Bahlil Minta Pertamina Tak Alasan soal Tambah Impor Migas AS

- Menteri ESDM: Pertamina harus tingkatkan impor migas dari AS
- 59% impor LPG Indonesia berasal dari AS, tidak ada masalah pasokan
- Direktur Utama Pertamina: Peningkatan impor migas AS hadapi tantangan logistik dan risiko cuaca
Jakarta, IDN Times - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menegaskan tidak ada alasan bagi PT Pertamina (Persero) untuk tidak meningkatkan impor minyak dan gas bumi (migas) dari Amerika Serikat (AS).
"Nggak ada alasan," katanya kepada jurnalis di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/5/2025).
1. Indonesia sudah terbiasa impor energi dari Amerika

Dia menyatakan saat ini sekitar 59 persen impor liquefied petroleum gas (LPG) Indonesia sudah berasal dari AS, dan tidak ada masalah yang berarti terkait pemenuhan pasokan dari negara tersebut.
"Toh, LPG kita juga kan kita impor dari Amerika. 59 persen dari total LPG kita, dari total impor LPG nasional, 50 persen lebih itu kan dari Amerika. Nggak ada soal," ujarnya.
2. Pertamina ungkap tantangan dan risiko impor dari AS

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri menyatakan aspek logistik dan distribusi, kesiapan infrastruktur, serta dampak ekonomi sebagai faktor penting dalam mitigasi risiko yang dapat memengaruhi ketahanan energi nasional.
"Rencana peningkatan porsi impor migas dari Amerika Serikat ini tentu tidak lepas dari berbagai tantangan teknis dan risiko yang harus dipertimbangkan secara matang," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, dikutip Jumat (23/5/2025).
3. Impor makan waktu 40 hari dan ancaman cuaca

Simon mengungkapkan pengiriman migas dari AS perlu waktu sekitar 40 hari, lebih lama dibandingkan Timur Tengah atau negara Asia. Jadi, gangguan cuaca seperti badai atau kabut dapat langsung memengaruhi ketahanan stok nasional.
"Apabila terjadi kendala faktor cuaca seperti badai ataupun kabut, maka akan berdampak langsung pada ketahanan stok nasional," ungkapnya.