSG menjadi juara Ligue 1 2011/2012. Padahal, sebelum kedatangannya, PSG berada di puncak klasemen. Mamadou Sakho dan kolega justru berakhir sebagai runner-up dengan 79 poin. Mereka kalah dari Montpellier yang meraih 82 angka.

Ancelotti baru bisa mempersembahkan trofi Ligue 1 pada musim berikutnya (2012/2013). Sayangnya, itu juga sekaligus menjadi musim terakhirnya. Ancelotti digantikan oleh Laurent Blanc yang sukses membuat PSG mendominasi Ligue 1 selama 3 musim beruntun (2013/2014--2015/2016).

2. Unai Emery bernasib sama seperti Carlo Ancelotti

Manajemen Paris Saint-Germain memilih untuk berpisah dengan Laurent Blanc pada akhir 2015/2016 meski pelatih asli Prancis tersebut mampu membawa mereka menjuarai Ligue 1 selama 3 musim beruntun. Keputusan ini diambil karena ambisi besar mereka di Liga Champions Eropa (UCL). Nasser Al-Khelaifi yang mewakili Qatar Sports Investment dengan bertindak sebagai presiden PSG memilih Unai Emery sebagai pengganti Blanc.

Sosok asal Spanyol tersebut datang dengan reputasi mentereng. Ia mencatatkan hat-trick juara Liga Europa dalam 3 musim terakhir (2013/2014--2015/2016) bersama Sevilla. Nahas, Emery justru tidak mampu untuk membawa PSG menjadi juara Ligue 1 pada musim debutnya (2016/2017). Mereka tertinggal 8 angka dari AS Monaco yang menjadi juara dengan 95 poin.

Emery pun pada akhirnya bernasib sama seperti Carlo Ancelotti. Ia dipecat setelah berhasil memberikan gelar juara Ligue 1 pada 2017/2018. Emery digantikan oleh Thomas Tuchel. Pelatih asal Jerman itu mengantarkan PSG ke tangga juara Ligue 1 pada 2018/2019 dan 2019/2020. Sebagai catatan, pada 2019/2020, PSG tidak menjuarai Ligue 1 dengan bertarung semusim penuh karena kompetisi yang dihentikan pada pertengahan musim akibat pandemi Covid-19.

3. Mauricio Pochettino tidak mampu mengubah situasi di Ligue 1 2020/2021

Paruh pertama Ligue 1 2020/2021 berjalan buruk bagi Paris Saint-Germain. Dari 17 pertandingan, mereka menelan 4 kekalahan dan 2 keimbangan. Thomas Tuchel pun dipecat pada 29 Desember 2020. Ia digantikan oleh Mauricio Pochettino.

Sayangnya, sosok asal Argentina tersebut tidak bisa menyelamatkan PSG dari kegagalan menjadi juara. Menukangi tim ketika berada di posisi kedua, mereka tetap berada di tempat tersebut pada akhir musim. PSG berselisih satu angka dari Lille yang menjadi juara dengan 83 poin.

Seperti para pendahulunya, Pochettino sukses membawa PSG menjadi juara Ligue 1 pada musim kedua. Pochettino membuat PSG meraup 86 poin pada 2021/2022. Mereka unggul 15 angka dari Olympique Marseille. Namun, ia juga mengikuti langkah Carlo Ancelotti dan Unai Emery yang terkena pemecatan setelah menghadirkan kesuksesan. 

4. Christophe Galtier hanya bertahan semusim

Christophe Galtier memiliki nasib yang berbeda dengan Carlo Ancelotti, Unai Emery, atau Mauricio Pochettino. Ia mampu menjadi juara Ligue 1 bersama Paris Saint-Germain pada musim debutnya. Mereka mengakhiri 2022/2023 dengan 84 poin, unggul 1 angka dari RC Lens.

Namun, ironisnya, arsitek di balik kesuksesan Lille saat menjuarai Ligue 1 2020/2021 itu justru dipecat pada akhir musim. Manajemen PSG lagi-lagi mengambil langkah semacam itu karena tidak puas dengan kinerja sang pelatih di Liga Champions Eropa. Galtier hanya bisa membawa PSG mencapai babak 16 besar di UCL 2022/2023.

Selain keempat nama di atas, ada dua pelatih lain yang juga gagal membawa PSG menjuarai Ligue 1 secara beruntun. Mereka adalah Gerard Houllier dan Artur Jorge. Namun, keduanya tidak bekerja pada era Qatar Sports Investments. Houllier menjadi orang yang mempersembahkan trofi Ligue 1 pertama untuk PSG pada 1985/1986. Jorge memberikan gelar juara Ligue 1 kedua pada 1993/1994.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gagah N. Putra
EditorGagah N. Putra
Follow Us