Jika Ditolak Publik, Rumah Mini 18 Meter Tak Jadi Disubsidi

- Menteri Ara itu menjelaskan rumah subsidi memerlukan pertimbangan khusus karena menggunakan anggaran negara.
- Ara menegaskan usulan terkait rumah subsidi 18 meter belum menjadi keputusan resmi.
- Ara menyebut rumah subsidi selama ini umumnya berukuran 60 meter persegi dan jarang ditemukan di pusat kota karena harga tanah yang mahal.
Jakarta, IDN Times - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menegaskan belum ada keputusan resmi terkait rumah subsidi berukuran 18 meter persegi. Apabila nantinya usulan untuk subsidi tidak disetujui, rumah tersebut akan dipasarkan sebagai rumah komersial.
"Kalau komersil kan mekanisme pasar. Iya kan? Kalau misalnya itu tidak disetujui nanti pada waktunya dengan berbagai pertimbangan, itu jadi rumah komersil aja. Kalau rumah komersil kan mekanisme pasar. Kalau orang suka, cocok, beli," kata dia di Kantor KPK, Jakarta, Rabu (18/6/2025).
1. Pertimbangan rumah subsidi lebih kompleks

Pria yang akrab disapa Ara itu menjelaskan rumah subsidi memerlukan pertimbangan khusus karena menggunakan anggaran negara. Dia menekankan pentingnya memperhatikan berbagai aspek sebelum menetapkan kebijakan.
"Kalau subsidi tentu kita harus pertimbangkan banyak hal karena ada uang negara di situ. Kan gitu kan? Kita lihat dong pertimbangannya bagaimana," ujarnya.
Dia juga mengungkapkan telah menerima banyak masukan positif dari masyarakat terkait rumah berukuran kecil yang memiliki desain menarik dan berlokasi strategis di wilayah perkotaan.
2. Maruarar masih mengumpulkan masukan

Ara menegaskan usulan terkait rumah subsidi 18 meter belum menjadi keputusan resmi. Saat ini pihaknya masih membuka ruang dialog dengan publik untuk mendapatkan tanggapan dan kritik.
Menurutnya, pendekatan yang dia lakukan berbeda karena tidak mensosialisasikan keputusan, melainkan menyampaikan gagasan untuk didiskusikan bersama sebelum difinalisasi.
"Ingat ya, saya tidak mensosialisikan keputusan. Saya menyosialisikan pikiran saya, niat baik saya," tegasnya.
3. Soroti kebutuhan hunian milenial di perkotaan

Ara menyebut rumah subsidi selama ini umumnya berukuran 60 meter persegi dan jarang ditemukan di pusat kota karena harga tanah yang mahal. Dia mendengarkan aspirasi konsumen, terutama generasi muda.
Dia menekankan lokasi, desain, dan harga menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan rumah subsidi di wilayah perkotaan. Oleh karena itu, wacana rumah berukuran lebih kecil diarahkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat urban, khususnya milenial.
"Karena selama ini saya dengar juga mereka yang paling penting tempatnya layak, tidak kumuh, tidak usah terlalu besar juga tidak apa-apa. Kita dorong dong wacana ini ke publik," tambahnya.