Ini Alasan Pertamina Tak Masuk Jadi Sponsor Formula E

Jakarta, IDN Times - PT Pertamina angkat bicara perihal tidak terlibatnya perseroan menjadi sponsor perhelatan balapan Formula E di Jakarta. Soal branding menjadi alasan perseroan memutuskan tidak masuk menjadi jajaran sponsor.
"Untuk Formula E. Kita ini mau branding apa. Karena mobil ini gak pakai BBM. Gak pakai pelumas. Apa yang mau kita branding? Betul gak? Yang namanya sponsor itu kan nge-branding, ya. Kalau branding apa? ya produk," ujar Dirut PT Pertamina, Nicke Widyawati, saat acara pertemuan dengan sejumlah Pimred di Grha Pertamina, Jakarta, Rabu (8/6/2022).
1. Model bisnis Formula E tidak sesuai dengan Pertamina

Nicke menjelaskan keputusan menjadi sponsor juga berarti ada sebuah nilai intrinsik, yang nantinya berdampak kepada perseroan. Ketidaksesuaian antara branding dengan produk yang dihasilkan perseroan menjadi alasan Pertamina tidak jadi sponsor Formula E.
"Kalau pabrik kita soal electric vehicle (EV) sudah jadi mungkin pas ya kita branding. EV battery bisa kita branding. Secara bisnis itu (Formula E) tidak matching ya dengan kita," kata dia.
2. Pertamina hadapi era disrupsi bisnis

Nicke juga menyinggung soal bisnis disrupsi yang dihadapi PT Pertamina. Penyelenggaraan kegiatan balapan yang menggunakan bahan bakar listrik, kata Nicke, menjadi salah satu model yang mendisrupsi bisnis PT Pertamina.
"Hari ini kita bicara soal disruption. That kind of business (Formula E) is disrupt our business. Tapi kan kita harus support karena kita masuk ke dalam bisnis itu, meskipun belum lahir ya. Kalau sudah lahir ya kita support mati-matian ya supaya besar," kata dia.
3. Pertamina butuh waktu siapkan konsep sponsorship

Nicke menyebut membuat konsep sponsorship tidak seperti membalikkan telapak tangan. Terlebih, acaranya cenderung strategis dan menjadi perhatian global. Perseroan membutuhkan waktu untuk mempersiapkannya.
"Kita untuk Mandalika itu dua tahun sebelumnya kok merumuskannya. Angkanya kan besar ya. Kita kan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) ya, harus menjaga GCG (Good Corporate Governance) juga dong. Jadi, kalau datangnya tiba-tiba itu ya sulit. Kita dalam setahun itu kan sudah ada program dan alokasi anggaran," kata Nicke.



















