DPR Dukung BNI Terapkan Prinsip Zero Waste to Landfill

- Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fauzi Amro mendukung langkah PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk menerapkan prinsip Zero Waste to Landfill.
- BNI berhasil menghindari emisi 210.502 KgCO2eq
Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fauzi Amro mendukung langkah PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk atau BBNI dalam menerapkan prinsip Zero Waste to Landfill. Upaya ini sebagai bukti sektor perbankan bisa berperan aktif dalam menyelamatkan lingkungan melalui transformasi berkelanjutan.
“Komitmen BNI merupakan contoh nyata bahwa lembaga keuangan tidak hanya bicara angka, tetapi juga kepedulian terhadap bumi. Ini sejalan dengan semangat green economy yang tengah digencarkan pemerintah," kata Fauzi Amro dalam keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
1. BNI berhasil menghindari emisi 210.502 KgCO2eq

Ia menyambut baik keberhasilan BNI menghindari emisi sebesar 210.502 KgCO2eq. Menurutnya, capaian tersebut bukan hanya prestasi teknis, tapi juga langkah strategis dalam memperkuat daya saing bank di tengah tuntutan Environment, Social, Governance (ESG).
“Transformasi keberlanjutan seperti yang dilakukan BNI akan menjadi nilai tambah di mata investor global,” ujar Fauzi.
Pengelolaan limbah yang sistematis mencerminkan tata kelola perusahaan yang sehat dan visioner. Fauzi juga menyoroti keterlibatan seluruh pegawai dalam program ini. Dengan membangun budaya green lifestyle di tempat kerja adalah pondasi penting. Ini bukan program sesaat, tapi investasi jangka panjang untuk perubahan perilaku.
2. BNI salurkan pembiayaan hijau Rp182,2 triliun

Di sisi lain, BNI terus memperkuat komitmen ekonomi hijau melalui penyaluran pembiayaan mencapai Rp182,2 triliun hingga April 2025. Jumlah tersebut setara dengan 24 persen dari total kredit BNI. Adapun dari total tersebut, sebesar Rp72,8 triliun secara khusus dialokasikan untuk pembiayaan hijau.
"Pembiayaan berkelanjutan menjadi strategi BNI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan prinsip keberlanjutan. Dinamika perubahan iklim juga mendorong sektor perbankan untuk berperan aktif dalam pembiayaan yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," ucap Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo dalam keterangannya, Kamis (12/6/2025).
3. Pembiayaan SLL mencapai Rp6 triliun

Ia menegaskan, BNI terus memperkuat penerapan prinsip keberlanjutan dalam proses bisnisnya, termasuk dalam penyaluran kredit ke sektor-sektor yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan.
BNI berperan sebagai mitra strategis dalam mendukung transisi berkelanjutan melalui layanan pendampingan dan pembiayaan berbasis Sustainability Linked Loans (SLL). Hingga saat ini, BNI telah menyalurkan pembiayaan SLL sebesar Rp6,0 triliun kepada berbagai sektor, termasuk agrifood, manufaktur semen, baja, produk batubara dan kemasan. Pembiayaan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan kinerja keberlanjutan perusahaan.
Selain itu, BNI memiliki Risk Acceptance Criteria (RAC) dengan menambahkan mitigasi risiko perubahan iklim, memuat persyaratan minimum bagi (calon) debitur untuk sektor yang berisiko tinggi terhadap lingkungan, seperti sertifikasi RSPO/ISPO dan berkomitmen untuk menerapkan kebijakan No Deforestation, No Peat, and No Exploitation (NDPE) dalam kegiatan pembukaan lahan untuk debitur sektor perkebunan kelapa sawit, pemenuhan dokumen AMDAL atau UPL/UKL atau PROPER sesuai dengan sektor usahanya.
BNI juga menerapkan pembiayaan secara selektif kepada sektor-sektor dengan emisi tinggi, dengan mempertimbangkan implementasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST), serta rencana transisi energi yang jelas dan terukur dari debitur, sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung pembiayaan yang bertanggung jawab dan mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon.
"BNI optimistis dapat mendorong transformasi menuju sistem keuangan hijau. Dengan pembiayaan berkelanjutan dan penerapan prinsip ESG, BNI berupaya mewariskan lingkungan sehat untuk generasi mendatang," tegas Okki.