Hashim Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 8 Persen

- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan program 3 juta rumah jadi andalan pertumbuhan ekonomi Indonesia
- Anggaran untuk MBG sebesar Rp171 triliun, menambahkan 2 persen pertumbuhan ekonomi
Jakarta, IDN Times - Pendiri Arsari Group sekaligus Utusan Khusus Presiden, Hashim Djojohadikusumo optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 8 persen. Optimimse ini didasari oleh kinerja ekonomi yang baik pada beberapa bulan terakhir.
“Saya sebenarnya sangat optimis dalam tiga atau empat bulan terakhir, bahwa kita benar-benar akan melampaui 8 persen (pertumbuhan ekonomi), dan saya akan memberitahu Anda alasannya,” kata Hashim, Rabu (19/2/2025).
1. Program makan bergizi gratis tambah pertumbuhan ekonomi 2 persen

Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang menopang pertumbuhan ekonomi, yakni program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan program 3 juta rumah yang diyakininya bisa menggerakkan perekonomian.
Hashim menceritakan, saat pertama kali Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden ke-8 RI, pemerintah menyiapkan anggaran untuk MBG sebesar Rp71 triliun atau sekitar 4 miliar dolar AS dan memberikan tambahan pada perekonomian hingga 0,83 persen, kemudian anggarannya ditambah lagi Rp100 triliun, sehingga total anggarannya menjadi Rp171 triliun.
"Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan pada bulan Oktober dengan pengeluaran untuk (program makan bergizi) sebesar Rp71 triliun akan menambah 0,83 persen pertumbuhan ekonomi. Dengan tambahan Rp100 triliun rupiah, prognosis mereka adalah pertumbuhan tambahan sebesar 2 persen," tutur Hashim.
2. Program 3 juta rumah akan dongkrak pertumbuhan ekonomi

Selain itu, Hashim menjelaskan, pemerintah telah menetapkan target program 3 juta rumah untuk 10 tahun mendatang. Rencana ini terdiri dari dua komponen utama, 1 juta unit apartemen di daerah perkotaan dan 2 juta unit rumah di daerah pedesaan, termasuk desa pesisir untuk nelayan dan kawasan lainnya.
Keputusan ini memiliki dampak yang sangat besar pada perekonomian, dalam hitungannya bila pembangunan 3 juta rumah konsisten dilakukan, maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 2 hingga 2,5 persen setiap tahunnya.
"Artinya, dalam jangka waktu tersebut, sektor perumahan diproyeksikan memberikan kontribusi lebih dari 8 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.
Tercatat ada 185 sektor yang memiliki keterkaitan dengan pembangunan perumahan, mulai dari industri semen, aluminium, furnitur, baja, dan masih banyak lagi. Keberlanjutan dan stabilitas sektor perumahan diyakini akan membuka peluang besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan yang luas.
Sektor perumahan tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat, tetapi juga memberikan dampak positif yang luas bagi ekonomi nasional, terutama di daerah-daerah yang membutuhkan infrastruktur perumahan yang lebih baik.
3. Ada sejumlah strategi untuk jaga pertumbuhan ekonomi

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan strategi kebijakan dapat dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, di antaranya dengan mendorong hilirisasi sumber daya alam (SDA) untuk menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi.
“Jadi kalau permintaan Bapak Presiden minta kita tumbuh 8 persen, ini adalah memungkinkan, karena kita pernah mencapai itu," ujarnya.
Menurut dia, ada sejumlah sektor yang harus dijaga tetap tumbuh yakni konsumsi rumah tangga, investasi harus tumbuh sekitar 10 persen, dan ekspor tumbuh 9 persen, dan sektornya tetap di hilirisasi. Begitu juga dengan sektor jasa, pariwisata, konstruksi dan perumahan, ekonomi digital, pengembangan ekonomi baru yaitu semikonduktor, dan transisi energi atau green energy.