2 Sosok Ini Berjasa Tumbuhkan Ekonomi Indonesia Pasca-Reformasi 1998

Jakarta, IDN Times - Ekonom senior, Rizal Ramli mengungkapkan dua sosok yang membuat perekonomian Indonesia bangkit setelah Reformasi 1998. Indonesia mengalami krisis moneter pada 1998, akibat kerusuhan dan juga serangkaian peristiwa berdarah di dalam negeri.
Adapun kedua sosok tersebut adalah Presiden ketiga dan keempat RI, BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
"Habibie berhasil menjadikan ekonomi dari minus 13 ke minus 3 persen. Gus Dur dari minus 3 ke 4 persen. Secara luas, Habibie dan Gus Dur membuat ekonomi meningkat dari minus 13 ke 4 persen," ucap Rizal dalam diskusi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia dengan tema "Refleksi 25 Tahun Reformasi dalam Perspektif Ekonomi dan Pemberantasan Korupsi," Selasa (16/5/2023).
1. Indonesia paling terdampak krisis moneter 1998

Menteri Keuangan dan Menko bidang Ekonomi Keuangan RI di era pemerintahan Presiden Abdurahman Wahid tersebut pun menerangkan, Indonesia jadi salah satu negara paling terdampak krisis moneter 1998. Hal tersebut ditunjukkan melalui anjloknya rata-rata pertumbuhan ekonomi domestik waktu itu.
"Indonesia menjadi negara yang terdampak paling dahsyat. Pertumbuhan ekonomi dari rata-rata 6,5 persen anjlok gara-gara saran IMF, menjadi minus 13 persen. Pengangguran bertambah 40 persen dan seterusnya," ucap Rizal.
2. Monopoli bisnis jadi biang kerok krisis ekonomi 1998

Dalam kesempatan yang sama, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal Basri menyatakan bahwa kegiatan monopoli bisnis yang dilakukan oleh sejumlah konglomerat semasa Orde Lama jadi salah satu faktor penyebab krisis ekonomi 1998.
Faisal menyebut banyak monopoli sejumlah kegiatan bisnis pada masa kepemimipinan Presiden Soeharto. Monopoli perdagangan terjadi beberapa komoditas seperti terigu, jeruk, hingga cengkeh.
"Di masa itu sebenarnya Pak Harto sadar konglomerasi ini menyebabkan konsentrasi aset hanya pada segelintir konglomerat itu," kata Faisal.
3. Bank-bank BUMN dikuras lewat praktik markup

Sejalan dengan monopoli bisnis tersebut, bank-bank yang termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikuras melalui praktik markup atau penggelembungan.
"Akhirnya, daya dukung ekonomi menghadapi deadweight loss atau rugi beban mati itu sudah tidak sanggup lagi ditanggung oleh perekonomian dan akhirnya kolaps," kata Faisal.