Sebelum BPJS Kesehatan, Ini 3 Kasus Kebocoran Data Konsumen E-commerce

Data 279 juta penduduk Indonesia dijual di situs online

Jakarta, IDN Times - Beberapa waktu lalu jagat dunia maya dihebohkan dengan kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia dan dijual di situs online yang dijual dengan harga 0,15 bitcoin atau sekitar Rp87 juta. Hal tersebut terungkap dari cuitan sebuah akun Twitter @ndagels yang diunggah Kamis, (20/5/2021).

Akun tersebut juga mengunggah bukti percakapan diduga penjual data yang menyebutkan data bocor tersebut milik BPJS Kesehatan. Sementara itu Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menyebut sampel data yang bocor itu identik dengan data BPJS Kesehatan.

Terkait hal tersebut, Dirut BPJS Kesehatan pada Senin (24/5/2021), menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri setelah sebelumnya juga dipanggil Menkominfo. Sementara, Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma'ruf, menegaskan BPJS Kesehatan konsisten memastikan keamanan data para pesertanya dilindungi.

Kasus kebocoran data bukan baru sekali ini terjadi di Indonesia dan melibatkan data pribadi konsumen. Sebelum kasus data yang diduga bocor dari BPJS Kesehatan, tercatat ada beberapa e-commerce yang juga mengalami hal yang sama. Berikut daftarnya.

Baca Juga: Kenali Macam-Macam Risiko Data Bocor, Begini Cara Antisipasinya!

1. Sebanyak 13 juta akun pengguna Bukalapak dihack

Sebelum BPJS Kesehatan, Ini 3 Kasus Kebocoran Data Konsumen E-commerceidntimes.com

Pada 2019 lalu, 13 juta akun pengguna Bukalapak diretas oleh hacker asal Pakistan. Intan Wibisono selaku Kepala Komunikasi Korporat Bukalapak memberikan keterangan resmi. Bukalapak memang mengonfirmasi ada upaya peretasan di situsnya. Namun, dia mengklaim tidak ada data penting dan informasi pribadi yang berhasil didapatkan, seperti user password atau pun data finansial.

Ia melanjutkan bahwa Bukalapak akan terus meningkatkan sistem keamanannya, demi memastikan keamanan dan kenyamanan para penggunanya. Mereka juga akan memastikan data penting pengguna tidak disalahgunakan.

2. Tokopedia pernah kebobolan 91 juta akun

Sebelum BPJS Kesehatan, Ini 3 Kasus Kebocoran Data Konsumen E-commerce(Tokopedia) www.tokopedia.com

Pada Juli 2020, Lembaga Riset Siber Indonesia Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) menemukan bahwa ada orang yang membeli data 91 juta pengguna akun e-commerce Tokopedia yang bocor beberapa pada Mei lalu dan mengedarkan tautan unduhannya melalui Facebook.

Menanggapi hal itu, VP of Corporate Communications, Tokopedia  Nuraini Razak angkat bicara. Menurut dia, pihak ketiga yang tidak berwenang telah mengunggah informasi secara ilegal di media sosial dan forum internet terkait cara mengakses data pelanggan Tokopedia yang telah dicuri.

"Kami ingin menegaskan bahwa ini bukanlah upaya pencurian data baru dan informasi password pengguna Tokopedia tetap aman terlindungi di balik enkripsi," katanya kepada IDN Times.

Menurutnya, pihaknya telah melaporkan hal ini ke pihak kepolisian. Dia mengimbau seluruh pihak untuk menghapus segala informasi yang memfasilitasi akses ke data yang diperoleh melalui cara yang melanggar hukum.

Baca Juga: Data 87 Juta Pengguna Facebook Bocor, Mark Zuckerberg Enggan Mundur

3. Sebanyak 1,1 juta data pengguna RedMart milik Lazada juga diretas

Sebelum BPJS Kesehatan, Ini 3 Kasus Kebocoran Data Konsumen E-commerceIDN Times/Helmi Shemi

Pada Oktober 2020 lalu, tercatat 1,1 juta data pengguna supermarket online RedMart milik Lazada diretas. Banyak informasi pribadi yang diperjualbelikan, seperti nama, nomor telepon, e-mail, alamat, password, hingga nomor kartu kredit pengguna RedMart.

Pihak Lazada membenarkan upaya pencurian data pengguna. Lazada menyatakan data-data tersebut dicuri dari database RedMart yang dihosting oleh penyedia layanan pihak ketiga. Meskipun demikian, Lazada mengklaim data yang dicuri peretas adalah data kadaluarsa.

Baca Juga: 279 Juta Data WNI Bocor, RUU Perlindungan Data Pribadi Kian Mendesak

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya