Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dibayangi Risiko Global, Sri Mulyani Pede Ekonomi Tumbuh 5,2 Persen

Konferensi Pers KSSK kuartal I 2025. (IDN Times/Triyan).
Intinya sih...
  • Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen sesuai target APBN.
  • Risiko ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global masih menghantui, KSSK berkomitmen meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi antarlembaga.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani optimistis ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini bisa tumbuh 5,2 persen sesuai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), meski risiko ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global masih menghantui.

“Untuk 2025 sesuai dengan pembahasan dengan DPR di APBN, pertumbuhan diperkirakan di 5,2 persen (year on year/yoy),” kata Sri Mulyani saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)KSS di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Jumat (24/1/2025). 

1. Waspadai divergensi pertumbuhan ekonomi

ilustrasi ekonomi dunia (pixabay.com/StockSnap)

Sri Mulyani membeberkan risiko divergensi pertumbuhan ekonomi dunia masih terjadi di berbagai negara, seperti Amerika Serikat (AS) yang laju ekonominya tetap kuat. Sedangkan Eropa dan China masih berupaya untuk memulihkan perekonomiannya di tengah risiko pasar keuangan global yang meningkat.

Dalam merespons dinamika tersebut, KSSK pun berkomitmen untuk meningkatkan kewaspadaan dan koordinasi antarlembaga.

"Kami berempat, Menkeu, Gubernur BI, Ketua DK OJK, dan Ketua DK LPS menyepakati dalam rapat berkala KSSK yang pertama kali 2025, yang dilaksanakan pada Selasa lalu, 21 Januari 2025, dan KSSK akan terus memperkuat kewaspadaan serta tingkatkan koordinasi sinergi antarlembaga," tutur Sri Mulyani. 

2. Perkuat koordinasi atasi dampak rambatan dari ketidakpastian global

Konferensi Pers KSSK kuartal I 2025. (IDN Times/Triyan).

Komitmen memperkuat koordinasi dilakukan untuk memitigasi dampak dari rambatan atau spillover faktor-faktor risiko yang berasal dari eksternal atau global terhadap perekonomian Indonesia maupun terhadap stabilitas sistem keuangan dalam negeri.

"Tadi disebutkan bahwa perekonomian dunia mengalami divergence, yaitu pertumbuhan ekonomi yang berbeda-beda, dan ini menimbulkan kompleksitas serta ketidakpastian di pasar keuangan yang makin meningkat," ujar Sri Mulyani.

Sebagai informasi, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi dunia pada 2025 dan 2026 tumbuh masing-masing 3,3 persen. Sementara itu, Bank Dunia memperkirakan ekonomi global hanya akan tumbuh 2,7 persen pada tahun ini. Kedua lembaga tersebut sama-sama melihat ketidakpastian global yang masih tinggi pada 2025.

3. Rupiah masih terkendali

ilustrasi uang rupiah (pixabay.com/IqbalStock)

Sementara itu, Sri Mulyani  membeberkan, nilai tukar rupiah saat ini tetap terkendali di tengah ketidakpastian global yang tinggi. Hal tersebut didukung kebijakan stabilisasi dari Bank Indonesia (BI).

Secara keseluruhan sepanjang 2024, rupiah tercatat pada level Rp16.095 per dolar AS. Artinya, rupiah sepanjang tahun lalu mengalami pelemahan 4,34 persen poin to poin, dibandingkan kondisi akhir 2023.

“Bila dibandingkan dengan negara lain seperti Korea dengan won, Meksiko dengan pesonya, Brasil real, Jepang dengan yen, dan Turki dengan lira, perkembangan rupiah meski mengalami depresiasi masih lebih baik,” tutur Sri Mulyani. 

Berdasarkan data bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot mampu mempertahankan penguatan hingga akhir perdaganga Jumat (24/1/2025). Rupiah ditutup pada level Rp16.172 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ini membuat rupiah menguat 0,69 persen dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp16.284 per dolar AS. Pergerakan rupiah sejalan dengan mayoritas mata uang di Asia. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us