Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

KPU Upgrade Aplikasi Sirekap dengan Arithmetic Guard

Petugas TPS 044 Tebet Timur menghitung surat suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu Indonesia 2024(commons.wikimedia.org/Faldi00)
Petugas TPS 044 Tebet Timur menghitung surat suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu Indonesia 2024(commons.wikimedia.org/Faldi00)
Intinya sih...
  • Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU diperbarui dengan fitur arithmetic guard untuk Pilkada Serentak 2024.
  • Arithmetic guard berfungsi memverifikasi input angka petugas KPPS, memberikan peringatan jika terjadi kesalahan, mencegah kesalahan manual, dan meningkatkan transparansi proses rekapitulasi.
  • KPU juga melakukan perbaikan desain formulir C1 dalam format PDF untuk publikasi hasil rekapitulasi yang lebih mudah diakses dan verifikasi oleh masyarakat dan pemantau independen.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam rangka menyambut Pilkada Serentak 2024, KPU RI kembali menggunakan aplikasi Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) sebagai alat bantu dalam penghitungan suara di setiap TPS. Berbeda dengan penggunaan saat Pemilu Presiden 2024, Sirekap kini hadir dengan sejumlah peningkatan fitur. Salah satu fitur unggulannya adalah arithmetic guard.

Komisioner KPU RI, Betty Epsilon Idroos, menjelaskan bahwa arithmetic guard ini berfungsi mengontrol secara otomatis hasil input angka yang dimasukkan oleh petugas KPPS. Jika terjadi kesalahan dalam input angka, sistem akan memberikan peringatan berupa tanda warna merah dan kuning. Berikut berbagai hal menarik tentang fitur arithmetic guard dan sejumlah perbaikan fitur yang akan diusung di aplikasi Sirekap dan diterapkan dalam Pilkada Serentak 2024!

1. Penerapan fitur Arithmetic Guard ditujukan untuk meningkatkan akurasi data hasil perhitungan suara

antarmuka situs SIREKAP KPU jika dibuka melalui website resmi (sirekap-web.kpu.go.id)
antarmuka situs SIREKAP KPU jika dibuka melalui website resmi (sirekap-web.kpu.go.id)

Salah satu fitur utama yang diperkenalkan dalam Sirekap untuk Pilkada Serentak 2024 adalah arithmetic guard. Fitur ini berfungsi sebagai "penjaga" otomatis yang memverifikasi input angka yang dimasukkan oleh petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Ketika terjadi kesalahan input data yang tidak sesuai aturan aritmatika, sistem akan memberi peringatan dengan warna merah dan kuning. Fitur ini membantu mencegah kesalahan dalam proses rekapitulasi. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan keakuratan data rekapitulasi dan meminimalkan potensi kesalahan manual yang mungkin terjadi.

Jadi, kalau hasil scan terbaca 1 1 bukan 2, maka sistem akan segera mendeteksi anomali ini dan memberikan notifikasi dalam bentuk peringatan warna merah atau kuning kepada petugas KPPS. Peringatan ini memudahkan petugas untuk segera mengoreksi data sebelum rekapitulasi dilanjutkan yang bakal membuat tiap kesalahan sederhana dapat diperbaiki langsung di tempat tanpa menunggu verifikasi tahap berikutnya. Adanya fitur arithmetic guard ini diharapkan proses penghitungan suara menjadi lebih transparan, akurat, dan terpercaya sekaligus mengurangi risiko kesalahan manual yang dapat memengaruhi hasil akhir rekapitulasi.

2. Perbaikan desain formulir untuk memudahkan pemrosesan data

Tangkapan layar Formulir C Hasil Final Total Suara Sah dan Tidak Sah untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di TPS 026 Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto (pemilu2024.kpu.go.id)
Tangkapan layar Formulir C Hasil Final Total Suara Sah dan Tidak Sah untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di TPS 026 Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto (pemilu2024.kpu.go.id)

Perbaikan juga mencakup desain yang lebih kompatibel dengan teknologi. KPU menjelaskan bahwa mereka telah menambahkan penanda pada kolom dan baris formulir serta menghilangkan elemen visual yang menyerupai komputer. Desain ini bertujuan untuk mempermudah proses Optical Character Recognition (OCR) dan Optical Mark Recognition (OMR) yang memungkinkan sistem mengenali angka dengan lebih akurat. Sirekap bisa mengolah data lebih cepat dan efisien untuk mempercepat integrasi data ke dalam sistem lewat perubahan tersebut. Komisioner KPU RI, Betty Epsilon Idroos, menjelaskan bahwa selain penanda (marker), arsitektur formulir telah diperbarui dengan penambahan beberapa elemen di bagian ujung-ujungnya. Ia menambahkan bahwa tampilan kotak-kotak angka yang menyerupai kalkulator kini telah dihilangkan sehingga OCR dan OMR lebih fokus pada karakter angka.

3. Peningkatan kualitas data dengan output dalam format PDF

Logo PDF (pixabay.com/Denys Vitali)
Logo PDF (pixabay.com/Denys Vitali)

KPU juga mengubah format tampilan hasil rekapitulasi menjadi formulir C1 dalam format PDF untuk publikasi. Langkah ini memastikan bahwa informasi rekapitulasi dapat diakses dengan lebih mudah dan terstandardisasi. Dengan format ini, data akan dipublikasikan tanpa penjumlahan berjenjang di tingkat kabupaten/kota sehingga hasil akhir di tingkat kecamatan dan pusat dapat diakses langsung dan lebih transparan bagi masyarakat.

Langkah ini juga memungkinkan masyarakat dan pemantau independen untuk memverifikasi hasil rekapitulasi dengan lebih cepat dan akurat. Menggunakan format PDF, data hasil rekapitulasi akan tersimpan dalam bentuk yang lebih stabil dan tidak mudah diubah untuk harapannya mengurangi risiko manipulasi atau kesalahan saat distribusi. Selain itu, penyajian data dalam bentuk gambar atau PDF memungkinkan visualisasi hasil yang lebih jelas guna memperkuat upaya KPU dalam menyediakan informasi yang transparan dan memudahkan proses pengecekan ulang oleh berbagai pihak terkait.

4. Penguatan infrastruktur teknologi untuk kelancaran sistem

Ilustrasi pilkada serentak. (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi pilkada serentak. (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk memastikan Sirekap dapat berjalan lancar selama Pilkada, KPU melakukan peningkatan bandwidth dan kemampuan komputasi sistem. Ini bertujuan agar sistem lebih andal dalam menangani traffic pengguna sekaligus mengurangi potensi lag atau gangguan. Hasil simulasi yang dilakukan di Depok dan Maros menunjukkan tingkat akurasi mencapai 99 persen. Hal ini menandakan peningkatan performa sistem yang signifikan.

Diharapkan, langkah ini membantu meningkatkan kepercayaan publik terhadap proses penghitungan suara yang lebih transparan dan akurat. Seperti diketahui, KPU RI akan mengadopsi kembali aplikasi Sirekap di Pilkada Serentak 2024. Komisioner KPU RI Idham Holik menjelaskan aplikasi Sirekap kali ini telah dipersiapkan lebih baik operasionalnya ketimbang saat pelaksanaan Pilpres dan Pileg 2024 lalu.

5. Evaluasi dan tindak lanjut berdasarkan pengalaman Pilpres dan Pileg 2024

Suasana pemilihan umum Tahun 2024 Di Desa Karang Tanjung, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (commons.wikimedia.org/SATELIT BM9)
Suasana pemilihan umum Tahun 2024 Di Desa Karang Tanjung, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah (commons.wikimedia.org/SATELIT BM9)

Perbaikan Sirekap ini semata-mata merupakan tindak lanjut evaluasi atas kekurangan yang teridentifikasi selama Pilpres dan Pileg 2024 lalu. Sebagai respons terhadap masukan Mahkamah Konstitusi, KPU berkomitmen untuk menghadirkan Sirekap yang lebih valid dan kredibel. Pengamat politik menyambut baik perubahan ini dan menganggapnya sebagai langkah positif dari KPU dalam memperkuat keakuratan hasil rekapitulasi. Harapannya, perbaikan ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemilu, menghindari kesalahan masa lalu, dan menjamin validitas data hasil pemilihan. Lewat pembaruan ini, Sirekap diharapkan berfungsi optimal dalam Pilkada 2024 sekaligus mendukung proses demokrasi yang lebih transparan dan akuntabel. Keberadaan fitur Arithmetic Guard pada Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) KPU yang diterapkan untuk Pilkada Serentak 2024 tentunya memberi angin segar demi terwujudnya kevalidan hasil penghitungan suara pada pemilihan kepala daerah di tingkat provinsi, kabupaten, hingga kota. Apalagi, semenjak mencuatnya isu aplikasi Sirekap yang sempat bermasalah dan menjadi biang keladi saat Pilpres dan Pileg pada Februari 2024 lalu.

Mengingat Pilkada Serentak 2024 dilaksanakan di 545 daerah pastinya perlu kehati-hatian dan kecermatan dalam proses penghitungan dan rekapitulasi suara agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil akhir. Keberadaan fitur Arithmetic Guard menjadi langkah preventif untuk meminimalkan kesalahan input data yang mungkin dilakukan oleh petugas KPPS sebagai ujung tombak perhitungan suara di masing-masing TPS. Sistem ini tidak hanya membantu memastikan bahwa tiap angka yang dimasukkan sudah sesuai, tetapi juga memberikan peringatan langsung jika terdapat kejanggalan bisa segera diperbaiki.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Reyvan Maulid
EditorReyvan Maulid
Follow Us