Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perang Tarif, China Yakin Pertumbuhan Ekonomi Capai 5 Persen 

Ilustrasi perdagangan lintas negara (Unsplash/Dominik Lückmann)

Jakarta, IDN Times – China optimistis akan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen tahun ini kendati berada dalam kondisi perang dagang. Wakil Kepala Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, Zhao Chenxin, mengatakan pemerintah akan terus menyiapkan kebijakan demi mencapai tujuan tersebut.

"Kami sepenuhnya yakin akan tercapainya target pembangunan ekonomi dan sosial tahun ini," katanya pada Senin (28/4/2025) dilansir dari Anadolu Agency.

Zhao mengatakan, terlepas dari kondisi ekonomi dunia yang memburuk, China tetap berkomitmen pada tujuan pembangunan domestiknya. Mereka juga mempertahankan tekad strategis dan berkonsentrasi pada pengelolaan urusannya sendiri dengan baik.

1. China pastikan kondisi ekonomi terus membaik secara domestik

Ilustrasi bendera China di Great Hall of the People, Xicheng District, China. (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)

Dilansir Economic Times, China tampak tak gentar dengan tarif impor sebesar 145 persen yang dijatuhkan oleh AS. Beijing mengaku memiliki rencana untuk mengatasi dampak akibat perang tarif, terutama di sektor ketenagakerjaan.

Zhou mengatakan, China terus mengupayakan untuk meningkatkan ketenagakerjaan dengan mendorong praktik perekrutan yang stabil, memperluas program pelatihan kejuruan, memperkuat layanan ketenagakerjaan publik, dan meningkatkan dukungan melalui proyek pekerjaan umum.

Secara terpisah, Wakil Gubernur Bank Sentral China, Zou Lan, mengatakan bahwa Bank Rakyat China akan menyesuaikan rasio persyaratan cadangan dan suku bunga pada waktu yang tepat. Hal ini berdasarkan kondisi ekonomi domestik dan global serta kinerja pasar keuangan.

Ia menambahkan bahwa bank sentral sedang menjajaki cara untuk memperluas perangkat kebijakannya dan akan menerapkan kebijakan tambahan sebagaimana diperlukan untuk mendukung ketenagakerjaan, bisnis, pasar, dan ekspektasi ekonomi.

2. China lepas ketergantungan bahan konsumsi dari AS

Ilustrasi kapal tanker pengangkut minya. (unsplash.com/Haydn Pound)

Zhou turut meremehkan pangsa impor dari AS yang kebanyakan adalah biji-bijian dan pakan ternak. Menurutnya, terhentinya impor barang tersebut dari AS tak akan mengganggu persediaan domestik.

"Bahkan jika kita tidak membeli biji-bijian pakan ternak dan biji minyak dari AS, hal itu tidak akan berdampak banyak pada pasokan biji-bijian negara kita," katanya dilansir Financial Times.

Ia mengatakan bahwa mayoritas bahan impor dari AS tersebut bisa dengan mudah digantikan. Bahkan jika Beijing tak lagi membeli batu bara, minyak, dan gas alam dari AS, dampaknya tak akan besar.

3. China sebut AS belum rencanakan negosiasi

Bendera China (Unsplash.com/aboodi vesakaran)

China telah melawan tarif yang dikenakan oleh AS, baik melalui pembalasan tarif sebesar 125 persen hingga melalui hambatan non tarif.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mengklaim telah bernegosiasi dengan China terkait situasi perang tarif saat ini. Namun, hal itu telah dibantah oleh Beijing.

"Saya ingin menegaskan kembali bahwa China dan Amerika Serikat tidak terlibat dalam konsultasi atau negosiasi mengenai masalah tarif," kata Guo Jiakun, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, dilansir dari CNN.

Kesediaan Trump untuk meredakan perang dagang telah ditepis oleh Beijing. China justru menuntut AS agar menghapus semua tarif yang telah dijatuhkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us