Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BCA Soroti Pentingnya Etika dalam Penerapan AI di Dunia Bisnis

Ilustrasi AI Dapat Mempengaruhi Pikiran Manusia (unsplash.com/ Steve Johnson)
Intinya sih...
  • Penggunaan AI perlu diiringi prinsip tanggung jawabWakil Presiden Direktur BCA, Armand Wahyudi Hartono menekankan pentingnya tata kelola AI dalam bisnis.
  • BCA terapkan AI untuk efisiensi dan mitigasi risikoBCA menerapkan teknologi kecerdasan buatan dalam operasional, pengamanan, dan layanan kepada nasabah.
  • Kasus penipuan berbasis AI di sektor keuangan meningkatKasus penipuan berbasis kecerdasan buatan mengalami lonjakan signifikan di sektor keuangan Indonesia.

Jakarta, IDN Times - Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) dinilai semakin mendesak untuk diadopsi secara luas di berbagai sektor industri karena telah memberikan dampak nyata, membuka peluang baru.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Hendra Lembong dalam BCA Data Conference 2025 yang digelar di Jakarta.

Konferensi bertema “Ignite the Future with AI” itu menjadi ajang diskusi lintas sektor yang diikuti sekitar 400 nasabah dan menghadirkan sejumlah praktisi, regulator, serta pemimpin industri.

"Kita melihat bagaimana artificial intelligence telah memberikan dampak nyata dan membuka berbagai peluang di berbagai industri, sekaligus membawa tantangan yang perlu dengan cermat dan bijak kita siasati," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (17/6/2025).

1. Penggunaan AI perlu diiringi prinsip tanggung jawab

IMG-20250617-WA0018.jpg
Wakil Presiden Direktur BCA Armand Wahyudi Hartono membuka BCA Data Conference 2025 yang berlangsung di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta. (Dok. BCA)

Wakil Presiden Direktur BCA, Armand Wahyudi Hartono menekankan penting pelaku industri tidak hanya memahami potensi dan penerapan kecerdasan buatan dalam bisnis, tetapi juga memperhatikan aspek tata kelola AI.

"BCA Data Conference 2025 diharapkan tidak hanya memperkenalkan potensi dan penerapan AI dalam dunia bisnis, tetapi juga secara khusus mengangkat isu penting terkait AI Governance, yaitu etika, regulasi, dan kebijakan yang menjadi fondasi bagi penggunaan AI yang bertanggung jawab," ujarnya.

Diskusi panel menghadirkan sejumlah pembicara dari sektor publik dan swasta, termasuk pejabat Kementerian Komunikasi dan Digital, Google Cloud, Microsoft Indonesia, dan Petrosea.

Selain itu, praktisi internal BCA turut berbagi pengalaman terkait pengelolaan data dan penerapan teknologi di lingkungan perseroan.

2. BCA terapkan AI untuk efisiensi dan mitigasi risiko

Menara BCA. (dok. BCA)
Menara BCA. (dok. BCA)

BCA menyatakan telah menerapkan teknologi kecerdasan buatan dalam berbagai aspek operasional yang mendukung efisiensi dan penguatan layanan, termasuk pengelolaan pengisian ulang ATM dan CRM, prediksi kebutuhan stok perangkat EDC dan kertas thermal, serta sistem deteksi potensi fraud.

Bank tersebut juga memanfaatkan machine learning untuk penilaian nilai agunan secara real-time melalui sistem Digital Valuation for Collateral Appraisal (DIVA).

Selain itu, teknologi Natural Language Processing digunakan dalam layanan chatbot Virtual Assistant Chat Banking BCA (VIRA) guna memahami interaksi nasabah dengan lebih alami.

Dalam aspek keamanan, fitur biometrik pada aplikasi myBCA dan proses verifikasi pembukaan rekening digital turut memanfaatkan teknologi AI. Beberapa inovasi tersebut telah mendapatkan pengakuan, di antaranya dari DataGovAI Summit pada 2018 dan Brandon Hall Group Excellence in Technology Awards pada 2024.

3. Kasus penipuan berbasis AI di sektor keuangan meningkat

ilustrasi cyber crime (pexels.com/Mati Mango)
ilustrasi cyber crime (pexels.com/Mati Mango)

Kasus penipuan berbasis kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) di sektor keuangan Indonesia mengalami lonjakan secara signifikan jelang akhir 2024. Dalam catatan VIDA, kasus penipuan tersebut alami lonjakan sebesar 1.550 persen.

Adapun metode penipuan yang sering terjadi adalah deepfake dan penipuan berbasis AI, pengambilalihan akun (account takeovers/ATOs), penipuan identitas sintetis, dan lainnya.

"Lonjakan kasus penipuan berbasis AI ini menjadi peringatan tegas bagi kita semua. Jika tidak segera ditangani, kerugian finansial dan reputasi yang ditimbulkan akan semakin besar. Industri keuangan harus beradaptasi dan memperkuat pertahanan mereka terhadap ancaman ini," ujar Chief Operating Officer VIDA, Victor Indajang dalam pernyataan resminya, Jumat (27/12/2024).

"Kasus-kasus seperti penggunaan KTP palsu untuk pengajuan pinjaman dan kredit ilegal telah menciptakan kerugian besar bagi konsumen sekaligus meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi keuangan," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us