Hubungan Dagang AS-Tiongkok Tetap Tegang di Era Biden, Ini Sebabnya

Jakarta, IDN Times – Prospek hubungan dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok kemungkinan akan tetap tegang setelah kedua negara mengadakan pembicaraan diplomatik tingkat tinggi minggu ini.
Hal ini menunjukkan tim Presiden Joe Biden tidak berencana untuk sepenuhnya mencabut aturan keras yang telah diterapkan pemerintahan Mantan Presiden Donald Trump sebelumnya dalam diskusi mereka, menurut CNBC, Sabtu (20/3/2021).
1. Sudah "gencatan senjata" pada Januari

AS-Tiongkok yang telah terlibat perang dagang tak lama setelah Trump menjabat pada 2016. Namun kedua negara telah sepakat melakukan gencatan senjata dalam perang dagang mereka tersebut pada Januari tahun lalu. Itu terjadi setelah kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu menandatangani perjanjian dagang “fase satu”.
Sayangnya pada pertemuan terbaru, perwakilan dari kedua belah pihak masih belum mau saling mengalah dan memandang pihak lain sebagai saingan ekonomi utama.
2. Persaingan masih tinggi

Persaingan itu ditampilkan sepenuhnya pada Kamis, ketika negara-negara tersebut memulai pertemuan dua hari di Anchorage, Alaska.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken memulai pidatonya dengan menyebut bahwa AS akan menyoroti keprihatinannya yang mendalam dengan tindakan Tiongkok, termasuk di Xinjiang, Hong Kong, Taiwan, serangan dunia maya di Amerika Serikat dan pemaksaan ekonomi terhadap sekutunya.
Sementara Yang Jiechi, direktur Komisi Urusan Luar Negeri Pusat Partai Komunis China, mengatakan AS tidak bersungguh-sungguh ingin berbicara dengan Tiongkok.
Pembicaraan ini sendiri, meskipun lebih dianggap sebagai latihan diplomatik dan bukan pembicaraan ekonomi, banyak diyakini sebagai gambaran awal dari pertempuran sengit yang akan terjadi antara tim perdagangan Biden.
3. Nilai perdagangan AS-Tiongkok

Hubungan dagang AS-Tiongkok merupakan salah satu hubungan perdagangan paling berharga di dunia.
Tiongkok saat ini adalah mitra perdagangan barang terbesar ketiga Amerika Serikat dengan total perdagangan dua arah mencapai 558,1 miliar dolar AS pada 2019, menurut Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR). Volume perdagangan besar-besaran itu menciptakan sekitar 911.000 pekerjaan di AS pada 2015, dengan 601.000 berasal dari ekspor barang dan 309.000 dari ekspor jasa.
Tiongkok juga merupakan pasar ekspor terbesar ketiga bagi petani Amerika dan perdagangan tahunan komoditas pertanian mencapai 14 miliar dolar AS dua tahun lalu. Tiongkok adalah pemasok barang impor terbesar Amerika Serikat.