Permintaan Emas Kembali Rebound Usai Aksi Jual Saham

Emas masih diminati imbas ketidakpastian ekonomi

Chicago, IDN Times - Harga emas rebound dari penurunan empat hari beruntun sebelumnya pada akhir perdagangan, Selasa (Rabu pagi WIB). Aksi jual di pasar saham mendorong investor untuk mencari perlindungan di logam mulia yang dipandang sebagai aset aman.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 8,9 dolar AS atau 0,46 persen menjadi ditutup pada 1.943,2 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Harga Emas Antam 9 September Naik Tipis Jadi Rp1,017 Juta per Gram 

1. Para investor masih memilih emas sebagai aset safe haven

Permintaan Emas Kembali Rebound Usai Aksi Jual SahamIlustrasi Emas Mulia (IDN Times/Arief Rahmat)

Sehari sebelumnya, Senin (7/9/2020), emas berjangka sedikit berubah pada 1.933,60 dolar AS per ounce, karena pasar-pasar AS ditutup untuk libur Hari Buruh.

Emas berjangka juga turun 3,5 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.934,30 dolar AS pada Jumat (4/9/2020), setelah merosot 6,9 dolar AS atau 0,35 persen menjadi 1.937,80 dolar AS pada Kamis (3/9/2020), dan anjlok 34,2 dolar AS atau 1,73 persen menjadi 1.944,70 dolar AS per ounce pada Rabu (2/9/2020).

“Kami melihat rebound dari posisi terendah dalam emas setelah penurunan tajam di ekuitas AS memicu beberapa pembelian safe haven. Orang-orang bingung, mereka tidak tahu di mana posisi terendah di pasar ekuitas saat ini,” kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago, dilansir dari ANTARA, Rabu (9/9/2020).

2. Aksi jual saham memicu harga minyak jatuh

Permintaan Emas Kembali Rebound Usai Aksi Jual SahamKaryawan memantau pergerakan harga saham di Kantor Mandiri Sekuritas, Jakarta, Rabu (15/7/2020) (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Sementara, pasar ekuitas global dan harga minyak jatuh. Hal itu terjadi setelah aksi jual tajam di saham-saham teknologi, ketidakpastian Brexit, dan kekhawatiran atas gejolak dalam kasus virus corona.

Keuntungan emas terjadi meskipun dolar lebih kuat, yang naik 0,7 persen terhadap mata uang utama saingannya. Investor sekarang menunggu pertemuan kebijakan ECB pada Kamis (10/9/2020), sementara pertemuan Federal Reserve AS berikutnya dijadwalkan minggu depan.

“Semua bank sentral berada di perahu yang sama. Mereka harus terus mencetak uang, terus melonggarkan kebijakan untuk melawan kemerosotan yang kita hadapi, dan itu akan membuat emas tetap didukung," kata Edward Meir, analis di ED&F Man Capital Markets.

3. Harga emas melonjak 27 persen imbas pandemik COVID-19

Permintaan Emas Kembali Rebound Usai Aksi Jual SahamPetugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, pada 28 Juli 2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Perlu diketahui, logam emas telah meningkat lebih dari 27 persen sepanjang tahun ini. Itu terjadi setelah bank-bank sentral secara global membanjiri pasar dengan stimulus luar biasa untuk mengimbangi kerusakan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemik virus corona. Emas dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.

“Emas telah terjebak dalam kisaran perdagangan yang sangat ketat. Jika kita dapat menembus di atas 1.960 dolar AS, itu mungkin menghidupkan kembali beberapa kehidupan menjadi bergairah,” kata Streible.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 27,9 sen atau 1,04 persen menjadi ditutup pada 26,991 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 12,1 dolar AS atau 1,35 persen menjadi menetap pada 910,3 dolar AS per ounce.

Baca Juga: Lesu, Harga Emas Antam 8 September Turun Jadi Rp1,015 Juta per Gram 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya