Ini Daftar Pengusaha yang Ikut Patungan Program 3 Juta Rumah

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mendorong keterlibatan dunia usaha dalam mengejar target 3 juta rumah, dengan skema gotong royong melalui corporate social responsibility (CSR). Setidaknya 13 perusahaan dan organisasi yang telah berkontribusi dalam program pembangunan dan renovasi rumah secara gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menteri PKP, Maruarar Sirait mengatakan kontribusi swasta menjadi bagian penting dalam mengakselerasi program perumahan nasional di tengah keterbatasan anggaran negara.
“Jadi CSR ini 100 persen semuanya dari mereka (pengusaha), dan mereka ini non-APBN, dan non-APBD, dan non-BUMN,” kata dia dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (19/5/2025).
1. Pembangunan rumah baru dari pengusaha 2.065 unit

Tercatat ada beberapa perusahaan besar yang berpartisipasi langsung dalam pembangunan rumah baru. Agung Sedayu dan Salim Group membangun 500 unit di kawasan Sebuku Sejaka Koal, Kotabaru.
Astra menyatakan komitmennya untuk membangun 250 unit. Hanya saja lokasi pembangunannya belum ditentukan. Kemudian PT Harum Energy membangun 35 unit rumah di Subang dan 30 unit di Jakarta Utara.
PT Adaro Minerals Tbk membangun 500 unit yang tersebar di Kalimantan Selatan. PT Berau Coal 500 unit di Kalimantan Timur, dan Agung Sedayu Group 250 unit di Banten.
2. Pengusaha juga merenovasi rumah gratis 6.000 unit

Selain membangun rumah baru, sejumlah pengusaha juga memberikan bantuan renovasi rumah layak huni. Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia 3.000 unit, tersebar di Jateng, Banten, Bogor, Depok, Jakarta, dan Bandung
Lippo Group merenovasi 1.500 unit, masing-masing 500 unit di Jawa Timur, Bekasi, dan Tangerang. Kemudian, Barito Pacific 1.000 unit di Banten dan Jakarta, Kadin Indonesia 500 unit di beberapa wilayah.
3. APBN hanya mampu bangun 269.779 unit rumah

Ara mengungkapkan hanya 269.779 unit rumah yang dapat dibangun melalui dukungan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), termasuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).
"Jadi saya mulai dengan kemampuan negara itu dari pembiayaan dan membangun itu 269.779," kata dia.
Sementara itu, kebutuhan riil pembangunan rumah yang ditargetkan oleh Presiden Prabowo Subianto adalah mencapai 3 juta unit. Artinya, pemerintah harus menutup kekurangan sekitar 2.730.221 unit dengan upaya lain.
"Jadi PR (pekerjaan rumah) kita, PR saya, PR kita, jajaran kami adalah 3 juta kurang 269.779," tambahnya.