Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Fan Belt, V-Belt, dan Drive Belt pada Mobil

mesin mobil
ilustrasi mesin mobil (pexels.com/Mike Bird)

Saat membahas komponen mobil, mungkin kamu pernah mendengar istilah fan belt, V-belt, dan drive belt. Ketiganya memang sama-sama berbentuk sabuk karet dan memiliki fungsi sebagai penghubung antar komponen mesin. Namun, jangan salah meskipun terlihat mirip, sebenarnya ketiganya memiliki perbedaan fungsi, bentuk, dan penggunaannya. Mengetahui perbedaan ini sangat penting biar kamu bisa lebih paham soal perawatan mobil kesayanganmu.

Secara umum, fan belt, V-belt, dan drive belt merupakan bagian dari sistem transmisi tenaga pada kendaraan. Fungsinya adalah mentransfer putaran dari mesin ke komponen lain, seperti kipas pendingin, alternator, pompa air, kompresor AC, hingga power steering. Tanpa sabuk ini, banyak sistem penting di mobil gak akan bekerja dengan baik. Nah, biar kamu gak bingung, berikut pembahasan detail mengenai perbedaan fan belt, V-belt, dan drive belt pada mobil yang perlu kamu ketahui.

1. Fan Belt

belt mobil
ilustrasi belt mobil (pexels.com/Mike Bird)

Fan belt adalah sabuk karet yang berfungsi untuk menggerakkan kipas radiator guna menjaga suhu mesin tetap stabil. Pada mobil-mobil lama, kipas pendingin tidak digerakkan oleh motor listrik, tapi oleh tenaga mesin yang disalurkan melalui fan belt. Jadi ketika mesin hidup, sabuk ini akan ikut memutar kipas untuk membantu proses pendinginan radiator.

Biasanya, fan belt memiliki bentuk seperti V-belt, yaitu dengan penampang berbentuk huruf V yang pas masuk ke alur puli. Dengan desain ini, sabuk mampu mencengkeram erat dan mentransfer tenaga secara efisien. Namun, seiring berkembangnya teknologi otomotif, fan belt mulai ditinggalkan karena fungsinya sudah diambil alih oleh motor listrik yang lebih hemat energi dan responsif.

Kalau kamu punya mobil keluaran lama, misalnya tahun 80-an atau 90-an awal, kemungkinan besar masih menggunakan fan belt untuk sistem pendinginnya. Namun, mobil-mobil keluaran terbaru sudah tidak lagi menggunakan fan belt khusus karena kipas radiator nya bekerja secara elektrik.

2. Drive Belt

ilustrasi belt mobil (pexels.com/Herbert Santos)
ilustrasi belt mobil (pexels.com/Herbert Santos)

Drive belt yang juga dikenal sebagai serpentine belt, merupakan pengembangan dari sistem sabuk penggerak konvensional. Sabuk ini berfungsi untuk mentransfer tenaga dari mesin ke berbagai komponen secara bersamaan, seperti alternator, pompa air, power steering, dan AC. Jadi, hanya dengan satu sabuk, semua komponen penting di mobil bisa digerakkan sekaligus.

Ciri khas drive belt adalah bentuknya yang pipih dan lebar dengan permukaan bergerigi atau lurus, tergantung desainnya. Sabuk ini melintasi banyak puli dalam jalur yang berkelok-kelok sehingga bisa menggerakkan banyak komponen tanpa perlu sabuk terpisah. Ini jelas membuat sistem lebih praktis, hemat ruang, dan mudah perawatannya.

Selain itu, drive belt dikenal lebih kokoh dan tahan lama dibanding sabuk lainnya. Banyak mobil modern sudah menggunakan drive belt karena efisien, lebih senyap saat bekerja, dan minim perawatan. Namun tetap saja, sabuk ini bisa aus atau longgar seiring waktu, jadi tetap perlu diperiksa secara berkala, ya.

3. V-Belt

belt mobil
belt mobil (astra-daihatsu.id)

V-belt adalah sabuk yang memiliki penampang berbentuk huruf V yang berfungsi mentransfer tenaga dari poros engkol ke komponen seperti alternator, kompresor AC, atau pompa power steering. Keunggulan bentuk V ini adalah mampu mencengkeram lebih kuat di dalam alur puli sehingga tidak mudah slip.

Pada mobil lama, V-belt biasanya digunakan secara terpisah untuk setiap komponen. Jadi satu sabuk untuk alternator, satu sabuk lagi untuk AC, dan satu lagi untuk pompa power steering. Kalau salah satu V-belt aus atau putus, hanya komponen terkait saja yang terganggu, bukan semuanya.

Namun, sistem ini mulai ditinggalkan karena kurang efisien dan lebih sulit dalam hal perawatan. Drive belt mulai menggantikan V-belt di banyak mobil modern karena lebih simpel dan minim gangguan. Meskipun begitu, masih banyak mobil lawas atau kendaraan niaga ringan yang masih menggunakan V-belt karena lebih mudah diganti dan murah dari segi biaya.

Ciri fan belt, V-belt, dan drive belt pada mobil perlu diganti

Sebelum sabuk penggerak benar-benar putus dan menimbulkan kerusakan yang lebih besar, penting untuk mengenali tanda-tanda kerusakannya sejak dini. Berikut ini beberapa ciri umumnya.

  • Permukaan retak atau pecah

Fan belt atau V-belt yang retak, baik pada permukaan halus maupun bergeriginya, menandakan karet sudah mulai getas dan tidak elastis lagi. Kondisi ini bisa menyebabkan sabuk gagal mentransfer tenaga secara optimal dan harus segera diganti.

  • Terasa rapuh, getas, atau kendur saat disentuh

Sabuk yang sudah kehilangan elastisitas biasanya terasa keras, getas, atau mudah melengkung saat ditekan. Hal ini menandakan usia pakainya sudah lewat dan performanya tidak lagi maksimal.

  • Permukaan tipis dan aus

Gesekan terus-menerus dengan pulley membuat permukaan sabuk jadi menipis dan geriginya aus. Jika dibiarkan, belt akan kehilangan daya cengkeram sehingga komponen yang digerakkan jadi tidak berfungsi dengan baik.

  • Muncul suara berdecit saat mesin dihidupkan

Suara decitan ini terjadi karena belt mengalami slip atau tidak mencengkeram pulley dengan sempurna. Biasanya terdengar saat mesin pertama dinyalakan atau setelah mobil lama tidak digunakan.

  • Tarikan mesin terasa berat, kasar, atau lambat

Sabuk yang aus atau hampir putus membuat komponen seperti alternator, pompa air, atau power steering tidak bekerja maksimal. Akibatnya, akselerasi terasa berat dan performa mesin menurun.

  • Belt terasa kendur atau longgar

Belt yang longgar tidak bisa menempel erat di pulley, membuat sistem penggerak tidak sinkron. Ini bisa memicu kerusakan komponen lain karena timing kerja mesin jadi terganggu.

  • Getaran berlebih atau bau terbakar

Belt yang hampir putus dapat menimbulkan getaran tidak wajar pada mesin. Jika sudah muncul bau karet terbakar, berarti belt sudah dalam kondisi sangat parah dan harus segera diganti.

  • Penggantian berkala disarankan

Meski belum menunjukkan tanda kerusakan, fan belt dan V-belt sebaiknya diganti setiap 20.000–40.000 km. Patokan ini bisa berbeda tergantung buku manual dan intensitas pemakaian mobil kamu.

Sekarang kamu udah tahu perbedaan fan belt, V-belt, dan drive belt, kan? Fan belt lebih identik dengan kipas radiator pada mobil lawas, V-belt digunakan untuk sistem penggerak terpisah, dan drive belt jadi solusi modern yang praktis dan tahan lama. Ketiganya punya peran penting dalam menunjang performa dan kenyamanan berkendara.

Kalau mobil kamu keluaran baru, kemungkinan besar sudah menggunakan drive belt. Namun kalau masih pakai fan belt atau V-belt, gak ada salahnya untuk lebih rajin mengecek kondisinya secara berkala. Ingat, sabuk ini memang kecil, tapi punya peran besar dalam menjaga mobil tetap berjalan dengan optimal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Zaki Narayan Satria
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us