5 Hal yang Gak Boleh Dilakukan di Jalur Pendakian

Bagi sebagian orang, mendaki gunung jadi cara terbaik untuk menikmati keindahan alam sekaligus menantang adrenalin diri sendiri. Namun, dalam setiap langkah kamu di jalur pendakian, terdapat banyak tanggung jawab besar yang harus dipahami. Tidak semua hal bisa dilakukan sembarangan, karena kesalahan kecil bisa berdampak besar bagi alam.
Sebelum mendaki, penting untuk tahu hal-hal yang pantang dilakukan di jalur pendakian. Sebab, hal ini bukan hanya soal menjaga keselamatan, tapi juga menghormati alam dan juga pendaki lainnya. Berikut hal yang gak boleh dilakukan di jalur pendakian, ya!
1. Membuang sampah sembarangan

Satu hal paling dasar yang pantang dilakukan di jalur pendakian adalah membuang sampah. Alam merupakan rumah bagi berbagai makhluk hidup, dan membuang sampah sembarangan tidak hanya mencemari lingkungan, tapi juga mengganggu ekosistem.
Sampah plastik, misalnya, bisa bertahan selama ratusan tahun di alam dan mengancam kehidupan hewan liar. Bahkan, sampah organik, seperti sisa makanan, juga tidak boleh sembarangan dibuang, karena bisa mengubah keseimbangan alami ekosistem di gunung.
Kamu pasti sering mendengar slogan "bawa kembali sampahmu" ketika mendak dan itu bukan sekadar anjuran. Saat kamu membawa barang ke atas gunung, pastikan kamu juga membawa kembali semua sisa-sisanya, termasuk bungkus makanan dan botol minum.
Hal ini membantu menjaga keindahan dan kebersihan jalur pendakian agar tetap alami dan nyaman untuk dilalui oleh pendaki lainnya. Selain itu, perilaku yang bertanggung jawab ini juga mengurangi dampak negatif terhadap flora dan fauna setempat.
2. Keluar dari jalur resmi pendakian

Saat berada di jalur pendakian, ada alasan kuat kenapa jalur resmi itu dibuat dan dijaga. Jalur pendakian biasanya dirancang agar meminimalisir kerusakan lingkungan dan keluar dari jalur resmi bisa menyebabkan erosi tanah, kerusakan vegetasi, dan memperbesar risiko kecelakaan.
Selain itu, jalur-jalur tersebut telah dipilih karena dianggap sebagai rute paling aman bagi pendaki. Jika nekat keluar dari jalur resmi, kamu berpotensi tersesat atau masuk ke wilayah yang berbahaya.
Ketika mengikuti jalur resmi, kamu juga membantu menjaga lingkungan gunung tetap lestari. Tanaman di sekitar jalur pendakian biasanya sangat rentan terhadap kerusakan, terutama jika terinjak-injak.
Keluar dari jalur bisa merusak vegetasi yang mungkin butuh bertahun-tahun untuk pulih. Di sisi lain, tetap berada pada jalur yang tepat memastikan bahwa kamu dan pendaki lain bisa menikmati keindahan alam tanpa merusaknya.
3. Membuat api unggun di tempat yang tidak diizinkan

Api unggun memang bisa memberikan rasa hangat aat malam hari. Sayangnya, tidak semua tempat di gunung boleh menyalakan api unggun. Banyak sekali area pendakian yang melarang menyalakan api unggun untuk mencegah terjadinya kebakaran. Selain itu, membuat api unggun sembarangan juga bisa merusak tanah dan vegetasi di sekitarnya.
Jika kamu mendaki di area yang memperbolehkan untuk menyalakan api unggun, pastikan kamu mematuhi aturan yang berlaku. Biasanya, kamu hanya membuat api di tempat yang sudah disediakan atau memastikan api padam sebelum meninggalkan tempat.
Alternatif lain yang lebih ramah lingkungan adalah menggunakan kompor portabel untuk memasak atau sekadar membawa pakaian hangat untuk melawan dingin. Dengan cara ini, kamu tetap bisa menikmati malam di gunung tanpa harus merusak lingkungan sekitarnya.
4. Berteriak atau membuat kebisingan berlebihan

Gunung adalah tempat untuk mencari kedamaian dan ketenangan, baik bagi pendaki maupun makhluk hidup yang tinggal di sana. Berteriak atau membuat kebisingan berlebihan di jalur pendakian bisa mengganggu ketenangan alam dan hewan-hewan liar.
Tidak sedikit hewan yang merasa terancam dengan suara keras dan mereka bisa menjadi stres atau bahkan berpindah habitat karenanya. Selain itu, kebisingan juga mengganggu pendaki lain yang sedang menikmati ketenangan dan pemandangan.
Mendaki gunung sebaiknya menjadi momen untuk bersatu dengan alam, bukan mendominasi alam dengan kebisingan. Jika kamu bersama teman-teman, tetaplah berbicara dengan nada yang wajar dan hindari berteriak-teriak apalagi sambil lompat-lompat, terutama di area yang rawan longsor.
Suara keras dan hentakan berlebihan bisa memicu pergerakan tanah dan meningkatkan risiko kecelakaan. Menjaga ketenangan di jalur pendakian adalah bagian dari etika mendaki yang harus dipatuhi.
5. Merusak tumbuhan atau mengganggu satwa liar

Tumbuhan dan satwa liar merupakan bagian dari ekosistem yang ada di gunung yang harus dilindungi. Mengambil bunga, merusak pohon, atau mengganggu satwa liar adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab dan bisa merusak keseimbangan alam. Beberapa tumbuhan di gunung bahkan termasuk langka dan dilindungi, sehingga merusaknya bisa berdampak buruk bagi keberlangsungan spesies tersebut.
Gak hanya itu, satwa liar yang ada di gunung sering kali memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem di sana. Mengganggu mereka atau mengambil sesuatu dari habitatnya bisa menyebabkan gangguan pada ekosistem tersebut.
Ketika kamu mendaki, sebaiknya biarkan alam tetap seperti apa adanya. Cukup nikmati keindahannya tanpa harus membawa pulang bagian dari alam tersebut sebagai "suvenir."
Itu dia hal yang gak boleh dilakukan di jalur pendakian. Mendaki gunung merupakan aktivitas yang menyenangkan dan penuh tantangan, tapi juga memerlukan tanggung jawab besar bagi para pendaki. Dengan mematuhi aturan-aturan tersebut, kamu tidak hanya menjaga keselamatan diri sendiri, tapi juga berkontribusi dalam melestarikan alam agar bisa dinikmati oleh generasi mendatang.