Kemenhub Tempel Stiker Silang Merah di Bus Gak Layak Operasi

- Kemenhub melakukan uji kelaikan bus untuk Nataru 2024 dan menemukan banyak bus tidak layak jalan serta berpotensi membahayakan penumpang.
- Ada 32.130 bus yang layak beroperasi, Kemenhub akan memantau arus penumpang di 113 terminal, Yani memprediksikan puncak arus mudik dan balik jalur darat selama Nataru pada 24-25 Desember 2024 dan 1-2 Januari 2025.
Jakarta, IDN Times - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melakukan serangkaian uji kelaikan atau ramp check pada angkutan bus yang digunakan selama mudik dan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).
Dari ramp check tersebut, Kemenhub menemukan masih banyak angkutan bus yang tidak layak jalan dan berpotensi membahayakan penumpang selama Nataru.
Terkait hal tersebut, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Yani mengatakan, bus yang tidak lolos ramp check akan diberikan stiker tanda silang berwarna merah. Yani pun menganjurkan masyarakat untuk tidak naik bus dengan stiker tersebut.
"Gak boleh (jalan). Kita tilang, kita kandangin aja. Tidak boleh lagi lewat-lewat demi keselamatan," ujar Yani kepada awak media di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Kendati begitu, Yani enggan merinci lebih lanjut berapa banyak bus yang tak layak beroperasi dan akan diberikan stiker silang merah selama Nataru.
1. Ada puluhan ribu bus layak beroperasi

Di sisi lain, berdasarkan data Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub terdapat 32.130 bus yang layak beroperasi. Jumlah itu terdiri dari 14.044 bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), 16.266 bus pariwisata, dan 1.820 bus Antar Jemput Antar Provinsi (AJAP).
Selain itu, Kemenhub juga akan memantau arus penumpang di 113 terminal yang terdiri dari 80 terminal pada jalan arteri, dan 33 terminal pada akses in/out jalan tol.
2. Puncak arus mudik jalur darat selama Nataru

Sementara itu, Yani memprediksikan puncak arus mudik dan balik jalur darat selama Nataru akan terjadi pada 24-25 Desember 2024 dan 1-2 Januari 2025.
"Itu menjadi puncak dan menjadi perhatian kita untuk menjamin masyarakat bergerak dengan lancar," kata dia.
3. Sebanyak 110,67 juta orang melakukan pergerakan selama Nataru

Sebelumnya diberitakan, Kemenhub memproyeksikan pergerakan masyarakat selama momen Nataru mencapai 39,3 persen atau 110,67 juta. Mayoritas masyarakat atau 53,8 persen di antaranya memilih menggunakan kendaraan pribadi.
"Potensi pergerakan masyarakat ini merupakan hasil survei yang dilakukan pada periode 23 hingga 30 Oktober 2024," ujar Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi V DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Dudy pun merincikan potensi pergerakan antar provinsi sebesar 19,84 persen, atau 55,86 juta, sedangkan potensi pergerakan dalam provinsi sebesar 19,46 persen atau 54,81 juta. Kemudian, alasan melakukan perjalanan dalam liburan ke lokasi wisata ada sebanyak 45,63 persen, diikuti dengan liburan untuk pulang kampung 32,36 persen merayakan Natal dan Tahun Baru di kampung halaman 19,96 persen serta tugas atau pekerjaan 2 persen.
Di sisi penggunaan kendaraan, Dudy memaparkan bahwa akan ada sebanyak 59,52 juta masyarakat atau sebesar 53,78 persen yang memilih menggunakan kendaraan pribadi.
"Sedangkan prediksi dalam menggunakan angkutan umum berdasarkan data terkoreksi sebagai berikut. Bus ada 6,54 juta masyarakat, Kereta Api antar kota 3,44 juta, pesawat 4,14 juta, kapal penyebrangan 3,40 juta, dan kapal laut 2,38 juta," ujarnya.