Dua Kebijakan Ini Manjur Pulihkan Ekonomi Italia di Tengah COVID-19

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Italia melakukan berbagai upaya untuk memulihkan perekonomian. Duta Besar Indonesia untuk Italia, Esti Andayani mengatakan, kondisi perekonomian Italia sesungguhnya tidak terlalu baik sebelum diserang COVID-19.
"Ada pinjaman publik yang tinggi. Presentase sudah sampai 155 persen dibandingkan gross domestic bruto (GDP)," ujar Esti dalam live streaming bersama IDN Times, Senin malam (27/4).
1. Pemerintah Italia memberikan garansi kredit hingga penundaan pajak

Esti menjelaskan, bantuan telah diberikan sejak Maret lalu. Pemerintah Italia menggelontorkan 700 miliar euro untuk membangkitkan perekonomian. Bantuan langsung tunai juga diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Pemerintah juga memberikan garansi kredit UMKM dan penundaan pembayaran pajak bagi pengusaha. Sekarang ini banyak yang mengharapkan corona bonds," tuturnya.
2. Sektor pertanian masih kesulitan mencari pekerja

Sementara itu, lanjut Esti, sektor pertanian saat ini kesulitan mencari pekerja karena memasuki masa panen. Menurut Esti, para pekerja itu mayoritas berasal dari Afrika Utara.
"Ini jadi persoalan karena wilayahnya masih ditutup. Memang ada pekerja Italia yang terdampak dirumahkan, tapi masalahnya gak ada keahlian," kata Esti.
3. Situasi Italia saat ini sudah cukup kondusif

Saat ini, kata Esti, situasi di Italia cukup kondusif setelah aturan diperketat. Berdasarkan data terkini, total kasus virus corona di Italia tercatat 197.675 kasus. Dari angka itu, 26.644 orang meninggal dan 64.928 orang dinyatakan sembuh.
"Penambahan kasus sangat melambat, tingkat kematian juga turun. Kalau sebulan lalu setiap hari ada 700-an kematian, selama 5 hari ini sudah di bawah 500 orang. Kemarin selama 24 jam ada 240 yang meninggal," jelasnya.
Oleh sebab itu, lanjut Esti, pemerintah berencana membuka lockdown pada 4 Mei 2020. Namun demikian, aturan social distancing dan protokol kesehatan tetap berlaku.
"Beberapa aula dan bangsal yang digunakan untuk menangani pasien COVID-19 sudah kembali ke fungsinya semula. Rencananya pabrik-pabrik yang esensial juga akan dibuka lagi. Kami akan memasuki fase kedua, yaitu hidup bersama virus (corona)," ujar Esti.


















