Ekspor Daging Sapi Brasil ke China Naik Tajam 38 Persen

- Kenaikan ekspor daging sapi Brasil ke China mencapai 38,3% pada September 2025
- Lonjakan ekspor terjadi di tengah sengketa dagang AS-China, dengan penurunan signifikan ekspor ke AS
- Brasil berhasil memanfaatkan peluang pasar baru dan permintaan global, dengan pendapatan naik 35,8% selama sembilan bulan pertama 2025
Jakarta, IDN Times - Lonjakan ekspor daging sapi Brasil ke China pada September 2025 meningkat 38,3 persen dibandingkan September 2024, mencapai 187.340 ton. Data ini disampaikan oleh kelompok industri Abrafrigo yang mengumumkan rekor tertinggi ekspor bulanan untuk Brasil, terutama didorong oleh pasar China yang terus memperluas pembelian mereka.
Abrafrigo juga melaporkan, ekspor daging sapi Brasil secara total pada bulan September mencapai nilai tertinggi sepanjang sejarah dengan volume 373.867 ton dan pendapatan 1,92 miliar dolar AS (Rp31,7 triliun). Kenaikan ini menunjukkan nilai ekspor naik 49 persen dan volume meningkat 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
1. Kenaikan ekspor daging sapi Brasil di tengah sengketa dagang AS

Abrafrigo menyatakan, lonjakan signifikan ekspor daging sapi Brasil ke China terjadi di tengah sengketa dagang AS-China. China memperbesar pembelian sebagai bagian dari strategi menghindari produk pertanian dari AS yang menghadapi tarif tinggi.
"Performa luar biasa ini terjadi pada bulan kedua penerapan tarif tambahan oleh AS atas produk Brasil, memperlihatkan ketangguhan sektor dan kemampuan memanfaatkan peluang pasar baru," ujar Abrafrigo, dilansir Al Jazeera.
Dalam laporan yang sama, tarif sebesar 50 persen oleh pemerintah AS yang diterapkan Agustus lalu pada produk Brasil, termasuk daging sapi yang sudah memiliki tarif 26,4 persen sebelumnya, menjadi faktor utama pergeseran perdagangan global ini.
2. Dampak lonjakan ekspor terhadap pasar global dan pasar lain

Laporan Abrafrigo juga mencatat penurunan signifikan ekspor Brasil ke AS, pasar daging sapi kedua terbesar Brasil, turun 41 persen menjadi 102,9 juta dolar AS (Rp1,7 triliun) pada September 2025. Sebaliknya, Uni Eropa menjadi pasar ekspor terbesar kedua dengan nilai pembelian sebesar 131,7 juta dolar AS (Rp2,1 triliun), naik 106 persen dari tahun sebelumnya, dipimpin oleh Italia, Belanda, dan Spanyol.
Selain China dan Uni Eropa, lebih dari 130 negara meningkatkan impor daging sapi Brasil tahun ini, sedangkan 48 negara mengurangi pembelian, mencerminkan pergeseran besar dalam rantai pasok global akibat perubahan tarif dan strategi perdagangan.
3. Strategi Brasil memanfaatkan permintaan global dan peluang pasar baru

Abrafrigo mengungkapkan Brasil telah mengoptimalkan ekspor daging sapi dengan mencapai pendapatan 12,7 miliar dolar AS (Rp210 triliun) selama sembilan bulan pertama 2025, naik 35,8 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Volume pengiriman mencapai 2,3 juta ton, naik 18,7 persen.
"Brasil sebagai ekonomi terbesar di Amerika Latin mampu memperluas ekspornya di pasar tradisional dan baru, termasuk peningkatan ekspor kedelai yang juga mencapai rekor," kata Abrafrigo.
Hal ini menunjukkan Brasil berhasil menangkap peluang perdagangan di tengah ketegangan dagang global yang melibatkan AS dan China.