Kemendag Pastikan Target Ekspor Tak Berubah Meski Ada Tarif Trump

- Kemendag tetap targetkan ekspor Indonesia mencapai 294,45 miliar dolar AS pada 2025
- Pemerintah dorong perluasan pasar melalui penandatanganan perjanjian perdagangan baru
Jakarta, IDN Times - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan target ekspor nasional tidak akan mengalami penyesuaian, meskipun Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump menerapkan tarif impor terhadap sejumlah produk asal Indonesia. Kemendag tetap menargetkan nilai ekspor Indonesia mencapai 294,45 miliar dolar AS atau sekitar Rp 4.752 triliun pada 2025.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono mengatakan, pemerintah bersama dunia usaha terus menjaga optimisme di tengah ketidakpastian global.
"Kita tidak berencana merevisi target ekspor. Justru kita berusaha semaksimal mungkin agar target itu bisa tercapai," ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).
1. Diversifikasi pasar hingga perkuat kerja sama perdagangan

Untuk mengantisipasi dampak negatif dari tarif Trump, Djatmiko menjelaskan, pemerintah mendorong perluasan pasar melalui perjanjian perdagangan baru. Salah satu upaya terbaru, yakni melalui penandatanganan perjanjian kemitraan atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Kanada pada Desember lalu.
Langkah diversifikasi pasar dan penguatan kerja sama internasional ini dinilai penting untuk menjaga stabilitas perdagangan nasional, sekaligus membuka peluang baru di tengah dinamika geopolitik yang terus berubah.
"Dengan adanya perjanjian-perjanjian yang baru, kami harapkan target yang sudah ditetapkan itu tetap tercapai, termasuk juga dengan perjanjian-perjanjian yang sudah kita miliki sekarang,” ujar Djatmiko.
2. RI bidik perluasan pasar ekspor baru

Selain itu, pasar lain yang akan dibidik adalah Arab Saudi, yang dinilai sebagai pasar potensial. Hal ini dibuktikan dengan neraca perdagangan ekspor Indonesia ke Arab Saudi yang sebelumnya mengalami defisit, kini berbalik menjadi surplus.
Selain itu, Kemendag juga menargetkan rampungnya pembahasan perjanjian dagang dengan Tunisia, salah satu negara di kawasan Afrika Utara.
"Menurut hemat kami ini akan menjadi peluang yang besar kepada produk-produk yang berasal dari Indonesia untuk bisa dipasarkan di kawasan negara-negara Magribi," ujarnya.
Indonesia juga akan menyelesaikan perundingan kerja sama dagang dengan Peru. Menurutnya, Peru merupakan salah satu negara berkembang yang cukup progresif dan dipandang sebagai pasar yang menjanjikan bagi produk Indonesia.
Pemerintah juga masih menargetkan penyelesaian perjanjian dagang dengan Indonesia - Uni Eropa CEPA. Selain itu, pihaknya juga menargetkan penyelesain perjanjian dagang dengan Eurasia pada tahun ini.
"Eurasia ini custom union, terdiri dari Rusia, Belarus, Kazakhstan, Tiri Istanbul. Ini juga punya potensi yang luar biasa besar, kalau kita bisa memiliki perjanjian-perjanjian Eurasia, akan memasuk kita ke kawasan Eropa Timur dan sebagian dari kawasan Asia Tengah," tuturnya.
3. Daftar lima komoditas unggulan Indonesia yang diekspor Januari-Maret 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat (AS) selalu mengalami surplus sejak 2015, atau hampir satu dekade terakhir.
Berikut rincian surplus perdagangan Indonesia-AS sejak 2015 hingga periode kuartal I 2025:
- 2015 mencapai 8,65 miliar dolar AS
- 2016 mencapai 8,84 miliar dolar AS
- 2017 mencapai 9,67 miliar dolar AS
- 2018 mencapai 8,26 miliar dolar AS
- 2019 mencapai 8,58 miliar dolar AS
- 2020 mencapai 10,04 miliar dolar AS
- 2021 mencapai 14,54 miliar dolar AS
- 2022 mencapai 16,57 miliar dolar AS
- 2023 mencapai 11,97 miliar dolar AS
- 2024 mencapai 14,34 miliar dolar AS
- Januari-Maret 2025 mencapai 4,32 miliar dolar AS
Daftar lima komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke AS periode Januari-Maret 2025
- Mesin dan perlengkapan elektrik nilai ekspor mencapai 1,220,35 juta dolar AS atau mencakup 16,71 persen
- Alas kaki nilainya 657,90 juta dolar AS atau share 9,01 persen
- Pakaian dan aksesorisnya rajutan sebesar 629,25 juta dolar AS atau 8,61 persen
- Pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan sebesar 568,46 juta dolar AS atau 7,78 persen
- Lemak dan minyak hewan nabati atau minyak sawit sebesar 507,19 juta dolar AS dengan pangsa sebesar 6,94 persen
Sedangkan total nilai perdagangan migas antara Indonesia dan Amerika Serikat pada periode Januari–Maret mencapai 798,3 juta dolar AS. Dalam data yang dipaparkan, Indonesia tidak melakukan ekspor migas pada periode tersebut, sementara impor dari AS ke Indonesia mencakup minyak mentah (crude petroleum oils), hasil minyak (liquefied propane dan liquefied butanes).