Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS dan China Bakal Mulai Pembicaraan Dagang di Swiss Pekan Ini

ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi perang dagang antara China dan Amerika Serikat. (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Pejabat AS dan China akan bertemu di Swiss pada 9-12 Mei 2025
  • Pertemuan dilakukan di tengah ketegangan perang tarif, dengan tujuan menurunkan tensi perang dagang

Jakarta, IDN Times – Pejabat tinggi AS dan China akan bertemu di Swiss pekan ini. Pertemuan antara dua ekonomi terbesar dunia itu dijadwalkan berlangsung pada 9-12 Mei 2025.

Delegasi China dipimpin Wakil Perdana Menteri He Lifeng, sementara AS mengirim Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Keduanya juga dijadwalkan bertemu Presiden Swiss Karin Keller-Sutter selama kunjungan.

Langkah ini diambil di tengah ketegangan yang semakin panas akibat saling balas tarif impor. Sejak kembali ke Gedung Putih, Presiden AS Donald Trump mengenakan bea masuk baru hingga 145 persen pada produk China. Sebagai balasan, China memberlakukan tarif hingga 125 persen terhadap barang-barang asal AS.

Bessent menjelaskan, alasan di balik pembicaraan ini dalam wawancara di Fox News.

“Kami memiliki kepentingan bersama. Perang tarif saat ini tidak berkelanjutan, terutama di pihak China. Dan, tahu kan, tarif 145 persen, 125 persen, itu setara dengan embargo,” kata Bessent kepada Fox News, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (7/5/2025).

Ia menyatakan, deeskalasi harus terjadi lebih dulu sebelum ada kesepakatan lanjutan.

1. Pejabat AS tekankan fokus pembicaraan adalah deeskalasi, bukan kesepakatan besar

Bendera Amerika Serikat (pexels.com/Brett Sayles)
Bendera Amerika Serikat (pexels.com/Brett Sayles)

Bessent menyampaikan, tujuan utama kunjungan ke Swiss adalah menurunkan tensi perang dagang. Ia menyebut, proses ini bukan tentang kesepakatan besar, melainkan langkah awal menuju hubungan dagang yang lebih seimbang.

Dalam pernyataan resminya, Bessent menyebut Trump memimpin upaya memperkuat ekonomi AS baik di dalam negeri maupun global. Ia menambahkan, keamanan ekonomi adalah bagian dari keamanan nasional. Sementara itu, Greer menyebut dirinya tengah menjalankan arahan presiden untuk membuka pasar baru dan melindungi kepentingan ekonomi AS.

Greer juga dijadwalkan bertemu timnya di Jenewa yang selama ini menangani isu-isu multilateral. Ia menyebut pembicaraan ini penting untuk memastikan AS mendapat hubungan dagang yang adil dan timbal balik.

2. China minta AS hadapi dampak kebijakan sepihaknya sendiri

ilustrasi bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)
ilustrasi bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)

Kementerian Perdagangan China menilai AS harus mengakui dampak negatif dari tindakan sepihak yang dilakukannya. Seorang juru bicara kementerian itu menyatakan, negosiasi hanya bisa berjalan jika AS menghadapi kenyataan tersebut.

Media milik negara China menyebut, keputusan Beijing untuk hadir dalam perundingan ini bukan keputusan sepihak. Pemerintah mempertimbangkan harapan global, kepentingan nasional, serta desakan dari pelaku usaha asal AS. Namun mereka juga menyatakan, jika perang dagang terus dilanjutkan, China akan berjuang sampai akhir.

Pernyataan itu menunjukkan, posisi negosiasi China tetap berhati-hati meski bersedia berdialog. Tidak ada sinyal China bersedia mengalah tanpa kompromi dari pihak AS.

3. Analis ragu pembicaraan akan hasilkan solusi cepat

ilustrasi negosiasi (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi negosiasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir dari BBC, sejumlah pengamat perdagangan global memandang langkah ini penting, namun pesimistis akan hasil instan. Deborah Elms dari Hinrich Foundation menilai proses ini memang perlu dimulai dari suatu titik, meski hasil cepat tampaknya tak realistis.

Henry Gao dari Singapore Management University mengatakan, perundingan ini bisa berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan lebih dari setahun. Ia membandingkan dinamika ini dengan pembicaraan serupa yang sempat terjadi pada 2018.

Sementara itu, pasar keuangan bereaksi fluktuatif terhadap kabar pertemuan tersebut. Bursa saham berjangka AS sempat dibuka turun tapi kemudian melonjak tajam. Di sisi lain, pasar Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan campuran, menandakan ketidakpastian masih mendominasi.

Trump mengatakan, China menginginkan pertemuan, namun ia menolak tekanan agar segera meneken kesepakatan.

“China ingin bernegosiasi dan mereka ingin mengadakan pertemuan dan kami akan bertemu dengan mereka pada waktu yang tepat,” kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

Ia menambahkan bahwa pihak China lah yang membutuhkan pasar AS, bukan sebaliknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us