Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Negara Penghasil Batu Bara Terbesar Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Ilustrasi tambang batu bara. (IDN Times/Istimewa)
Ilustrasi tambang batu bara. (IDN Times/Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Batu bara masih menjadi salah satu sumber energi utama di dunia hingga saat ini, meskipun ada tren global yang berupaya beralih ke energi terbarukan dan ramah lingkungan. Energi dari batu bara banyak digunakan untuk pembangkit listrik, industri, dan berbagai sektor ekonomi lainnya. Oleh karena itu, negara-negara dengan cadangan dan produksi batu bara terbesar tetap memegang peranan penting dalam perekonomian dan pasokan energi global.

Produksi batu bara yang besar juga berpengaruh langsung pada stabilitas pasokan energi dan harga di pasar internasional. Negara-negara yang menjadi penghasil batu bara utama tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik mereka, tetapi juga memasok batu bara ke berbagai negara lain melalui ekspor. Hal ini membuat industri batu bara tetap menjadi sektor strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menimbulkan tantangan lingkungan yang kompleks.

Di tahun 2025, meskipun berbagai upaya pengurangan emisi karbon terus digalakkan, permintaan batu bara masih tinggi terutama di negara-negara dengan populasi besar dan tingkat industrialisasi yang pesat. Dalam konteks tersebut, lima negara berikut ini menempati posisi teratas sebagai penghasil batu bara terbesar di dunia, yaitu Tiongkok, India, Amerika Serikat, Australia, dan Indonesia. Masing-masing negara memiliki karakteristik produksi dan tantangan yang berbeda dalam mengelola sumber daya batu bara mereka.

1. Tiongkok

Tiongkok adalah konsumen batu bara teratas di dunia. Ilustrasi (unsplash.com/Dominik Vanyi)
Tiongkok adalah konsumen batu bara teratas di dunia. Ilustrasi (unsplash.com/Dominik Vanyi)

Tiongkok merupakan penghasil batu bara terbesar di dunia dengan produksi mencapai sekitar 4,6 miliar ton per tahun. Produksi batu bara di Tiongkok didukung oleh tambang-tambang besar yang tersebar di beberapa provinsi utama seperti Inner Mongolia, Shanxi, dan Shaanxi. Batu bara menjadi sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan listrik industri, rumah tangga, dan sektor transportasi di Tiongkok yang sangat besar. Pemerintah Tiongkok berupaya menyeimbangkan antara kebutuhan energi dengan program pengurangan emisi karbon dengan mengembangkan energi terbarukan, namun permintaan batu bara domestik tetap sangat tinggi karena laju pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi yang pesat.

Jumlah produksi yang sangat besar ini membuat Tiongkok menjadi tulang punggung pasar batu bara dunia. Bahkan, produksi batu bara Tiongkok setara dengan lebih dari separuh total produksi global. Hal ini berarti fluktuasi produksi atau kebijakan energi di Tiongkok dapat berdampak signifikan pada harga dan pasokan batu bara internasional. Selain itu, tantangan lingkungan seperti polusi udara dan degradasi lahan akibat aktivitas tambang batu bara di Tiongkok juga menjadi perhatian serius, sehingga pemerintah berusaha mengimplementasikan teknologi penambangan yang lebih bersih dan efisien.

2. India

Ilustrasi tongkang angkut batu bara. IDN Times/Mela Hapsari
Ilustrasi tongkang angkut batu bara. IDN Times/Mela Hapsari

India menempati posisi kedua sebagai penghasil batu bara terbesar di dunia dengan produksi sekitar 940 juta ton per tahun. Batu bara di India terutama digunakan sebagai bahan bakar utama di sektor pembangkit listrik tenaga uap, yang menjadi sumber utama listrik bagi negara dengan populasi terbesar kedua di dunia ini. Tambang-tambang batu bara India banyak tersebar di wilayah Jharkhand, Chhattisgarh, Odisha, dan West Bengal. Pemerintah India terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi batu bara melalui pembangunan tambang baru dan peningkatan teknologi pengolahan untuk mengurangi ketergantungan pada impor batu bara.

Produksi batu bara di India juga menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memenuhi kebutuhan energi yang meningkat akibat urbanisasi dan industrialisasi yang cepat. Meski India mulai mengembangkan energi terbarukan, batu bara tetap menjadi tulang punggung penyedia energi nasional. Produksi yang besar ini sekaligus menghadirkan tantangan dalam hal pengelolaan lingkungan, terutama dampak terhadap kualitas udara dan ekosistem sekitar tambang. Pemerintah dan perusahaan pertambangan berupaya menerapkan praktik penambangan yang lebih berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif tersebut.

3. Amerika Serikat (AS)

Ilustrasi industri batu bara. (Pixabay.com/stafichukanatoly)
Ilustrasi industri batu bara. (Pixabay.com/stafichukanatoly)

Amerika Serikat merupakan produsen batu bara terbesar ketiga di dunia dengan produksi mencapai sekitar 540 juta ton per tahun. Meskipun produksi batu bara di AS menurun selama beberapa tahun terakhir akibat pergeseran ke energi yang lebih bersih seperti gas alam dan energi terbarukan, batu bara masih menjadi bagian penting dari bauran energi nasional, terutama di beberapa negara bagian seperti Wyoming, West Virginia, dan Kentucky. Tambang batu bara di AS terdiri dari tambang terbuka dan tambang bawah tanah yang menggunakan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan kerja.

Penurunan produksi batu bara di AS juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang semakin mendukung pengurangan emisi karbon dan pengembangan energi hijau. Namun, batu bara AS yang berkualitas tinggi masih banyak diekspor ke negara lain sebagai komoditas energi penting. Selain itu, industri batu bara AS tetap menjadi sumber pekerjaan dan pendapatan bagi komunitas lokal di wilayah tambang. Pemerintah dan perusahaan terus berinovasi dalam teknologi penambangan yang ramah lingkungan dan berusaha meminimalkan dampak sosial serta ekologis dari kegiatan tambang.

4. Australia

Ilustrasi tongkang mengangkut batu bara (IDN Times/Yuda Almerio)
Ilustrasi tongkang mengangkut batu bara (IDN Times/Yuda Almerio)

Australia berada di posisi keempat sebagai penghasil batu bara terbesar di dunia dengan produksi sekitar 460 juta ton per tahun. Tambang batu bara di Australia sebagian besar berlokasi di Queensland dan New South Wales. Batu bara Australia sebagian besar diekspor ke negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan China yang memiliki permintaan energi tinggi. Industri batu bara Australia sangat maju dengan penggunaan teknologi penambangan modern dan fasilitas pelabuhan yang memudahkan ekspor secara efisien.

Produksi batu bara di Australia memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional karena ekspor batu bara menjadi salah satu sumber devisa utama negara tersebut. Meskipun ada tekanan global untuk mengurangi penggunaan batu bara demi lingkungan, sektor ini tetap bertahan karena permintaan pasar luar negeri yang kuat. Australia juga berupaya menerapkan regulasi ketat terkait keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan di area tambang. Selain itu, pemerintah dan perusahaan tambang melakukan program tanggung jawab sosial untuk membantu masyarakat lokal dan meminimalkan dampak sosial dari aktivitas pertambangan.

5. Indonesia

Ilustrasi pertambangan (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Ilustrasi pertambangan (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Indonesia menempati posisi kelima penghasil batu bara terbesar di dunia dengan produksi mencapai sekitar 690 juta ton per tahun. Batu bara Indonesia sebagian besar diekspor, terutama ke negara-negara Asia seperti China dan India, yang merupakan pasar utama bagi produk tambang Indonesia. Provinsi-provinsi utama penghasil batu bara antara lain Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatra Selatan. Pemerintah Indonesia terus mendorong peningkatan produksi dan ekspor batu bara sebagai salah satu sumber devisa negara yang sangat penting.

Produksi batu bara yang besar di Indonesia juga memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, khususnya di daerah-daerah penghasil batu bara. Namun, aktivitas penambangan batu bara juga menimbulkan tantangan lingkungan seperti deforestasi, pencemaran air, dan polusi udara yang perlu mendapat perhatian serius. Oleh sebab itu, upaya penerapan praktik pertambangan yang lebih ramah lingkungan dan pengawasan yang ketat dilakukan oleh pemerintah dan pelaku industri untuk menjaga keseimbangan antara keuntungan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Septi Riyani Maulida
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us