Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kepatuhan DHE SDA Tinggi, tapi Dampak ke Cadangan Devisa Mini

Screenshot 2025-10-22 155110.jpg
Rapat Dewan Gubernur BI edisi Oktober. (Dok/Screenshot Zoom).
Intinya sih...
  • Mayoritas dana masuk ke rekening khusus sudah dikonversi ke rupiah, sekitar 78,2 persen.
  • Tekanan eksternal dalam 2 bulan terakhir menguras cadangan devisa nasional.
  • Rincian posisi cadangan devisa periode Januari-September 2025 menunjukkan penurunan dari Januari hingga September.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN TimesBank Indonesia (BI) menyatakan, kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan cadangan devisa nasional. Meskipun tingkat kepatuhan eksportir terhadap kewajiban penempatan DHE dari eskportir terpantau tinggi.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti menyampaikan, sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2025, tingkat kepatuhan eksportir dalam menempatkan devisa hasil ekspor ke rekening khusus (reksus) mencapai 95 persen.

“Seluruh dana DHE SDA yang diterima telah ditempatkan di rekening khusus yang memang diperuntukkan untuk penempatan DHE SDA,” ujarnya dalam Konferensi Pers dalam Rapat Dewan Gubernur secara Virtual, Rabu (22/10/2025).

Melalui peraturan yang mulai berlaku sejak 1 Maret 2025 tersebut, pemerintah menetapkan eksportir di sektor pertambangan (kecuali minyak dan gas bumi), perkebunan, kehutanan, dan perikanan wajib menempatkan 100 persen DHE SDA dalam sistem keuangan nasional selama 12 bulan dalam rekening khusus di bank nasional. Sedangkan untuk sektor minyak dan gas bumi, aturan tetap mengacu pada PP Nomor 36 Tahun 2023

1. Mayoritas dana yang masuk ke rekening khusus sudah dikonversi ke rupiah

Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)
Ilustrasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (ANTARA FOTO/ Sigid Kurniawan)

Destry menjelaskan, sebagian besar dana yang masuk ke rekening khusus dikonversi ke rupiah. Proses konversi ini menjadi salah satu upaya penting untuk menambah pasokan valuta asing (valas) di pasar domestik, terutama dolar Amerika Serikat (AS), yang sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kalau dilihat dari penggunaannya, mayoritas memang untuk konversi (dolar ke rupiah), yakni sekitar 78,2 persen. Artinya, ada penambahan pasokan valas, terutama dolar AS, di pasar dalam negeri,” ujarnya.

Penambahan pasokan ini turut membantu meredam tekanan volatilitas di pasar valuta asing, terutama saat terjadi peningkatan permintaan dolar oleh pelaku pasar, seperti importir dan investor asing yang keluar dari pasar keuangan domestik.

Meskpun kebijakan ini bermanfaat untuk menjaga keseimbangan pasar, efeknya tidak langsung memperkuat cadangan devisa negara. Hal ini karena valas hasil konversi lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan transaksi dalam negeri, bukan disimpan dalam bentuk cadangan di Bank Indonesia.

2. Tekanan eksternal dalam 2 bulan terakhir menguras cadev

ilustrasi cadangan devisa (unsplash.com/ Viacheslav Bublyk)
ilustrasi cadangan devisa (unsplash.com/ Viacheslav Bublyk)

Meski kebijakan DHE SDA telah memberikan efek positif terhadap stabilitas pasar valuta asing, namun tekanan eksternal tetap menjadi tantangan utama bagi ketahanan sektor eksternal Indonesia. Terlebih, dalam dua bulan terakhir, Indonesia mengalami arus keluar modal asing (capital outflow) yang cukup besar.

Kondisi ini berdampak langsung terhadap penurunan cadangan devisa nasional karena BI perlu melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Outflow besar, terutama untuk pembayaran dividen kepada investor asing, repatriasi keuntungan, dan pelunasan utang luar negeri, membuat kami harus menggunakan cadangan devisa untuk intervensi di pasar,” ujar Destry.

3. Rincian cadev Januari-September 2025

Ilustrasi cadangan devisa. (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi cadangan devisa. (IDN Times/Arief Rahmat)

Berikut rincian posisi cadev periode Januari-September 2025;

  • Januari 156,1 miliar dolar AS
  • Februari 154,5 miliar dolar AS
  • Maret 157,1 miliar dolar AS
  • April 152,5 miliar dolar AS
  • Mei 152,5 miliar dolar AS.
  • Juni 152,6 miliar dolar AS
  • Juli 152 miliar dolar AS
  • Agustus 150,7 miliar dolar AS
  • September 148,7 miliar dolar AS.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

4 Perbedaan antara Merger dan Akuisisi yang Jarang Diketahui

22 Okt 2025, 22:00 WIBBusiness