Intel Gandeng TSMC Resmikan Usaha Patungan Strategis

- Intel gandeng TSMC dalam restrukturisasi besar industri semikonduktor
- TSMC pegang 20% saham, tidak lewat investasi tunai tapi keahlian manufaktur
- Keputusan diambil atas dorongan Trump untuk mempertahankan dominasi AS di industri semikonduktor
Jakarta, IDN Times – Intel resmi menggandeng Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) dalam restrukturisasi besar yang mengubah peta industri semikonduktor dunia. Kedua perusahaan akan membentuk usaha patungan yang mengelola fasilitas produksi chip milik Intel, dengan TSMC memegang 20 persen saham.
Bukan lewat investasi tunai, TSMC akan menyumbang keahliannya di bidang manufaktur dan melatih staf Intel. Langkah ini muncul atas dorongan Presiden Donald Trump, yang ingin menyelamatkan ikon industri AS dari keterpurukan.
1. Intel serahkan pabrik chip, TSMC hanya setor ilmu

Intel dilaporkan telah menyepakati penyerahan sejumlah fasilitas produksi chip kepada entitas baru yang dibentuk bersama TSMC. Perusahaan asal Taiwan itu akan mengambil 20 persen saham, namun kontribusinya bukan berupa dana.
Sebagai gantinya, TSMC akan berbagi praktik manufaktur terbaik dan memberikan pelatihan teknis kepada para insinyur Intel. Informasi ini diungkap oleh The Information, yang menyebut kolaborasi ini bersifat strategis untuk mempercepat transformasi internal Intel.
Keputusan ini diambil di tengah kekhawatiran eksekutif Intel akan potensi gelombang PHK besar-besaran. Usaha patungan dengan TSMC dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi sekaligus mempertahankan kapasitas produksi dalam negeri.
2. Tekanan dari Trump batasi saham asing di Intel

Dilansir dari Tech Repubic, Minggu (6/4/2025), dorongan pembentukan usaha patungan ini juga datang dari Trump. Ia disebut ingin memastikan Intel tetap berada di tangan AS, meskipun melibatkan mitra asing dalam restrukturisasi.
Karena itu, TSMC membatasi kepemilikannya di bawah 50 persen agar tak terkendala regulasi. Trump melihat kerja sama ini sebagai bagian dari strategi untuk memperkuat manufaktur dalam negeri dan menjaga dominasi AS di industri semikonduktor.
Seiring rumor ini mencuat, saham Intel justru menguat. Pasar menanggapi positif kabar bahwa raksasa chip ini mengambil langkah tegas setelah masa-masa sulit sepanjang 2024.
3. CEO baru bergerak cepat, fokus ke AI dan foundry

Masuknya Lip-Bu Tan sebagai CEO baru pertengahan Maret jadi pemicu utama restrukturisasi besar ini. Ia menggantikan Pat Gelsinger, yang gagal mengangkat profitabilitas meski telah menggelontorkan dana besar untuk pembangunan pabrik chip.
Tan langsung mengumumkan rencana pelepasan aset non-inti dan mengarahkan fokus perusahaan ke teknologi AI serta Software 2.0. Ia juga menyatakan bahwa pihaknya akan memprioritaskan perekrutan insinyur berkualitas, meningkatkan pekerjaan foundry chip, dan menyiapkan layanan semikonduktor kustom sebagai bagian dari strategi baru perusahaan.
Sebelumnya, Intel bahkan menunda proyek pembangunan dua pabrik chip senilai 28 miliar dolar AS di Ohio selama lima tahun. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan produksi dengan kondisi pasar dan efisiensi modal perusahaan.
Intel selama ini mengambil pendekatan unik: tetap menangani desain dan produksi chip sekaligus. Namun, strategi itu justru membuat mereka tertinggal dari TSMC yang fokus penuh pada produksi dan berhasil merebut klien besar seperti NVIDIA.
Kini, lewat usaha patungan ini dan restrukturisasi agresif di bawah CEO baru, Intel mencoba bangkit dari keterpurukan. Arah barunya sudah jelas: menjadi pemain tangguh kembali di tengah era dominasi AI dan persaingan global yang semakin ketat.