Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Bakal Beli 1 Juta Barel Minyak untuk Cadangan Strategis

Ilustrasi minyak bumi (freepik.com/freepik)
Ilustrasi minyak bumi (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Rencana pembelian 1 juta barel minyak mentah oleh Departemen Energi AS untuk mengisi kembali Cadangan Strategis Minyak (SPR) yang kapasitasnya sempat menipis.
  • Pemerintahan Biden melakukan penjualan besar-besaran minyak cadangan untuk mengatasi lonjakan harga bahan bakar akibat gangguan pasokan global, menyebabkan SPR menipis hingga level terendah sejak 1984.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Departemen Energi Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana pembelian 1 juta barel minyak mentah untuk Cadangan Strategis Minyak (Strategic Petroleum Reserve/SPR). Langkah ini bertujuan memanfaatkan harga minyak yang relatif rendah guna mengisi kembali persediaan cadangan tersebut.

SPR AS tercatat menampung sekitar 409 juta barel minyak, jauh di bawah kapasitas maksimalnya yang mencapai 700 juta barel. Program ini menjadi salah satu upaya pemerintah menjaga keamanan energi nasional dalam jangka panjang.

1. Rencana pembelian minyak dan strategi pemerintah AS

Ilustrasi minyak mentah. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi minyak mentah. (IDN Times/Arief Rahmat)

Departemen Energi AS mengumumkan pembukaan penawaran untuk membeli 1 juta barel minyak mentah, dengan pengiriman dijadwalkan pada akhir 2025 hingga awal 2026. Tujuannya untuk mengisi kembali SPR yang kapasitasnya sempat menipis akibat penjualan besar-besaran sebelumnya.

"Walaupun proses ini tidak akan selesai dalam semalam, langkah ini penting untuk memperkuat keamanan energi nasional dan membalikkan kebijakan energi yang mahal dan tidak bertanggung jawab dari pemerintahan sebelumnya," kata Menteri Energi AS, Chris Wright, dilansir Investing.

2. Latar belakang pengosongan cadangan minyak pada pemerintahan Biden

Pada 2022, pemerintahan Presiden Joe Biden melakukan penjualan minyak cadangan terbesar, termasuk pelepasan 180 juta barel setelah invasi Rusia ke Ukraina. Tujuan utama penjualan ini untuk mengatasi lonjakan harga bahan bakar akibat gangguan pasokan global.

Laporan resmi pada Oktober 2022 menyebutkan SPR menipis hingga 405 juta barel, level terendah sejak 1984. Penjualan besar ini menghasilkan dana darurat sebesar hampir 17 miliar dolar AS (Rp282,2 triliun), yang sebagian digunakan untuk membeli kembali minyak dengan harga lebih rendah.​

3. Tantangan dan prospek pengisian ulang SPR saat ini

ilustrasi kilang minyak (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi kilang minyak (pexels.com/Pixabay)

Pembelian minyak untuk SPR terkendala oleh alokasi dana yang terbatas dan pemeliharaan fasilitas di lokasi penyimpanan di Texas dan Louisiana. Infrastruktur yang terdiri dari pompa dan pipa sering terkena korosi akibat udara laut yang asin.

"Anggaran untuk pembelian dan pemeliharaan minyak SPR saat ini sekitar 171 juta dolar dolar AS (Rp2,8 triliun), jauh lebih kecil dari yang direncanakan sebelumnya yaitu 1,3 miliar dolar AS (Rp21,5 triliun), dan pembelian lebih banyak kemungkinan memerlukan legislasi baru," menurut pernyataan resmi pemerintah AS, dilansir Newsmax.

Meskipun demikian, strategi pengisian ulang ini dinilai penting untuk menjaga kesiapan energi nasional.​

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Boeing Raih 9 Kontrak Baru dari Angkatan Darat AS Senilai Rp7,6 T

22 Okt 2025, 23:50 WIBBusiness