Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adhi Karya Catat Laba Rp252 M di 2024, Pendapatan Merosot

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Entus Asnawi Mukhson. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - PT Adhi Karya mencatat peningkatan laba bersih sebesar 17,98 persen meskipun pendapatan dan EBITDA mengalami penurunan. Laba bersih perusahaan mencapai Rp252 miliar pada 2024.

Direktur Utama PT Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson mengatakan, laba bersih perusahaan bertumbuh dari Rp56 miliar pada 2021 menjadi Rp81 miliar pada 2022, kemudian melonjak signifikan menjadi Rp214 miliar pada 2023.

"Dan 2024 kebetulan dua hari yang lalu kita baru saja selesai audited-nya sebesar Rp225 triliun," kata dia dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Kenaikan laba badan usaha milik negara (BUMN) sektor jasa konstruksi itu terutama didorong oleh pertumbuhan laba dari proyek Joint Operation (JO) yang meningkat 89 persen secara tahunan.

1. Pendapatan dan EBITDA merosot di 2024

Pekerja konstruksi di Proyek Stasiun LRT Jabodebek. (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Meski laba melesat, Adhi Karya mengalami penurunan pendapatan sebesar 33,48 persen secara tahunan pada 2024.

Pada 2021, pendapatan Adhi Karya tercatat sebesar Rp16 triliun, naik menjadi Rp17,6 triliun pada 2022, dan mencapai puncaknya di Rp26,6 triliun pada 2023. Namun, pada 2024, angkanya turun menjadi Rp25 triliun.

Sejalan dengan penurunan pendapatan, EBITDA perusahaan juga terkoreksi 13,40 persen. Setelah tumbuh dari Rp1,51 triliun pada 2021 menjadi Rp1,82 triliun pada 2023, EBITDA mengalami penurunan signifikan ke Rp1,57 triliun pada 2024.

Penurunan itu terutama disebabkan oleh turunnya sales sebesar 33 persen dan meningkatnya biaya usaha hingga 19 persen.

2. Aset Adhi Karya menyusut di 2024

Ilustrasi dokumen persyaratan mutasi motor (pexels.com/Anete Lusina)

Adhi Karya mencatat penurunan aset sebesar 13,46 persen secara tahunan pada 2024, setelah sebelumnya mengalami kenaikan dari Rp39,9 triliun pada 2021 menjadi Rp40,5 triliun pada 2022 dan Rp40,4 triliun pada 2023.

"Nah kemudian di 2024 ini turun ke Rp35 triliun, karena memang ada penyelesaian pembayaran untuk pekerjaan-pekerjaan yang sumber dananya dari perbankan maupun pembayaran-pembayaran ke supplier dan sub-kon," sebutnya.

Liabilitas atau utang perusahaan juga mengalami penurunan 18,95 persen, dari Rp34,2 triliun pada 2021 menjadi Rp31,3 triliun pada 2022, lalu turun lebih lanjut ke Rp25,4 triliun pada 2024. Penurunan dipengaruhi oleh pembayaran obligasi sebesar Rp947 miliar serta pelunasan utang usaha.

"Sementara dari sisi ekuitasnya, dari ekuitasnya ada kenaikan dari 2021 itu Rp5,7 triliun, kemudian 2024-nya Rp9,7 triliun," paparnya.

3. Arus kas mengalami perbaikan

kuliahdimana.id

Adhi Karya mencatat perbaikan pada arus kas operasi, yang meningkat 100 persen secara tahunan. Setelah tumbuh dari Rp1,4 triliun pada 2021 menjadi Rp1,5 triliun pada 2022, arus kas operasi sempat merosot tajam ke Rp0,1 triliun pada 2023.

Namun, pada 2024, perusahaan berhasil memulihkan kinerjanya dengan mencatatkan arus kas operasi sebesar Rp1,4 triliun, yang terutama berasal dari penerimaan termin proyek LRT.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us