Genjot Produksi, Petani Kopi Dapat Pendampingan Lewat Program Ini

- Petani kopi didampingi ahli untuk tingkatkan produktivitas dan kualitas kopi.
- Panen raya kopi dimulai di Perkebunan Ijen Kalisat dengan bantuan sosial bagi petani.
- PMO Kopi dan Kakao Nusantara targetkan perbaikan harga dan pasar kopi Indonesia di pasar internasional.
Jakarta, IDN Times - Kementerian BUMN meluncurkan Project Management Office (PMO) Kopi dan Kakao Nusantara untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani kopi. Program itu dilaksanakan dengan Perhutani yang kini memiliki 43 ribu hektare (ha) lahan budidaya kopi di kawasan hutan.
Salah satunya di kawasan Perkebunan Kopi Ijen Kalisat, Bondowoso, Jawa Timur yang baru saja dikunjungi oleh kawasan Perkebunan Kopi Ijen Kalisat, Bondowoso, Jawa Timur.
"Indonesia menjadi penghasil kopi terbesar di dunia keempat termasuk di Jatim ini. Luar bisa sekali, jadi kualitas kopi harus terjaga dan kuantitas yang tercukupi, kita harus mengikuti standar internasional untuk mem-branding kopi dan membawa nama baik Indonesia," kata Gibran dikutip Rabu, (25/6/2025).
1. Petani didampingi ahli buat tingkatkan produktivitas dan kualitas kopi

Plt Direktur Utama Perhutani, Natalas Anis Harjanto mengatakan kawasan perkebunan itu dikelola secara sosial melalui pola agroforestry bersama masyarakat desa hutan.
Melalui intervensi PMO Kopi dan Kakao Nusantara, petani-petani kopi kini mendapat pendampingan langsung dari para ahli, tidak hanya di wilayah Perhutani, tapi juga di kawasan BUMN lainnya.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga mutu kopi unggulan di kawasan hutan Perhutani," ujar Natalas.
2. Panen raya kopi dimulai

Adapun peluncuran PMO Kopi dan Kakao itu seiringan dengan panen raya kopi di Perkebunan Ijen Kalisat. Gibran juga mencoba proses panen dan sortasi biji kopi dalam acara itu.
Para petani di kawasan itu juga mendapatkan bantuan sosial berupa sembako dan ternak kambing.
"Pemerintah ingin memastikan bahwa petani rakyat menjadi bagian dari rantai nilai yang adil dan menguntungkan. Ini bagian dari tujuan besar pemerintahan untuk membangun dari desa, dari sektor riil," tutur Gibran.
3. Targetkan perbaikan harga kopi

Selain produktivitas dan kualitas, PMO Kopi dan Kakao juga diharapkan bisa memperbaiki dari sisi harga, dan pasar kopi Indonesia bisa makin luas, khususnya di pasar internasional.
Menurut Perhutani, hal itu harus dilakukan melihat tren konsumsi kopi terus meningkat, dan kini menjadi bagian dari gaya hidup.
Di sisi lain, 92 persen produksi kopi Indonesia berasal dari petani rakyat memperkuat urgensi kolaborasi ini agar kopi nasional dapat naik kelas dan mengangkat kesejahteraan petaninya.