Abu Pembakaran Batu Bara PLTU PLN Bakal Diolah Napi Nusakambangan

- PLN dan Kementerian IMIPAS bekerja sama olah FABA menjadi bahan bangunan dan pupuk untuk pemberdayaan narapidana Lapas Nusakambangan.
- Warga binaan dilatih mengolah FABA menjadi bahan konstruksi seperti batako, paving block, dan genteng untuk pembangunan Balai Latihan Kerja.
- Pemanfaatan FABA diharapkan mendukung ekonomi kerakyatan, memberikan keterampilan berguna bagi warga binaan, serta menciptakan multiplier effect positif.
Jakarta, IDN Times - Abu sisa pembakaran batu bara (fly ash and bottom ash/FABA) dari PLTU Adipala akan dimanfaatkan untuk pemberdayaan narapidana Lapas Nusakambangan melalui program Nusakambangan Berdaya.
PT PLN (Persero) melalui subholding-nya, PLN Indonesia Power (PLN IP), bekerja sama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS) dalam pengolahan FABA menjadi material bangunan dan pupuk.
Program tersebut sejalan dengan konsep Environmental, Social & Governance (ESG) serta ekonomi sirkular. Selain menciptakan produk bernilai, warga binaan akan dilatih mengolah FABA menjadi bahan bangunan.
"Kami sangat senang mendapat dukungan dari PLN untuk pengembangan pemberdayaan warga yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan ini. Dengan memanfaatkan Faba menjadi barang bernilai, kami berharap dengan adanya kerjasama ini dapat membangun sisi kemandirian ekonomi bagi warga binaan," kata Agus dalam keterangannya, Senin (10/2/2025).
1. Abu sisa pembakaran batu bara dijadikan batako hingga genteng

Warga binaan Lapas Nusakambangan akan mendapatkan pelatihan mengolah FABA menjadi bahan konstruksi seperti batako, paving block, dan genteng. Pada tahap awal, hasil olahan tersebut akan digunakan untuk membangun Balai Latihan Kerja (BLK) bagi mereka.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menegaskan PLN tidak hanya berperan sebagai penyedia energi, tetapi juga berkomitmen mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat, termasuk di lingkungan Lapas.
"Kami ingin memastikan bahwa pembangkit PLN tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," ujarnya.
Menurut Darmawan, FABA merupakan sisa pembakaran batu bara dengan nilai ekonomis tinggi dan kualitas baik. Ke depan, produk olahan FABA dari warga binaan diharapkan menjadi komoditas berkualitas yang mendukung ekonomi sirkular dengan harga lebih terjangkau.
"Lebih dari itu, kami ingin memastikan bahwa pelatihan ini memberikan manfaat nyata sehingga setelah selesai menjalani masa pembinaan, warga binaan Lapas dapat memiliki keterampilan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraannya," tambahnya.
2. Diyakini bermanfaat buat ekonomi sekaligus lingkungan

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, mengungkapkan bahwa PLTU Adipala dengan kapasitas terpasang 660 MW mengonsumsi 2 juta ton batu bara sepanjang 2024, menghasilkan 78.282 ton fly ash and bottom ash (FABA).
"Faba yang dihasil pembakaran PLTU Adipala ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai macam produk," ujar dia.
Pemanfaatan FABA oleh narapidana Lapas Nusakambangan diharapkan mendukung ekonomi kerakyatan serta membekali mereka dengan keterampilan yang berguna setelah kembali ke masyarakat.
"Pemanfaatan FABA ini dapat menciptakan multiplier effect baik dari sisi lingkungan, pembangunan hingga perekonomian," paparnya.
3. Bahan bangunan dari abu pembakaran batu bara dinilai lebih kuat

Senior Manager PLN IP UBP PLTU Adipala, I Wayan Arimbawa menjelaskan bahan bangunan berbahan dasar fly ash and bottom ash memiliki kekuatan lebih baik dibandingkan material konvensional.
Proses pemanfaatan FABA terdiri dari beberapa tahap, dimulai dengan persiapan material, pencampuran dengan semen menggunakan mesin mixer, pencetakan, dan pengeringan selama 14 hari untuk memastikan kualitas optimal.
Dia menambahkan, mesin cetak paving dirancang dengan mekanisme sederhana, mudah dibuat, dan dapat menghasilkan berbagai model paving serta batako.
"Paving adalah pemanfataan FABA yang paling diminati oleh masyarakat dan merupakan produk yang ekonomis serta menguntungkan," tambah Wayan.