Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Airlangga Optimistis Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen seperti Era Soeharto

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan paparan pada sesi 2 rapat koordinasi pemerintah pusat dan daerah yang diselenggarakan Kemendagri di SICC Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024). (Tangkapan layar Channel Youtube Kemendagri).
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat memberikan paparan pada sesi 2 rapat koordinasi pemerintah pusat dan daerah yang diselenggarakan Kemendagri di SICC Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024). (Tangkapan layar Channel Youtube Kemendagri).
Intinya sih...
  • Airlangga Hartarto optimistis target pertumbuhan ekonomi 8% Presiden Prabowo Subianto bisa tercapai, mengacu pada pertumbuhan 8,2% di era Presiden Soeharto.
  • Pertumbuhan ekonomi didorong oleh sektor manufaktur, tekstil, otomotif, konstruksi, investasi hingga 14,6%, konsumsi rumah tangga, dan ekspor CPO, tekstil, serta migas.
  • Era reformasi Indonesia hanya mampu tumbuh rata-rata 5%, namun pada era Jokowi pernah mencapai 7,2%. Untuk mencapai target 8%, harus menjaga konsumsi dan investasi serta mengembangkan ekonomi baru.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bogor, IDN Times - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen akan bisa dicapai karena pada era Presiden Soeharto pernah mencapai 8,2 persen. 

"Apakah mungkin kita mencapai 8 persen Saya ingin menjelaskan bahwa kalau kita lihat timeline ekonomi Indonesia kita pernah mencapai 8 persen jadi pada saat, pada waktu itu masih di pemerintahan bapak Presiden Soeharto kita tumbuh 8,2 persen," kata Airlangga saat memberi paparan pada sesi 2 rapat koordinasi pemerintah pusat dan daerah yang diselenggarakan Kemendagri di SICC Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/11/2024). 

Airlangga memaparkan, pertumbuhan ekonomi itu didorong oleh sektor utama yaitu sektor manufaktur, industri tekstil, otomotif, konstruksi dan juga investasi yang tumbuh tinggi sampai dengan 14,6 persen. Selain itu, konsumsi rumah tangga dan juga ekspor. Ekpornya adalah CPO, tekstil dan menyak dan gas (migas). 

"Kita sempat boom migas karena pada waktu itu kita pernah ekspor migas sampai dengan 1,6 juta, produksi kita 1,6 juta. Namun pertumbuhan itu tidak terus karena pada waktu itu dengan deregulasi dan faktor lain sehingga ekonomi overheating dan juga terjadi Asia financial crisis dan perekonomian kita turun, (akibat) reformasi," katanya.

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia era reformasi 5 persen

foto hanya ilustrasi (pexels.com/Alesia Kozik)
foto hanya ilustrasi (pexels.com/Alesia Kozik)

Airlangga pun lanjut menerangkan, setelah era reformasi Indonesia ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh rata-rata 5 persen. Namun pada 2021yakni pada era pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia pernah mencapai pertumbuhan ekonomi cukup tinggi 7,2 persen.

Dengan demikian, menurutnya, tidak menutup kemungkinan bisa naik mencapai target 8 persen pada era pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. 

"Nah kemudian kita bisa tumbuh di angka rata-rata 5 persen namun saya juga sampaikan bahwa saat Covid di 2021 kita bisa mendongkrak Dicky Kuartal kedua tumbuh sampai dengan 7,2 persen. Jadi kalau permintaan tadi bapak presiden minta kita tumbuh 8 persen ini adalah memungkinkan karena kita pernah mencapai itu," kata Airlangga. 

2. Investasi harus tumbuh 10 persen

sumber: Kementerian Investasi-BKPM
sumber: Kementerian Investasi-BKPM

Oleh karena, kata Menko Bidang Perekonomian yang sekaligus pengurus Partai Golkar itu, Indonesia harus mampu menjaga konsumsi. 

"Apa yang harus kita dorong yaitu sektornya tetap konsumsi harus kita jaga, investasi harus tumbuh sekitar 10 persen dan ekspor tumbuh 9 persen dan sektornya tetap hilirisasi, sektor jasa, parawisata, konstruksi dan Perumahan," katanya.  

Selanjutnya, kata dia, ekonomi digital, pengembangan ekonomi baru yaitu semikonduktor dan transisi energi atau green energy.  "Yang tadi disampaikan oleh Bapak Presiden bahwa Indonesia bisa menjadi produsen green energy tertinggi," ucapnya.

3. Pusat pertumbuhan baru ekonomi hydro power di Kaltara

Sungai Dua Rasa (instagram.com/dendi_peranginangin17)
Sungai Dua Rasa (instagram.com/dendi_peranginangin17)

Airlangga pun menyebutkan, seperti arahan Presiden Prabowo Subianto untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi baru. Sebagai contoh, katanya, di Kaltara bisa mengembangkan hydro power sampai 10 GB belum lagi di Kabupaten Mamberamo, Provinsi Papua. 

"Kita bisa dorong juga, kemudian kawasan-kawasan yang sedang kita bangun di sana juga bisa menjadi pertumbuhan pusat pertumbuhan yang baru di mana di situ bisa menjadi center of new industry green hydrogen bahkan untuk industri hilirisasi," kata dia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us