Ekonomi Digital RI Diperkirakan Tembus US$130 Miliar di 2027

Yogyakarta, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Digital (Memkomdigi) Meutya Hafid mengungkapkan potensi nilai ekonomi digital dari artificial intelligence (AI) bakal meningkat menjadi 130 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada tiga tahun ke depan yakni 2027. Pada tahun ini, nilai ekonomi digital ditaksir mencapai 90 miliar dolar AS.
Meutya mengatakan Indonesia menunjukkan peringkat ketiga pengguna AI terbanyak di dunia, meski masyarakat belum sadar bahwa mereka telah berkontribusi pada 1,4 miliar kunjungan ke berbagai platform AI.
"Kontribusi ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan meningkat dari 90 miliar dolar Amerika pada tahun 2024 menjadi 130 miliar dolar Amerika pada tahun 2027 ini potensi yang luar biasa," kata dia saat menghadiri acara di Grha Sabha Pramana Universiyas Gadjah Mada (UGM) Rabu (11/12/2024).
1. Sebanyak 87 persen pelajar gunakan AI untuk kerjakan tugas

Dia mengatakan, hal ini menunjukkan betapa besar antusiasme dan potensi AI di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam acara Komdigi Menjangkau: Campus, We're Coming! AI, Day: Job Fair and IT Education Fair di Grha Sabha Pramana UGM ini, dia mengatakan sudah banyak pelajar yang menggunakan AI untuk melalsanakn tugas mereka.
"Menurut survei dari Tirto dan Jakpat 87 persen pelajar Indonesia menggunakan AI untuk mengerjakan tugas mereka. Ini yang jadi perlu jadi catatan, Pak Warek (wakil rektor) langsung senyum-senyum karena itu Pak Wamen ini dari awal sudah mengikuti terus yang namanya AI ethics," katanya.
2. Upaya tata kelola AI yang beretika di Indonesia

Dia turut membahas bagaimana saat ini Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menyelesaikan Penilaian Kesiapan Kecerdasan Artifisial atau Artificial Intelligence (AI) melalui Readiness Assessment Methodology (RAM) yang dikembangkan UNESCO. Penilaian ini jadi langkah strategis dalam membangun Tata Kelola AI yang beretika dan inklusif.
"Karena kita sadar dengan kreativitas anak-anak muda kita. Maka etiknya juga harus dijaga, ada batasan karena memang kita negara yang amat sangat kreatif. Etika dan tanggung jawab menjadi komponen yang penting dalam kita juga menghadapi kecerdasan artificial ini," katanya.
3. Target sembilan juta talenta digital hingga 2030

Meski demikian, kini yang jadi pekerjaan rumah bersama kata dia adalah perlunya pemenuhan jutaan talenta digital. Dia memproyeksikan perlu sembilan juta talenta digital hingga 2030. Kini, angka itu berupaya dipenuhi dengan kontribusi dari berbagai perusahaan teknologi dan digital.
"Kita sudah melakukan dengan beberapa, tidak sendiri ya, perusahaan teknologi global AWS misalnya sudah punya komitmen hampir 1 juta kalau nggak salah 800 atau 900 talenta digital. Microsoft kemarin menyatakan siap untuk tahun ini bekerjasama dengan pemerintah Indonesia untuk melahirkan 1 juta. Belum dari kampus-kampus, UGM juga cukup aktif," kata Meutya.
Pekerjaan rumah lainnya adalah Kemkomdigi tak bisa sendiri membiayai pelatihan untuk target sembilan juta calon talenta digital itu, maka butuh gotong royong baik dari perusahaan, pemerintah hingga kampus-kampus.