Elon Musk Tawarkan Rp1.591 Triliun Buat Beli Kendali OpenAI

- Investor dipimpin Elon Musk tawar 97,4 miliar dolar AS untuk beli aset OpenAI
- Tawaran tingkatkan pertikaian pribadi antara Musk dan kepala eksekutif OpenAI
- OpenAI bertransisi jadi perusahaan pencari laba, Altman nilai perubahan demi investasi AI tercanggih
Jakarta, IDN Times - Sekelompok investor yang dipimpin Elon Musk mengajukan tawaran sebesar 97,4 miliar dolar Amerika Serikat untuk membeli aset lembaga nirlaba yang mengendalikan OpenAI. Tawaran untuk OpenAI adalah manuver terbaru dan paling berani dari Musk terhadap organisasi yang dibantu didirikannya hampir 10 tahun lalu.
Tawaran ini meningkatkan pertikaian pribadi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun mengenai masa depan kecerdasan buatan antara Musk dan kepala eksekutif OpenAI, Sam Altman.
"Tidak, terima kasih. Tetapi, kami akan membeli Twitter seharga 9,74 miliar dolar AS jika Anda mau," kata Altman di X, merujuk pada nama lama platform media sosial Musk, dikutip New York Times, Selasa (11/2/2025).
1. Altman ingin jadikan OpenAI perusahaan pencari laba

Bersama Altman, Musk adalah salah satu pendiri OpenAI. Mereka mendirikan entitas tersebut sebagai lembaga non-profit. Setelah Musk hengkang, OpenAI mulai bertransisi menjadi perusahaan pencari laba dengan dukungan investor eksternal, salah satunya Microsoft.
Altman menilai, perubahan bentuk ini agar OpenAI bisa menerima investasi baru untuk mendukung upaya menciptakan model kecerdasan buatan (AI) tercanggih. Saat ini, OpenAI menjadi salah satu perusahaan swasta paling berharga di dunia, bersama dengan SpaceX (perusahaan roket Musk) dan ByteDance (kreator TikTok).
Tawaran Musk dapat memperlambat transisi perusahaan yang dikerjakan Altman dan eksekutif OpenAi lainnya selama lebih dari setahun.
2. Masalah di OpenAI

Struktur OpenAI sangat sangat rumit, dan tawaran Musk menunjukkan pemahaman tentang titik-titik lemahnya. Setelah Musk meninggalkan organisasi tersebut, tiga tahun kemudian usai perebutan kendali Altman menggabungkan OpenAI dengan perusahaan nirlaba sehingga dapat mengumpulkan sejumlah besar uang yang dibutuhkan untuk membangun teknologi kecerdasan buatan (AI).
Namun, dewan nirlaba tersebut, dalam pengaturan yang tidak biasa, terus mengendalikan OpenAI. Pada akhir 2023, dewan direksi tiba-tiba memecat Altman dengan alasan sudah tidak memercayainya membangun AI demi kepentingan manusia. Namun, pemecatan hanya berlangsung lima hari.
Setelah kembali, Altman dan rekan-rekannya mulai mencari cara untuk memutus kendali organisasi nirlaba tersebut atas perusahaan. Ia juga mulai menempatkan sekutu-sekutunya di dewan direksi OpenAI, menawarkan benteng terhadap upaya lain untuk merebut kendali darinya.
Untuk memisahkan diri dari dewan direksi organisasi nirlaba tersebut, Altman dan rekan-rekannya harus memberikan kompensasi kepada organisasi nirlaba tersebu. OpenAI mungkin membayar biaya satu kali kepada organisasi nirlaba tersebut, misalnya, atau memberinya saham minoritas di perusahaan tersebut.
Sementara, OpenAI memiliki lebih dari 2.000 karyawan, organisasi nirlaba yang mengendalikannya hanya memiliki dua karyawan dan uang tunai senilai 22 juta dolar AS serta aset lainnya. Alasan mengapa Musk dan para investornya rela membayar miliaran dolar adalah karena lembaga tersebut memiliki kendali hukum atas OpenAI.
Namun, aset lembaga nirlaba tersebut belum diberi nilai — dan itulah yang coba ditetapkan oleh Musk dengan tawaran barunya. Tawarannya dapat berarti bahwa lembaga nirlaba OpenAI harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk memperoleh independensi dari lembaga nirlaba tersebut.
3. Musk menolak beli TikTok

Sebelum memberikan penawaran ini, Musk memastikan tidak tertarik membeli TikTok.
"Saya belum mengajukan penawaran untuk membeli TikTok, dan tidak memiliki rencana membelinya," ucap Musk.
Sementara itu, ByteDance juga menolak rencana menjual TikTok. Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut membantu penundaan penjualan TikTok.