Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BI Masih Buka Ruang Turunkan BI Rate

Konferensi Pers RDG BI Januari 2024. (IDN Times/Triyan)
Konferensi Pers RDG BI Januari 2024. (IDN Times/Triyan)

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ruang penurunan suku bunga acuan atau BI rate masih terbuka. Namun, BI tidak akan terburu-buru untuk menurunkan suku bunganya, mengingat volatilitas di pasar keuangan masih berlangsung.

"Kami masih akan tetap sabar melihat kondisi dalam negeri dan global. Tentu saja ketidaksabaran itu akan tergantung dari meredanya gejolak global dan inflasi yang terkendali," kata Perry dalam Konferensi Pers RDG di Jakarta, Rabu (17/12/2024).

1. BI putuskan tahan suku bunga acuan 6 persen

ilustrasi suku bunga yang tinggi (iStockphoto.com/ Dilok Klaisataporn)
ilustrasi suku bunga yang tinggi (iStockphoto.com/ Dilok Klaisataporn)

Pada Rapat Dewan Gubernur BI di Januari 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI rate pada tingkat 6 persen.

Hal ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability dan kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran yang tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Harapannya, rupiah makin stabil dan inflasi tetap terkendali khususnya inflasi inti dan inflasi pangan sehingga laju inflasi tahun ini berada dalam sasaran 2,5±1 persen pada 2024.

"Hari ini kita putuskan BI rate tetap karena kita masih melihat on and off global tadi, dan tentu saja dengan arah ke depan, tentu saja sekali lagi saya sampaikan, ruang penurunan BI-Rate ke depan akan tetap ada,” ujar Perry.

2. Ketidakpastian global mulai mereda

ilustrasi kebijakan ekonomi (Pixabay.com)
ilustrasi kebijakan ekonomi (Pixabay.com)

Di sisi lain, Perry mengatakan bahwa ketidakpastian pasar keuangan pada awal tahun ini sudah mulai mereda. Salah satu indikatornya, tren penguatan dolar AS yang mulai berhenti dan bahwa ada kecenderungan melemah.

"Dengan begitu, rupiah akan tetap stabil dengan kecenderungan menguat didukung oleh meredanya ketidakpastian global, kecenderungan penurunan yield obligasi negara maju, dan menurunnya tekanan penguatan dolar AS," ujar Perry. 

Tak hanya itu, ketidakpastian global yang mereda juga tercermin dari aliran modal asing masuk atau net inflow  ke pasar keuangan domestik. 

"Aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio ke pasar keuangan domestik juga terus berlanjut dengan net inflows hingga akhir tahun 2023 tercatat sebesar 5,4 miliar dolar AS dan pada Januari 2024 (hingga 15 Januari 2024) tercatat sebesar 3,0 miliar dolar," tuturnya. 

Rupiah yang bergerak relatif stabil juga didukung oleh kebijakan stabilisasi Bank Indonesia serta penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, Sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI), dan sukuk valuta asing Bank Indonesia (SUVBI) dalam rangka menarik aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.

"Koordinasi erat Bank Indonesia dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha terus diperkuat untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023," tuturnya. 

3. BI proyeksi suku bunga The Fed turun ke semester II/2024

Rate Ekonomi Dunia (pixabay.com/geralt)
Rate Ekonomi Dunia (pixabay.com/geralt)

BI memperkirakan, siklus kenaikan suku bunga negara maju, termasuk Fed Funds Rate (FFR) telah berakhir. Selain itu, diperkirakan FFR akan mulai diturunkan pada semester II/2024 sebanyak tiga kali dengan total sebesar 75 basis poin.

“Kesimpulannya kami tetap sabar dan akan tetap masih sabar melihat kondisi dalam negeri dan global,” ujar Perry.

Share
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us