Bank BUMN China Himpun Rp1,1 Kuadriliun untuk Perkuat Modal

- Empat bank milik negara di China menghimpun dana 520 miliar yuan melalui penerbitan saham baru untuk memperkokoh permodalan sektor perbankan.
- Kementerian Keuangan China akan menjadi pemegang saham utama, didukung oleh perusahaan pelat merah seperti China Mobile dan China National Tobacco Corporation.
- Keempat bank akan menerbitkan saham baru yang seluruhnya akan dicatatkan di Bursa Shanghai setelah masa penguncian selama lima tahun dengan harga diskon 20 persen dari rata-rata harga penutupan dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Jakarta, IDN Times – Empat bank milik negara terbesar di China akan menghimpun dana sebesar 520 miliar yuan (sekitar Rp1,1 kuadriliun) melalui penerbitan saham baru. Langkah ini bertujuan untuk memperkokoh permodalan sektor perbankan di tengah tekanan ekonomi yang masih berlanjut.
China Construction Bank (CCB), Bank of China (BOC), Bank of Communications (Bocom), dan Postal Savings Bank of China (PSBC) mengumumkan rencana ini pada Minggu (30/3/2025). Kementerian Keuangan China akan menjadi pemegang saham utama, didukung oleh perusahaan pelat merah seperti China Mobile dan China National Tobacco Corporation.
1. Strategi pemerintah untuk menstabilkan perbankan

Inisiatif ini menyusul keputusan National People’s Congress yang mengesahkan penerbitan obligasi khusus senilai 500 miliar yuan guna menopang likuiditas bank-bank besar. Kebijakan ini merupakan bagian dari langkah fiskal agresif pemerintah untuk memperkuat sistem keuangan dan mendorong pemulihan ekonomi.
Kementerian Keuangan China akan mengambil alih sebagian besar saham yang diterbitkan, dengan China Tobacco berinvestasi di Bocom dan China Mobile menyerap sebagian saham PSBC.
“Investasi strategis oleh Kementerian Keuangan dapat mengoptimalkan pengeluaran modal milik negara, meningkatkan efisiensi transmisi kebijakan fiskal, memperkuat pelaksanaan strategi nasional melalui penggunaan modal, mendorong pemulihan dan pertumbuhan ekonomi makro yang berkelanjutan, dan memenuhi tanggung jawab modal milik negara dalam melayani pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat,” kata CCB dalam pernyataannya, dikutip dari South China Morning Post, Senin (31/3/2025).
Peningkatan modal ini dilakukan di tengah ketidakpastian pasar akibat penurunan harga properti serta perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Bank-bank BUMN China memerlukan suntikan dana segar untuk memperkuat ketahanan finansial serta memperluas dukungan kredit bagi sektor-sektor prioritas.
2. Rincian penerbitan saham dan investor

Keempat bank akan menerbitkan saham baru yang seluruhnya akan dicatatkan di Bursa Shanghai setelah masa penguncian selama lima tahun. Harga saham ditetapkan dengan diskon 20 persen dari rata-rata harga penutupan dalam 20 hari perdagangan terakhir.
- Bank of China (BOC): Menargetkan dana 165 miliar yuan dengan melepas 27,3 miliar saham pada harga 6,05 yuan per lembar.
- China Construction Bank (CCB): Menghimpun hingga 105 miliar yuan dengan menawarkan 11,3 miliar saham seharga 9,27 yuan per lembar.
- Bank of Communications (Bocom): Menjual 13,8 miliar saham dengan harga 8,71 yuan, dengan 12,9 miliar saham diambil oleh Kementerian Keuangan, sementara China Tobacco dan Shuangwei Investment menyerap sisanya.
- Postal Savings Bank of China (PSBC): Melepas 20,6 miliar saham pada harga 6,32 yuan per lembar, dengan Kementerian Keuangan mengambil 18,6 miliar saham, sedangkan China Mobile dan China State Shipbuilding Corporation membeli sisanya.
Aksi korporasi ini mencakup sekitar 30 persen dari total saham beredar masing-masing bank. Seluruh transaksi masih menunggu persetujuan pemegang saham sebelum dapat direalisasikan.
3. Dampak terhadap stabilitas keuangan dan pasar modal

Suntikan modal ini diharapkan mampu memperkuat fundamental perbankan China sekaligus meningkatkan kapasitas penyaluran kredit ke industri strategis seperti kecerdasan buatan dan energi terbarukan.
“Dengan memperkuat modal inti tingkat-1, langkah tersebut akan meningkatkan ketahanan bank dan kapasitas menanggung risiko, sementara juga memungkinkan mereka untuk meningkatkan dukungan kredit untuk industri yang sedang berkembang dan mempercepat pertumbuhan mereka,” ujar Bian Yongzu, Wakil Pemimpin Redaksi Modernization of Management, dikutip dari Global Times, Senin (31/3).
Selain itu, kebijakan ini berpotensi mengembalikan kepercayaan investor terhadap sektor keuangan China yang masih menghadapi ketidakpastian global. Pemerintah China juga berencana menerbitkan obligasi ultra-jangka panjang senilai 1,3 triliun yuan untuk menopang stimulus ekonomi.
Data keuangan menunjukkan bahwa keenam bank BUMN China mencatatkan pertumbuhan laba moderat tahun lalu. Laba bersih CCB naik hampir 1 persen, sementara BOC tumbuh 2,6 persen. Bocom dan PSBC mencatatkan pertumbuhan yang relatif stagnan.
“Mencapai kemajuan dan stabilitas yang seimbang dalam ekonomi Tiongkok membutuhkan sistem keuangan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan,” ujar Bian Yongzu.
Dengan strategi ini, pemerintah China berharap dapat menjaga keseimbangan sistem keuangan sekaligus mempercepat ekspansi kredit ke sektor-sektor unggulan nasional.