Eksplorasi Geothermal, Solusi Swasembada Energi Prabowo

- Arcandra Tahar menilai pemerintah perlu meningkatkan eksplorasi panas bumi untuk mencapai swasembada energi.
- Geothermal menjadi potensi yang harus dimanfaatkan, namun tidak ada jaminan kesuksesan eksplorasi energi.
- Prabowo Subianto menegaskan komitmennya mencapai swasembada energi selama lima tahun ke depan, fokus pada kemandirian energi untuk mengantisipasi ketidakpastian global.
Jakarta, IDN Times - Eks Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar menilai Presiden Prabowo Subianto dan jajarannya di pemerintahan bisa mulai meningkatkan eksplorasi panas bumi atau geothermal guna meraih target swasembada energi.
"Kalau kita tidak melakukan eksplorasi, bagaimana kita akan mendapatkan itu? Untuk geothermal misalnya. Kita akan memenuhi kebutuhan kita lewat geothermal, tapi eksplorasinya, strategi kita ke sana tidak dilakukan dengan baik. Terus how? Nah, tergantung. Boleh kita mengatakan kita akan menuju ke sana, tapi yang penting itu strategi dari step by step, tahun per tahunnya seperti ini," tutur Arcandra dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (30/10/2024).
1. Tingkat kesuksesan eksplorasi

Meski begitu, Arcandra tidak menjamin eksplorasi yang dilakukan tersebut bisa langsung sukses dan bermanfaat bagi kemandirian energi dalam negeri.
Namun, hal itu tetap harus dilakukan jika Indonesia benar-benar ingin menjadi negara yang tidak bergantung terhadap impor energi dari luar negeri.
"Nggak ada yang bisa menjamin eksplorasi itu akan sukses, tapi harus dilakukan. Kalau untuk oil and gas, sukses rasio 15 sampai 20 persen sukses, sisanya gagal. Itulah eksplorasi oil and gas. Apa yang harus dilakukan? Kalau tanpa eksplorasi, yang 15-20 persen nggak akan terjadi," beber Arcandra.
2. Pemerintah perlu memanfaatkan potensi energi di dalam negeri

Geothermal jadi salah satu potensi yang mesti dimanfaatkan pemerintah untuk bisa mencapai target swasembada energi.
Selain itu, Arcandra menilai pemerintah perlu memanfaatkan secara optimal potensi-potensi energi lain yang juga sudah ada di dalam negeri sebelum memutuskan membatasi atau meniadakan impor energi dari luar negeri.
"Apa yang kita punya, itu yang kita manfaatkan dulu karena isunya adalah bagaimana kita Memanfaatkan Atau mengurangi ketergantungan terhadap impor. Itu bahasanya semua negara mungkin ya, bahasanya sama, mengurangi impor. Tapi permasalahannya adalah dalam mengurangi impor itu apakah kita punya subsitusi di dalam negeri?" tutur Arcandra.
3. Pemerintahan Prabowo fokus pada swasembada energi

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada energi di masa pemerintahannya selama lima tahun ke depan, periode 2024-2029.
"Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi," kata dia dalam pidato perdananya sebagai presiden di Gedung DPR/MPR RI, Minggu (20/10/2024).
Prabowo menekankan pentingnya melakukan swasembada alias kemandirian energi untuk mengantisipasi ketidakpastian, termasuk perang yang terjadi di mana-mana.
"Kita harus siap dengan kemungkinan yang paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri. Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, sulit kita mendapat sumber energi dari negara lain," tuturnya.