7 Klub Serie A yang Mengganti Pelatih pada 2024/2025

Beberapa klub Serie A Italia memutuskan mengganti pelatihnya pada 2024/2025. Hal tersebut tidak lepas dari performa buruk tim usai menelan hasil-hasil negatif. Selain itu, faktor lainnya yang menjadi pertimbangan memecat pelatih, seperti masalah internal, ketidakcocokan dengan para pemain, serta kurangnya kesabaran jajaran manajemen.
Sebagian klub bahkan dua kali memecat pelatihnya dalam 1 musim. Berikut tujuh klub Serie A yang mengganti pelatih pada 2024/2025.
1. AS Roma memecat dua pelatih berbeda pada 2024/2025
AS Roma mengawali 2024/2025 bersama Daniele De Rossi sebagai pelatih kepala. Namun, ia gagal meraih kemenangan dalam empat pekan pertama Serie A. De Rossi mencatat rekor 3 seri dan 1 kekalahan dari 4 pertandingan tersebut. Ia akhirnya dipecat pada 18 September 2024.
Posisi De Rossi digantikan Ivan Juric pada hari yang sama. Namun, AS Roma malah tampil lebih buruk di bawah asuhan pria asal Kroasia itu. I Giallorossi menorehkan rekor 4 kemenangan, 3 seri, dan 5 kekalahan dalam 12 pertandingan di semua kompetisi. Juric diberhentikan dari posisinya pada 10 November 2024. AS Roma kemudian menunjuk Claudio Ranieri sebagai pelatih baru pada 14 November 2024.
2. Lecce memecat Luca Gotti dan menggantikannya dengan Marco Giampaolo
Lecce mengawali Serie A 2024/2025 dengan dilatih Luca Gotti. Sayangnya, performa Lecce begitu buruk dengan hanya meraih 3 kemenangan dan menelan 8 kekalahan serta 3 seri dalam 14 pertandingan di semua kompetisi. Alhasil, Gotti dipecat pada 9 November 2024.
Lecce kemudian menunjuk pelatih berpengalaman, Marco Giampaolo, pada 11 November 2024. Akan tetapi, performa Lecce tidak begitu membaik dengan rekor 4 kemenangan, 4 seri, dan 9 kekalahan dalam 17 laga per Maret 2025. Lecce kini berada di peringkat ke-16 dengan jarak 3 poin dari zona degradasi dalam klasemen sementara Serie A per pekan 29.
3. Genoa mengganti Alberto Gilardino dengan Patrick Vieira
Genoa memulai 2024/2025 dengan optimis usai meraih 2 kemenangan dari 3 laga kala mengalahkan Reggiana 1-0 di babak pertama Coppa Italia dan 1-0 atas AC Monza pada pekan kedua Serie A. Namun, Genoa tampil inkonsisten dari pekan ketiga hingga 12. Mereka meraih 3 kemenangan, 4 seri, dan 7 kekalahan dalam 14 laga di semua kompetisi.
Alhasil, manajemen Genoa memecat Alberto Gilardino dari posisinya sebagai pelatih kepala pada 18 September 2024. Patrick Vieira ditunjuk sebagai pengganti pada 20 November 2024. Performa Genoa sedikit membaik dengan meraih 6 kemenangan, 7 seri, dan 4 kekalahan dalam 17 laga di berbagai ajang per Maret 2025.
4. AC Monza mengganti pelatih dua kali pada 2024/2025
AC Monza menunjuk Alessandro Nesta pada Juli 2024. Namun, performa tim malah memburuk dengan hanya meraih 2 kemenangan dalam 17 pekan Serie A pada 2024/2025. Nesta dipecat pada 23 Desember 2024.
Salvatore Bocchetti ditunjuk sebagai pengganti pada hari yang sama. Akan tetapi, penampilan Monza tidak menunjukkan perubahan dengan catatan 1 kemenangan dan 6 kekalahan dalam 7 laga Serie A. Bochetti diberhentikan dari posisinya sebagai pelatih pada 10 Februari 2025. Uniknya, Monza kembali merekrut Nesta untuk mengisi posisi pelatih pada hari yang sama.
5. AC Milan meraih trofi juara usai memecat Paolo Fonseca
AC Milan merekrut Paolo Fonseca sebagai suksesor Stefano Pioli pada musim panas 2024. Sayangnya, keputusan tersebut keliru setelah I Rossoneri tampil inkonsisten dengan rekor 12 kemenangan, 6 seri dan kalah dalam 24 pertandingan di semua kompetisi. Selain itu, Fonseca dikabarkan berkonflik dengan sejumlah pemain kunci AC Milan, seperti Rafael Leao dan Theo Hernandez.
Manajemen AC Milan memutuskan memberhentikan Fonseca pada 30 Desember 2024. Sergio Conceicao didatangkan sebagai pengganti pada hari yang sama. Langkah ini terbukti tepat usai Conceicao mengantarkan AC Milan meraih gelar juara Supercoppa Italiana 2025.
6. Parma Calcio memberhentikan Fabio Pecchia dan menunjuk Cristian Chivu
Fabio Pecchia telah melatih Parma Calcio sejak musim panas 2022. Ia turut mengantarkan Parma promosi kembali ke Serie A pada 2024/2025. Akan tetapi, Pecchia mengukir rekor buruk kala Parma menelan 14 kekalahan, 8 seri, dan hanya meraih 4 kemenangan dalam 26 laga pada 2024/2025.
Ia akhirnya dipecat pada 17 Februari 2025. Parma kemudian menunjuk eks pemain AS Roma dan Inter Milan, Cristian Chivu, sehari setelah pemecatan Pecchia. Chivu sejauh ini belum menampilkan performa konsisten dengan catatan 1 kemenangan, 2 seri, dan 1 kekalahan dalam 4 laga pertamanya bersama Parma.
7. Juventus memecat Thiago Motta dan menunjuk eks pemainnya, Igor Tudor
Juventus mendatangkan Thiago Motta sebagai pelatih baru pada musim panas 2024. La Vecchia Signora terkesan dengan Motta yang berhasil mengantarkan Bologna lolos ke Liga Champions Eropa (UCL) 2024/2025 usai finis di peringkat kelima Serie A pada 2023/2024. Selain itu, sang pelatih memiliki filosofi sepak bola menyerang dengan pendekatan penguasaan bola.
Motta sebenarnya tidak memiliki catatan yang terlalu buruk bersama Juventus. Ia meraih 18 kemenangan, 16 seri, dan 8 kekalahan serta membawa Juventus berada di peringkat kelima Serie A per pekan 29. Akan tetapi, La Vecchia Signora tersingkir dari perempat final Coppa Italia dan playoff fase gugur UCL. Selain itu, Motta dikabarkan berkonflik dengan beberapa pemain. Alhasil, manajemen Juventus memecat Motta pada 23 Maret 2025.
Igor Tudor ditunjuk sebagai pengganti pada hari yang sama. Ia pernah bekerja sebagai asisten Andrea Pirlo pada 2020/2021. Tudor terakhir melatih Lazio pada Maret--Juni 2024.
Dari ketujuh klub di atas, performa AS Roma, Genoa, dan AC Milan membaik setelah mengganti pelatihnya. Sementara itu, Lecce, Parma, dan Monza masih tampil inkonsisten. Bagaimana dengan Juventus? Menarik melihat sepak terjang Igor Tudor sebagai pelatih baru Juventus pada Maret 2025.