Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Darurat Sampah Indonesia, Danantara Serukan Waste Energy

WhatsApp Image 2025-07-22 at 14.36.33.jpeg
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani (IDN Times/Ilman Nafi'an)
Intinya sih...
  • Sampah setara 16.500 lapangan bola
  • 61 persen sampah tidak terkelola dengan baik
  • Waspada dampak buruk sampah
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan Indonesia saat ini tengah menghadapi kondisi darurat sampah lantaran tidak dapat terkelola dengan baik. Padahal, sampah bisa menjadi salah satu sumber energi yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

Hal itu disampaikan Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi (Waste to Energy) bersama kementerian dan lembaga terkait di Wisma Danantara, Selasa (30/9/2025).

"Kami melihat darurat, tidak hanya di Jakarta, tetapi banyak di kota-kota besar lainnya dan meyakini waste energy adalah suatu solusi jangka panjang yang bisa menyatukan isu lingkungan, kesehatan, serta energi," ujar Rosan.

Adapun pengelolaan sampah yang sedang dilakukan oleh Danantara bersama kementerian dan lembaga terkait seiring dengan komitmen zero emission pada 2060.

"Ini adalah salah satu langkah yang nyata bagaimana kami berfokusi pada transisi energi terbarukan," ujar Rosan.

1. Sampah yang dihasilkan setara 16.500 lapangan bola

IMG-20250806-WA0011.jpg
TPA Cipeucang sudah overkapasitas (IDN Times/Muhamad Iqbal)

Rosan menyatakan, status darurat Indonesia tecermin dari sampah yang dihasilkan sebanyak 35 juta ton per tahun. Jika diilustrasikan, jumlahnya setara dengan 16.500 lapangan bola.

"Jadi, bisa dibilang begitu banyak sampah yang kita hasilkan setiap tahunnya di Indonesia," kata Rosan.

2. 61 persen sampah tidak terkelola dengan baik

Seorang pemulung mencari sampah di TPA Alak Kota Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Seorang pemulung mencari sampah di TPA Alak Kota Kupang. (IDN Times/Putra Bali Mula)

Rosan menuturkan, dari 35 juta ton sampah Indonesia yang tidak terkelola sekitar 61 persen. Besaran tersebut merupakan sampah yang masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tapi tidak seusai dengan prosedur.

Sampah yang menumpuk dan tak terkelola, dapat berimbas negatif baik dari segi kesehatan, lingkungan, hingga kehidupan sosial.

"Tempat pembuangan sampah ini kurang lebih sekarang menyumbang kurang lebih dua sampai tiga persen emisi gas rumah kaca nasional," kata Rosan.

3. Waspada dampak buruk sampah

Sampah di TPA Rawa Kucing (Dok. Pemkot Tangerang)
Sampah di TPA Rawa Kucing (Dok. Pemkot Tangerang)

Dari dampak kesehatan, masyarakat yang berada di daerah dekat pembuangan sampah dengan penyakit asma naik hingga 40 persen, diare meningkat 72 persen, dan demam berdarah berisiko naik tujuh kali lipat lebih tinggi dibanding di kawasan non-sekitar TPA.

Bukan hanya itu, risiko cacat lahir juga meningkat 33 persen, sementara potensi cacat kepala dan leher naik sampai dengan 70 persen.

"Kita juga ketahui ada beberapa hal yang memang harus segera tindakan seperti di TPA. Sejumlah TPA itu terjadi kebakaran beberapa kali, termasuk juga longsor yang pernah terjadi juga di TPA lainnya yang mengakibatkan 157 korban jiwa yang terjadi," tutur Rosan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Business

See More

Darurat Sampah Indonesia, Danantara Serukan Waste Energy

30 Sep 2025, 11:26 WIBBusiness