IMF Cairkan Dana Rp6,5 Triliun untuk Pakistan

Intinya sih...
- IMF mencairkan 1 miliar dolar AS untuk Pakistan sebagai bagian dari program EFF senilai 7 miliar dolar AS.
- Pencairan kedua ini bertujuan memperkuat cadangan devisa Pakistan dan menjaga stabilitas makro ekonomi.
- India menyampaikan protes diplomatik terhadap keputusan IMF, khawatir dana tersebut disalahgunakan.
Jakarta, IDN Times - Dana Moneter Internasional (IMF) resmi mencairkan 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) (Rp6,5 triliun) untuk Pakistan pada Jum'at (9/5/2025), sebagai bagian dari program Extended Fund Facility (EFF) senilai 7 miliar dolar AS (Rp115,8 triliun). Ini merupakan pencairan kedua sejak kesepakatan ditandatangani pada September 2024.
IMF juga menyetujui program baru senilai 1,4 miliar dolar AS (Rp23,1 triliun) melalui Resilience and Sustainability Facility (RSF). Inisiatif ini dirancang untuk memperkuat ketahanan iklim dan mendukung pembangunan ekonomi jangka panjang.
Namun, keputusan IMF menuai kritik dari India, yang menilai dana tersebut berpotensi disalahgunakan. India menyampaikan protes diplomatik dan memilih absen dalam pemungutan suara.
1.Stabilitas ekonomi dan cadangan devisa
Setelah meninjau reformasi ekonomi Pakistan, IMF menyetujui pencairan dana untuk memperkuat cadangan devisa dan menjaga stabilitas makro ekonomi. Cadangan devisa Pakistan naik dari 9,4 miliar dolar AS (Rp155,5 triliun) pada Agustus 2024 menjadi 10,3 miliar dolar AS (Rp170,4 triliun) pada April 2025.
“Pakistan telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam menstabilkan perekonomian di tengah tekanan global,” kata perwakilan IMF, dikutip dari Gulf News.
Reformasi seperti perluasan basis pajak dan disiplin fiskal membantu menurunkan inflasi ke 0,3 persen dan mendorong penurunan suku bunga sebesar 1.100 basis poin sejak Juni 2024.
IMF memperkirakan cadangan devisa Pakistan akan mencapai 13,9 miliar dolar AS (Rp230 triliun) pada Juni 2025. Dukungan ini diharapkan mencegah krisis neraca pembayaran dan mendorong pertumbuhan inklusif.
2. Reformasi iklim dan infrastruktur
IMF menyetujui program RSF senilai 1,4 miliar dolar AS (Rp23,1 triliun) yang akan dijalankan selama 28 bulan untuk mendukung ketahanan iklim Pakistan. Program ini mencakup reformasi struktural yang akan dilaksanakan mulai pertengahan 2025.
“Dana ini akan memperkuat kesiapan Pakistan dalam menghadapi risiko iklim, sambil mendorong reformasi ekonomi yang berkelanjutan,” ujar pejabat IMF, dilansir Reuters. Di antara reformasi tersebut adalah pengenalan retribusi karbon pada Juli 2025 dan kenaikan tarif air pada 2026.
Pakistan juga berkomitmen meninjau kembali Zona Ekonomi Khusus (SEZ) dengan target penghapusan bertahap hingga 2035. Meskipun tidak ada pencairan langsung, program ini mencerminkan kepercayaan IMF terhadap arah reformasi Pakistan.
3. Kekhawatiran atas stabilitas kawasan
India menyatakan keberatan atas keputusan IMF, dengan alasan kekhawatiran bahwa dana dapat digunakan untuk kegiatan di luar tujuan ekonomi. Ketegangan meningkat pasca serangan teroris di Kashmir pada April 2025 yang menewaskan 26 orang.
“India khawatir pinjaman IMF akan memperkuat unsur yang mengancam keamanan kawasan,” ungkap seorang pejabat India, dilansir Bloomberg.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menegaskan bahwa seluruh dana akan difokuskan untuk reformasi ekonomi dan iklim. IMF tetap berkomitmen mencegah risiko krisis yang dapat berdampak luas secara regional.