Ekspor Mobil China Melonjak 16 Persen di Kuartal I-2025

- Ekspor otomotif China pada kuartal I-2025 mencapai 1,54 juta unit, naik 16 persen dari tahun sebelumnya.
- Peningkatan ekspor didorong oleh permintaan kuat dari pasar internasional, terutama untuk kendaraan listrik dan hybrid.
Jakarta, IDN Times - China mencatatkan kinerja ekspor otomotif yang mengesankan untuk kuartal I-2025 pada Selasa (22/4/2025). Menurut laporan resmi, ekspor kendaraan mencapai 1,54 juta unit, naik 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menunjukkan ketahanan sektor otomotif di tengah tekanan perdagangan global.
Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan kuat dari berbagai pasar internasional, meskipun tantangan seperti tarif tinggi dari Amerika Serikat (AS) mulai mempengaruhi strategi ekspor. Data ini dirilis oleh Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA), yang juga mencatat peningkatan ekspor sebesar 16 persen pada Maret 2025, mencapai 0,57 juta unit.
1. Faktor pendorong pertumbuhan ekspor

Permintaan global terhadap kendaraan buatan China, terutama kendaraan listrik (EV) dan hybrid, menjadi pendorong utama lonjakan ekspor pada kuartal pertama 2025. Pasar seperti Timur Tengah, Asia-Pasifik, Afrika, Amerika Latin, dan Eropa menunjukkan minat besar terhadap produk otomotif China yang kompetitif dalam harga dan teknologi.
“Kendaraan listrik China semakin diminati karena inovasi teknologi dan harga yang terjangkau,” kata Sekretaris Jenderal CPCA, Cui Dongshu, dikutip dari Forexlive.
Meski demikian, ekspor ke AS mulai terhambat akibat tarif impor sebesar 245 persen, yang diberlakukan sebagai bagian dari kebijakan perdagangan administrasi Trump.
2. Dampak tarif AS terhadap ekspor

Tarif tinggi yang diberlakukan AS telah menciptakan tantangan signifikan bagi eksportir otomotif China. Pada Kamis (10/4), Beijing merespons dengan menaikkan tarif impor barang AS hingga 125 persen, memperburuk ketegangan perdagangan antara kedua negara.
“Dampak tarif ini terasa di pasar AS, di mana pesanan untuk produk otomotif China mulai menurun drastis,” ungkap seorang eksportir perangkat medis yang juga mengamati tren otomotif, Candice Li.
China kini berupaya mendiversifikasi pasar ekspornya untuk mengurangi ketergantungan pada AS, dengan memperkuat hubungan dagang di Asia Tenggara dan Eropa.
3. Strategi China menghadapi tekanan global

Untuk menjaga momentum ekspor, China tengah mempercepat diversifikasi pasar dan meningkatkan konsumsi domestik. Perdana Menteri Li Qiang menegaskan pada Jumat (11/4) mengatakan, komitmen pemerintah untuk mendukung eksportir melalui subsidi dan insentif produksi, sekaligus mendorong penjualan dalam negeri guna mengimbangi potensi penurunan ekspor.
“China memiliki pasar domestik yang besar dan opsi ekspor yang beragam,” kata Sheng Laiyun, Wakil Komisaris Biro Statistik Nasional, dikutip dari CNN Business.
Langkah ini diharapkan dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada 2025, meskipun proyeksi beberapa bank investasi seperti UBS memprediksi pertumbuhan hanya 3,4 persen akibat tekanan tarif.