Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IHSG Sempat Anjlok, BI Minta Investor Tak Perlu Khawatir

Konpers RDG BI periode Maret 2025. (IDN Times/Triyan)
Intinya sih...
  • Gubernur BI, Perry Warjiyo memastikan pasar keuangan Indonesia tetap menarik bagi investor asing
  • Otoritas fiskal dan moneter konsisten bekerja sama untuk memperkuat fundamental perekonomian di Tanah Air
  • Imbal hasil SBN dan SRBI diyakini tetap kompetitif dibandingkan dengan negara lain, sementara BI akan menjaga stabilitas rupiah

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memastikan bahwa kondisi pasar keuangan Indonesia tetap menarik. Oleh karena itu, ia meminta investor untuk tidak khwatir menanamkan modalnya di dalam negeri. 

Hal ini sekaligus merespons kondisi perdagangan IHSG yang sempat dibekukan pada Selasa (18/3/2025). 

“Pesan kami kepada investor, kita pastikan aset keuangan di Indonesia khususnya SBN (Surat Berharga Negara) dan SRBI (Sekuritas Rupiah Bank Indonesia) tetap akan menarik bagi investor asing untuk investasi di Indonesia,” ucap Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Maret 2025 di Gedung Thamrin, BI pada Rabu (19/3/2025).

1. Kebijakan otoritas fiskal dan moneter akan perkuat fundamental perekonomian

Konpers RDG BI periode Maret 2025. (IDN Times/Triyan)

Perry menjelaskan otoritas fiskal dan moneter konsisten bekerja sama menjalankan sejumlah kebijakan untuk memperkuat fundamental perekonomian di Tanah Air. Sinergi kebijakan fiskal dan moneter dijalankan secara prudent

“Kami bersama Menteri Keuangan bersinergi sangat erat memastikan kebijakan moneter sangat prudent, kebijakan fiskal sangat prudent. Sinergi erat guna memastikan masalah stabilitas negeri ini dan bersama mendorong pertumbuhan ekonomi,” terang Perry.

2. Imbal hasil SBN dan SRBI tetap menarik dibandingkan negara lain

Di sisi lain, imbal hasil SBN dan SRBI pun diyakiniya tetap menarik dan kompetitif bila  dibandingkan dengan negara lain. Di sisi lain, Bank Indonesia memastikan akan menjaga stabilitas rupiah. 

"Investor asing bisa menghitung berapa yield differential (perbedaan imbal hasil) SBN maupun SRBI yang lebih tinggi dari sejumlah negara, kawasan termasuk India. Kemudian Bank Indonesia akan memastikan stabilitas nilai tukar rupiah," tegasnya. 

3. Rincian dana masuk di instrumen SRBI, SVBI dan SUVBI

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data yang dihimpun BI, pada 17 Maret 2025, posisi instrumen SRBI, Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) dan masing-masing tercatat sebesar Rp892,36 triliun, 2,3 miliar dolar AS  dan 320 juta dolar AS. 

Kepemilikan nonresiden dalam SRBI per tanggal 17 Maret 2025 mencapai Rp232,41 triliun atau 26,05 persen dari total outstanding. 

Menurutnya, rata-rata nilai SRBI per hari mencapai Rp16 triliun dan implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antar pelaku pasar, sehingga memperkuat efektivitas instrumen moneter dalam stabilisasi nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi.

“Primary dealer juga sangat aktif. Tidak hanya SRBI tetapi juga kami perluas untuk SVBI dan SUVBI maupun instrumen lain termasuk untuk devisa hasil ekspor sumber daya alam, ungkap Perry. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us