Langkah Siapkan Tabungan Pendidikan Anak Sejak Dini

- Menyiapkan dana pendidikan anak adalah tugas orangtua untuk masa depan anak.
- Riset biaya sekolah incaran dan susun rencana keuangan tabungan pendidikan.
Jakarta, IDN Times - Mempersiapkan dana pendidikan merupakan salah satu tugas orangtua agar anak mendapatkan bekal pendidikan yang mereka butuhkan untuk menyongsong masa depan.
Salah satunya dengan cara menyiapkan tabungan pendidikan anak. Untuk memastikan anak-anak bisa memperoleh pendidikan, orangtua harud menyiapkan kebutuhan biaya yang tidak kecil.
Manulife membagikan sejumlah tips dan cara untuk menyiapkan kebutuhan dana pendidikan melalui tabungan pendidikan, yuk disimak!
1. Cari tahu jumlah kebutuhan dana

Awalnya, kamu harus mengetahui berapa kebutuhan dana pendidikan anak saat ini dengan melakukan riset ke sekolah yang menjadi incaran.
Kumpulkan informasi terkait biaya masuk, biaya daftar ulang, biaya bulanan, biaya lain-lain bila ada, dari sekolah incaran tersebut di setiap jenjang pendidikan.
Jangan lupa untuk mencari informasi rata-rata kenaikan biaya tiap tahun di sekolah tersebut.
2. Susun rencana dana keuangan sekolah anak melalui investasi

Setelah memiliki gambaran biaya, kini saatnya menyusun rencana keuangan tabungan pendidikan anak.
Misalnya, anakmu saat ini baru berusia 1 tahun sehingga tabungan pendidikan untuk SD akan digunakan 6 tahun lagi saat usia anak 7 tahun, lalu SMP ada waktu 12 tahun lagi, dana pendidikan SMA akan digunakan 15 tahun lagi dan perguruan tinggi masih ada waktu menabung 18 tahun.
Untuk tabungan pendidikan SD, dana yang dibutuhkan adalah Rp80 juta, sudah menghitung inflasi tahunan.
Dana itu bisa dikumpulkan dengan berinvestasi rutin di produk investasi yang bisa tumbuh 10 persen per tahun, sebesar Rp808.662 per bulan selama enam tahun. Lakukan hal yang sama untuk target dana pendidikan jenjang selanjutnya.
3. Pemilihan produk investasi harus disesuaikan dengan target pemakaian dana

Pemilihan produk investasi bisa disesuaikan dengan target pemakaian dana.
Bila target pemakaian dana di bawah 5 tahun, sebaiknya memilih berinvestasi di instrumen dengan risiko lebih rendah.
Sebaliknya, bila target dana baru akan digunakan lebih dari 10 tahun lagi, Anda bisa menimbang berinvestasi di instrumen yang agresif seperti saham.