IF Catat Laba Bersih Rp124 Miliar hingga September 2025

- Total aset tumbuh sekitar 7 persen menjadi Rp14,6 triliun, dengan aset produktif meningkat sebesar tiga persen menjadi Rp13 triliun.
- IIF aktif menyediakan jasa pembiayaan dan konsultasi di berbagai sektor infrastruktur, dengan tiga sektor terbesar yang dibiayai adalah energi terbarukan, infrastruktur digital, dan fasilitas pengolahan air.
- Perusahaan juga aktif meningkatkan pendanaan melalui pasar pinjaman bank dan pasar modal serta sedang memproses penerbitan obligasi senilai 1,5 triliun dolar AS untuk mendukung operasionalnya.
Jakarta, IDN Times - PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) mencatat laba bersih sebesar Rp124 miliar hingga September 2025, meningkat 28 persen secara year-on-year (YoY). Sementara itu, laba sebelum pajak untuk sembilan bulan pertama 2025 mencapai Rp175 miliar, naik 34 persen YoY.
"Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 11 persen (yoy) menjadi Rp987 miliar, serta penurunan beban bunga sebesar sembilan persen (yoy) menjadi Rp558 miliar," kata Presiden Direktur & CEO IIF Rizki Pribadi Hasan dalam keterangan tertulis, Jumat (31/10/2025).
1. Total aset tumbuh sekitar 7 persen menjadi Rp14,6 triliun

Ia menjelaskan total aset tumbuh sekitar tujuh persen (yoy) menjadi Rp14,6 triliun, sementara aset produktif meningkat sebesar tiga persen (yoy) menjadi Rp13 triliun. Ia menyampaikan, IIF mencatat marjin laba bersih yang sehat sebesar 12 persen dan rasio kecukupan modal di atas 40 persen.
"Perusahaan memperluas bisnisnya dengan menawarkan solusi keuangan kreatif kepada klien untuk proyek infrastruktur mereka melalui pinjaman senior dan junior, sindikasi pinjaman, take-out financing, credit enhancement, konsultasi ESG, dan jenis pembiayaan dan jasa konsultasi lainnya," ujar dia.
2. Ada 3 sektor besar yang dibiayai IIF

Di sisi lain, IIF aktif menyediakan jasa pembiayaan dan konsultasi di berbagai sektor infrastruktur. Tiga sektor terbesar yang dibiayai hingga saat ini adalah energi terbarukan, infrastruktur digital, dan fasilitas pengolahan air, yang mencakup sekitar 55 persen dari total pinjaman IIF.
"Sektor lainnya meliputi jalan tol, bandara, rumah sakit, dan pelabuhan," ungkapnya.
3. IIF lagi memproses penerbitan obligasi 1,5 triliun dolar AS

Lebih lanjut, perusahaan juga aktif meningkatkan pendanaan melalui pasar pinjaman bank dan pasar modal. Saat ini, IIF sedang memproses penerbitan obligasi senilai 1,5 triliun dolar AS untuk mendukung operasional sekaligus mendorong partisipasi investor, baik individu maupun institusi, dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
Adapun PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) adalah lembaga keuangan swasta non-bank yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur serta layanan konsultasi, dikelola secara profesional dan berfokus pada proyek-proyek infrastruktur yang layak secara komersial. IIF didirikan pada 15 Januari 2010 atas inisiatif Pemerintah Republik Indonesia bekerja sama dengan lembaga keuangan internasional.
Saat ini, kepemilikan IIF terdiri dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) (Persero), Asian Development Bank (ADB), International Finance Corporation (IFC) dari World Bank, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft (DEG) yang sepenuhnya dimiliki KfW, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
Dalam kegiatan operasionalnya, IIF menerapkan praktik terbaik berbasis standar internasional dalam pemberian kredit, tata kelola perusahaan, serta standar perlindungan sosial dan lingkungan, guna memastikan keberlanjutan pembangunan infrastruktur di Indonesia.



















