Gag Nikel Sebut Tambang di Pulau Gag Tak Masuk Zona Geopark

- PT Gag Nikel kelola limbah sesuai standar pertambangan yang berlaku, dengan pengoperasian sistem drainase, sump pit, dan kolam pengendapan untuk menampung air larian dari area tambang.
- Perusahaan mengapresiasi dukungan pemerintah dalam menjalankan operasional sesuai prinsip Good Mining Practices sebagai bagian dari badan usaha milik negara (BUMN).
Jakarta, IDN Times - PT Gag Nikel menegaskan lokasi tambangnya di Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat tidak termasuk dalam batas resmi Geopark Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.
Pernyataan tersebut mengacu pada data geopark yang hanya mencakup empat pulau utama, yakni Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Perusahaan menyayangkan beredarnya informasi yang menyebut aktivitas pertambangan mereka merusak Pulau Gag.
"Kami menyayangkan berita hoax yang beredar bahwa PT Gag Nikel telah merusak Pulau Gag. Kami sudah melakukan berbagai hal dalam melaksanakan operasional berkelanjutan agar tidak merusak Pulau Gag," kata Plt Presiden Direktur Arya Arditya dalam keterangan tertulis, Senin (9/6/2025).
1. Kelola limbah sesuai standar

PT Gag Nikel menyampaikan pengelolaan limbah dilakukan sesuai standar pertambangan yang berlaku. Perusahaan telah mengoperasikan sistem drainase, sump pit, dan kolam pengendapan untuk menampung air larian dari area tambang.
"Proses pengolahan air limbah dilakukan melalui lima kompartemen sebagai filter dan tampungan sedimentasi, semua air atau limpasan hasil hujan itu sebelum masuk ke badan sungai kita endapkan terlebih dahulu melalui lima kolam," ujar Arya.
Setiap hari, perusahaan melakukan pengukuran Total Suspended Solids (TSS) untuk memastikan kandungan limbah memenuhi ketentuan sebelum dialirkan ke badan air. Perusahaan juga telah mengantongi persetujuan teknis Baku Mutu Air Limbah (BMAL) untuk pengelolaan air larian.
Selain itu, PT Gag Nikel aktif melakukan rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan konservasi terumbu karang. Residu dari kolam pengendapan dipindahkan ke tempat penampungan khusus setelah kolam mengering.
2. Apresiasi dukungan pemerintah

Perusahaan mengapresiasi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri LHK Hanif Faisol Nurofiq, Gubernur Papua Barat Daya Elisa Kambu, dan Bupati Raja Ampat Orideko I. Burdam. Menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah menjadi bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap hak masyarakat serta praktik pertambangan yang bertanggung jawab.
Arya mengatakan, perusahaan akan terus menjalankan operasional sesuai prinsip Good Mining Practices, terlebih sebagau bagian dari badan usaha milik negara (BUMN).
"Kami mengapresiasi dan berterimakasih sebesar-besarnya terhadap dukungan pemerintah, baik hal ini pak Bahlil, Pak Elisa dan Pak Orideko yang terjun langsung bertemu masyarakat dan melihat situasi operasional kami. Dukungan yang sama juga datang dari pak Hannif, selaku Menteri LH," paparnya.
3. Warga respons tambang dihentikan sementara

Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu menyebut masyarakat di sekitar tambang Pulau Gag, Kabupaten Raja Ampat ingin aktivitas pertambangan tetap dilanjutkan karena dinilai membawa manfaat.
"Ketika kami sampai di sana, masyarakat lokal, semua yang ada disitu, kecil, besar, perempuan, tua, muda, mereka menangis, minta Pak Menteri ini tidak boleh ditutup, ini harus dilanjutkan," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (9/6).
Elisa juga menilai gambaran kondisi pertambangan yang beredar di media sosial tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Dia menyatakan perlunya klarifikasi melalui peninjauan langsung.
"Kita pastikan mungkin video itu bukan dari Gag, bukan dari Piaynemo, mungkin dari tempat lain. Mereka ambil dari mana kita juga tidak tahu, tapi yang pasti bukan dari penambangan di Pulau Gag," ujar Elisa.