Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Memahami Arti Tangis Kiper Persebaya, Andhika Ramadhani

Andhika Ramadhani, pemain Persebaya. (ligaindonesiabaru.com)

Jakarta, IDN Times - Tidak lama setelah wasit meniup peluit pertanda usainya laga Persija Jakarta lawan Persebaya Surabaya, Selasa (26/10/2021) malam, Andhika Ramadhani langsung tertunduk dan bersujud di depan gawang. Rupanya, kiper Persebaya itu sedang menangis.

Rasa haru Andhika ini bisa dipahami. Persebaya mampu bertahan dari gempuran spartan Persija sepanjang laga. Andhika punya andil besar dalam menahan gempuran itu dengan mencatatkan enam penyelamatan. Performanya jadi salah satu faktor kunci di balik kemenangan Persebaya.

Akan tetapi, rupanya tangis Andhika ini lebih dari sekadar itu. Ada semacam rasa syukur, karena setelah berjuang sedemikian rupa, dia mampu tampil membela Persebaya di Liga 1. Plusnya, dia sukses membawa Persebaya menang.

1. Profil singkat Andhika Ramadhani

Ilustrasi. Persebaya gelar latihan (Dok. Persebaya)

Andhika merupakan salah satu pemain binaan asli Persebaya. Ia merupakan jebolan salah satu klub internal Persebaya, El Faza. Ia kemudian masuk jadi bagian dari skuat Persebaya U-20 yang sukses meraih gelar juara di ajang Liga 1 U-20 musim lalu.

Pada September 2020 silam, Andhika diorbitkan oleh pelatih Persebaya, Aji Santoso, ke tim senior. Total, sepanjang musim 2021/22 ini, Andhika sudah bermain sebanyak empat kali buat Persebaya. Debutnya di Liga 1 2021/22 ini ditorehkan saat Persebaya bersua PSIS Semarang, 3 Oktober lalu.

2. Andhika membantu ibu menjaga warung kopi

Andhika Ramadhani, pemain Persebaya. (Website/persebaya.id)

Di tengah kesehariannya sebagai pemain, Andhika kerap membantu sang ibu. Sedari kecil, dia sudah ditinggalkan oleh sang ayah. Alhasil, dia hanya hidup bersama sang ibu. Dia juga belajar membagi waktu antara menemani sang ibu sekaligus menekuni karier sebagai pesepak bola.

Setiap hari, Andhika membantu sang ibu menjaga warung kopi. Di sela-sela rutinitas latihannya, dia selalu menyempatkan untuk menemani sang ibu di warung kopi. 

"Saya sudah bantu ibu di warung sejak kecil. Waktu SD sih cuma bantu sedikit, nah pas sudah SMP sudah berani jaga warung sendiri," kata Andhika, dilansir situs resmi klub.

"Alhamdulillah rutinitas ini tidak pernah mengganggu impian saya. Bahkan membuat saya lebih semangat dan disiplin, jadi tau jam. Kapan harus bantu orang tua, kapan harus serius mengejar karier," sambungnya.

3. Andhika tidak meminta upah jaga warung kopi

Andhika Ramadhani, pemain Persebaya. (Website/persebaya.id)

Meski rutin ikut menjaga warung kopi bersama sang ibu, ternyata Andhika tidak pernah meminta upah sepeser pun atas pekerjaannya tersebut. Dia murni ingin membantu orang tuanya.

Agar bisa mendapatkan uang, ia kadang mencari kerja ke tempat lain, termasuk membantu sang kakak. Nantinya, uang hasil kerja ini dia pakai untuk membeli perlengkapan main bola, seperti sepatu, sarung tangan, dan lain sebagainya.

Andhika juga memilih untuk tidak tinggal di apartemen. Dia lebih memilih untuk tinggal bersama sang ibu di Tanjung Perak, kendati jarak dari kediamannya ke tempat latihan jauh. Dia tidak ingin ibunya sendirian tinggal di rumah.

"Saya juga gak berani tinggal di apartemen. Karena gak tega ibu di rumah sendiri, sudah sepuh soalnya," ujar Andhika.

4. Andhika sukses membuat ibu bangga

Banyaknya gol ke gawang kiper muda Persebaya ini membuat pelatih kiper, Benyamin Van Breukelen pasang badan. Menurutnya, gol yang bersarang ke gawamg Persebaya bukan hanya kesalahan penjaga gawang, namun tim secara keseluruhan. "Gol yang terjadi tidak ada yang mutlak kesalahan penjaga gawang. Apalagi dari tujuh gol, dua diantaranya penalti," tegas Benny di website resmi Persebaya.

Andhika mengaku, dia ingin membuat ibunya bangga dengan bermain untuk tim Persebaya senior. Kini, impiannya itu sudah terlaksana. Andhika sudah dapat kesempatan main di tim senior, bahkan membawa Persebaya menang.

"Selain jaga warung pastinya ibu ingin saya berhasil. Kalau bisa main bagus di tim senior Persebaya Insya Allah bisa bikin ibu bangga," tutur Andhika.

Melihat motivasinya ini, tak heran Andhika terkapar menangis saat Persebaya menundukkan Persija. Ketika pemain lain membayangkan kemenangan, benak Andhika mungkin menggambarkan sesuatu yang berbeda, yaitu wajah sang ibu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Sandy Firdaus
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us