Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bisnis Nvidia di China Anjlok akibat Ketegangan Geopolitik

Bisnis Nvidia di China Anjlok akibat Ketegangan Geopolitik
Nvidia (dok. Nvidia/Benj Edwards)
Intinya sih...
  • Nvidia kehilangan pesanan besar akibat kondisi geopolitik: Penjualan Nvidia di China turun tajam pada kuartal III-2025. Pendapatan perusahaan dari pasar tersebut jauh di bawah proyeksi analis. Pasar China hanya menyumbang 5 persen dari total penjualan kuartalan
  • Dampak larangan chip dan respons pemerintah AS dan China: Tidak dapat mengirimkan produk pusat data yang lebih kompetitif ke China. Larangan chip H20 oleh AS dan China menambah hambatan bagi Nvidia. Perusahaan mencatat kerugian pendapatan sebesar 2,5 miliar dolar AS.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Penjualan Nvidia di China turun tajam pada kuartal III-2025, seiring berlanjutnya ketegangan dagang antara Washington dan Beijing. Laporan terbaru menunjukkan, pendapatan perusahaan dari pasar tersebut jauh di bawah proyeksi analis.

Dalam periode tiga bulan yang berakhir 26 Oktober 2025, Nvidia hanya mencatat penjualan sebesar 50 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk chip H20, versi yang kurang bertenaga dari GPU Hopper yang disesuaikan untuk mematuhi aturan ekspor AS yang semakin ketat.

1. Nvidia kehilangan pesanan besar akibat kondisi geopolitik

Bisnis Nvidia di China Anjlok akibat Ketegangan Geopolitik
ilustrasi chip NVIDIA (pexels.com/Stas Knop)

Chief Financial Officer Nvidia, Colette Kress, mengatakan, tidak ada pesanan besar yang masuk untuk chip H20 selama kuartal tersebut. Ia menyampaikan kepada analis, pesanan dalam jumlah besar tidak pernah terealisasi pada kuartal ini karena isu geopolitik dan semakin ketatnya persaingan di pasar China.

Pendapatan Nvidia dari China mencapai 2,8 miliar dolar AS atau hanya 5 persen dari total penjualan kuartalan, jauh lebih rendah dibandingkan proyeksi analis sebesar 8,4 miliar dolar AS. Untuk perbandingan, Nvidia membukukan pendapatan 39,2 miliar dolar AS dari Amerika Serikat dan 13,8 miliar dolar AS dari Taiwan.

Pada tahun fiskal sebelumnya, pasar China menyumbang 13 persen dari total pendapatan Nvidia.

2. Dampak larangan chip dan respons pemerintah AS dan China

Bisnis Nvidia di China Anjlok akibat Ketegangan Geopolitik
NVIDIA (unsplash.com/Mariia Shalabaieva)

Kress mengatakan, perusahaan kecewa tidak dapat mengirimkan produk pusat data yang lebih kompetitif ke China.

“Meskipun kami kecewa dengan kondisi saat ini yang menghalangi kami mengirimkan produk komputasi pusat data yang lebih kompetitif ke China, kami tetap berkomitmen untuk terus berhubungan dengan pemerintah AS dan China, dan akan terus mengadvokasi kemampuan Amerika untuk bersaing di seluruh dunia,” ujar Kress, dilansir Yahoo Finance.

Pada April, pemerintahan Trump melarang Nvidia menjual chip H20 ke China, yang menyebabkan perusahaan mencatat kerugian pendapatan sebesar 2,5 miliar dolar AS pada kuartal I-2025. Setelah lobi intensif oleh CEO Jensen Huang, Presiden Trump pada Agustus memberi Nvidia lisensi ekspor untuk chip tersebut. Namun lisensi itu mensyaratkan Nvidia menyerahkan 15 persen pendapatan dari China.

Belum lama setelah itu, regulator China melarang perusahaan teknologi di negaranya membeli chip H20, sehingga menambah hambatan bagi Nvidia.

3. Persaingan dari perusahaan lokal dan perubahan pasar global

Bisnis Nvidia di China Anjlok akibat Ketegangan Geopolitik
CEO Nvidia, Jensen Huang (commons.wikimedia.org/總統府)

Saat hambatan perdagangan meningkat, perusahaan China seperti Huawei dan Alibaba mulai meluncurkan chip AI baru untuk menantang dominasi Nvidia. Ketegangan dagang antara AS dan China juga meningkat setelah tarif lebih dari 130 persen diberlakukan oleh Washington pada April 2025.

Nvidia menjadi salah satu topik dalam pembicaraan perdagangan antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping. Trump sebelumnya mengatakan ia akan membahas chip Blackwell dengan Xi, namun kemudian menarik kembali pernyataan tersebut.

CEO Jensen Huang telah menekankan nilai strategis pasar China bagi Nvidia, yang disebutnya sebagai peluang bisnis sebesar 50 miliar dolar AS. Sementara Kress menegaskan kembali pandangan tersebut.

“Untuk membangun posisi kepemimpinan yang berkelanjutan dalam komputasi AI, Amerika harus mendapatkan dukungan dari setiap pengembang dan menjadi platform pilihan bagi setiap bisnis komersial, termasuk yang ada di China,” ujarnya.

Sementara itu, Nvidia memperluas pasar di kawasan lain seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Korea Selatan. The Wall Street Journal melaporkan pemerintah AS telah menyetujui kesepakatan yang memungkinkan Nvidia menjual hingga 35.000 server AI GB300 ke UEA.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Tambang Rakyat Wajib Setor Jaminan dan Bayar Iuran

21 Nov 2025, 18:27 WIBBusiness