DJKN Bakal Siapkan Daftar Lahan Aset BLBI untuk Program 3 Juta Rumah

- DJKN mendukung program Prabowo untuk membangun 3 juta rumah dengan memanfaatkan aset sitaan debitur BLBI.
- Rionald menyebut DJKN telah menyiapkan daftar aset BLBI untuk dijadikan lahan pembangunan rumah, meskipun belum menjelaskan aset mana yang akan digunakan.
- Maruarar Sirait mengungkapkan tantangan kementeriannya dalam merealisasikan target pembangunan 3 juta rumah pada 2025 dengan anggaran terbatas.
Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan siap mendukung program Presiden Prabowo Subianto untuk membangun tiga juta rumah yang rencananya akan memanfaatkan aset sitaan debitur Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan, Rionald Silaban menyampaikan dalam waktu dekat pihaknya akan segera bertemu dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau biasa disapa Ara untuk membicarakan rencana tersebut.
"Kami tentu sangat mendukung terkait dengan pemanfaatan lahan-lahan dari BLBI. Kita akan lihat aset-aset properti mana yang diminati oleh kementerian yang dipimpin Pak Ara,” tutur Rio kepada awak media, Kamis malam (8/11/2024).
1. Satgas BLBI siapkan daftar aset untuk target 3 juta rumah

Bahkan Rionald menyebut bahwa Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) telah menyiapkan daftar aset BLBI untuk kemudian dijadikan lahan untuk pembangunan rumah. Meskipun, dia enggan menjelaskan aset mana saja yang berpotensi digunakan untuk membangun 3 juta rumah.
"Yang jelas, pihaknya sudah mengantongi beberapa list daerah yang lahannya akan digunakan. Tentunya daerahnya akan bergantung dengan minat masyarakat untuk tinggal di daerah tersebut. Jadi nanti kita akan siapkan list-nya. Nanti tempatnya Pak Ara yang akan melihat mana list dari tanah itu yang diminati,” tambah dia.
2. Ada tantangan wujudkan target 3 juta rumah

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengungkapkan tantangan yang dihadapi kementeriannya dalam merealisasikan target pembangunan 3 juta rumah pada 2025.
Dengan anggaran sebesar Rp5 triliun, dia menilai, alokasi tersebut jauh dari cukup dan memerlukan strategi inovatif. Terutama jika dibandingkan dengan anggaran 2024 yang mencapai Rp14 triliun, tetapi hanya mampu membangun sekitar 200 ribu unit rumah.
"Bayangkan ini anggaran kami, Rp5 triliun (tahun) 2025, diminta membangun berapa juta rumah? Tiga juta rumah. Kalau 2024 anggarannya berapa? Rp14 triliun. Nah, 2024 dikasih dana Rp14 triliun tapi yang terbangun, bayangkan, ya, 200 ribuan," kata dia di Kantor Kementerian PU, dikutip Selasa (29/10/2024).
3. Cari pembiayaan inovatif untuk capai target pembangunan rumah

Dengan anggaran terbatas pada tahun depan, kata Ara, perlu pendekatan yang inovatif dan di luar kebiasan untuk mencapai target pembangunan perumahan yang jadi program Presiden Prabowo Subianto.
Dia mengungkapkan anggaran saat ini yang sebagian dialokasikan untuk proyek ibu kota baru dan hanya menyisakan sekitar Rp1 triliun lebih sedikit untuk proyek 3 juta rumah.
"Masalahnya kita mau kalah dari masalah atau masalahnya kita kalahkan? Gitu, Pak, ya? Kita jadi birokrat gak bisa berpikir hanya rutinitas dan menyerah dengan anggaran dan birokrasi, struktur yang ada," kata dia.