Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

FC Krasnodar, Klub Sepak Bola Paling Independen di Rusia Saat Ini

pemain FC Krasnodar (instagram.com/fckrasnodar)

Setelah 5 tahun mendominasi Russian Premier League (RPL), Zenit St Petersburg mulai punya rival sepadan. Pada 2023/2024, FC Krasnodar hampir saja merebut takhta Zenit. Sayang, mereka tertinggal satu poin dari juara Rusia itu. Kini, pada paruh musim 2024/2025, Krasnodar mulai jadi ancaman berat untuk hegemoni Zenit dengan beberapa kali merebut posisi puncak klasemen sementara.

FC Krasnodar ternyata bukan sembarang klub. Mereka beberapa kali mewakili Rusia di kompetisi Eropa sebelum sanksi FIFA 2022. Mereka juga dikenal sebagai salah satu klub sepak bola dengan stadion termegah dan terunik di dunia.

Siapa sebenarnya tokoh-tokoh penting di balik klub berlogo hijau gelap itu? Benarkah mereka salah satu dari sedikit klub Rusia yang tidak dikuasai oligarki? Berikut sekilas profil FC Krasnodar.

1. Didirikan pada 2008 oleh seorang pengusaha self-made bernama Sergey Galitsky

pemain FC Krasnodar (instagram.com/fckrasnodar)

FC Krasnodar adalah sebuah klub baru. Mereka bukan Kuban Krasnodar yang lebih dahulu dikenal sebagai ikon kota yang berada di Selatan Rusia tersebut. Mereka baru berdiri pada 2008 sebagai buah ide dari seorang pebisnis bernama Sergey Galitsky. Sebelum punya klub sepak bola, Galitsky dikenal sebagai pendiri dari salah satu jaringan supermarket terbesar di Rusia, Magnit.

Menariknya, Galitsky sebenarnya seorang pria keturunan Armenia dengan nama asli Sergey Arutyunian. Ia mengadopsi nama belakang istrinya yang beretnik Rusia. Latar belakangnya mirip dengan pemilik FC Rostov sejak 2017, Artashes Arutyunyants, yang juga keturunan Armenia. Bedanya, Artashes Arutyunyants berkiprah di politik. Ia tercatat pernah jadi anggota United Russia, parpol yang menaungi Vladimir Putin.

Klub sepak bola Rusia amat identik dengan oligarki macam Arutyunyants (FC Rostov), Alexander Medvedev (Zenit), dan Suleiman Kerimov (FC Anzhi Makhachkala) yang membuat Galitsky tampak spesial. Tidak seperti rekan-rekan sejawatnya itu, ia dikenal sebagai pebisnis murni dan self-made (memulai dari bawah tanpa bantuan orang dalam). Galitsky bahkan disebut memulai bisnisnya dari sebuah toko kelontong. Fakta inilah yang membuat Krasnodar jadi satu dari sedikit klub Rusia yang relatif independen dari pemerintah.

2. Berhasil menembus kompetisi Eropa hanya 6 tahun setelah berdiri

suporter FC Krasnodar (instagram.com/fckrasnodar)

Keputusannya membuat klub sepak bola benar-benar dimotivasi kecintaannya pada olahraga itu. Ia bak Roman Abramovich untuk penggemar Chelsea di Krasnodar. Dengan uang pribadinya, ia membangun sebuah klub yang fasilitas dan sistemnya tergolong terbaik di Rusia. Tak pelak, dalam waktu singkat, mereka berhasil promosi ke liga utama Rusia (RPL). Keberuntungan dan kesempatan adalah faktor tambahan yang memungkinkan itu terjadi. Sebab, pada saat yang sama, beberapa klub yang seharusnya bisa promosi ke RPL terkendala masalah dana.

Diuntungkan oleh kondisi finansial yang memadai, FC Krasnodar pun debut di RPL pada 2011/2012 dan belum pernah terelegasi sejak itu. Pada 2013/2014, mereka finis di posisi lima klasemen akhir RPL dan berhak berpartisipasi di UEFA Europa League (UEL) 2014/2015. Itu adalah momen pertama mereka dan hanya 6 tahun setelah berdiri.

Sejak itu pula, mereka tak pernah meninggalkan posisi lima besar RPL, kecuali pada 2020/2021 dan 2022/2023. Itu yang menjelaskan bagaimana mereka jadi salah satu perwakilan rutin Rusia di kompetisi Eropa sepanjang 2010-an. Partisipasi terakhir mereka di kompetisi Eropa adalah fase grup UEFA Champions League 2020/2021.

3. Klub dengan sistem akademi terbaik di Rusia

Eduard Spertsyan (paling kanan-depan), jebolan akademi sekaligus pemain kunci tim utama FC Krasnodar. (instagram.com/fckrasnodar)

Hal menarik lain dari FC Krasnodar adalah akademinya yang disebut salah satu yang terbaik di Rusia, baik dari segi infrastruktur maupun manajemen. Krasnodar terkenal berhasil melahirkan bintang-bintang muda terbaik Rusia. Beberapa di antaranya, Daniil Fomin yang kini jadi pemain kunci Dynamo Moskow, Matvey Safonov yang pada musim panas 2024 pindah ke Paris Saint-Germain, dan Eduard Spertsyan yang sempat ditaksir beberapa klub elite Eropa.

Saat Rusia disanksi FIFA terkait invasinya ke Ukraina pada 2022, FC Krasnodar adalah tim yang paling terdampak. Hampir semua pemain asing mereka hengkang dan klub terpaksa menurunkan pemain-pemain muda yang bahkan belum lulus akademi. Pada 2022/2023, mereka pun terpental dari posisi lima besar. Namun, dalam waktu singkat, FC Krasnodar kembali ke performa asli mereka, bahkan dalam 2 musim terakhir jadi rival sengit Zenit.

Itu cukup untuk membuktikan resiliensi dan superioritas kualitas akademi sepak bola mereka. FC Krasnodar pula satu dari sedikit klub Rusia yang tak ragu menggunakan jasa pemain jebolan akademi mereka setelah lulus. Berbeda dengan Zenit yang lebih sering melepas alumninya dan merekrut mereka kembali setelah matang.

Poin menarik lain adalah fakta bahwa Galitsky jarang menunjuk pelatih asing untuk menangani timnya. Murad Musaev adalah sosok terlama yang menduduki kursi kepala pelatih di klub tersebut. Ia sempat hengkang selama 3 tahun sebelum akhirnya ditunjuk lagi pada Maret 2024. Bersama Musaev, FC Krasnodar belum terkalahkan sampai pekan ke-15 RPL 2024/2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Ayu Silawati
EditorDwi Ayu Silawati
Follow Us