Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Marak saat Berburu Tiket Coldplay, Ini Bedanya Jastip dan Calo

ilustrasi masuk laman pembelian tiket lebih awal (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi masuk laman pembelian tiket lebih awal (pexels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Penggemar Coldplay masih memburu tiket band asal Inggris tersebut,  meskipun tiket sudah ludes terjual pada 17-19 Mei 2023. Oleh sebab itu, mulai banyak calon penonton yang memilih membeli lewat jastip tiket konser maupun calo.

Jasa calo dan jastip tiket konser kerap dijadikan jalan pintas untuk seseorang mendapatkan tiket konser saat tiket resmi dari promotor sudah ludes terjual. Namun, kamu perlu hati-hati saat membeli tiket konser pada calo dan jastip.

Hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli tiket menggunakan cara jastip atau calo yakni keaslian tiket. Selain itu, mahalnya harga tiket dibandingkan tiket resmi dari promotor. 

Lantas, sebenarnya apa perbedaan jastip dan calon? Simak penjelasannya 

1. Calo tiket manfaatkan bot

ilustrasi chat di Telegram (unsplash.com/Lana Codes)
ilustrasi chat di Telegram (unsplash.com/Lana Codes)

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), calo atau makelar merupakan orang yang bertugas menjadi perantara dan menjajakan jasanya untuk mengurus sesuatu berdasarkan upah. 

Dalam praktiknya, calo tiket akan membeli tiket yang disediakan oleh pihak penyedia,  dalam jumlah banyak, kemudian menjualnya lagi ke konsumen dengan harga yang lebih mahal.

Dikutip dari NPR, biasanya saat masa penjualan tiket konser melalui sistem online, situs akan mengalami kendala. Di saat inilah, calo tiket akan memanfaatkan bot online untuk mendapatkan tiket konser.

Satu bot hanya membutuhkan waktu satu menit untuk membeli lebih dari 1.000 tiket konser. Dengan demikian, tidak mungkin penggemar biasa bisa bersaing dengan bot.

Berdasarkan situs aws.amazon, dijelaskan bot adalah aplikasi perangkat lunak otomatis yang melakukan tugas berulang melalui jaringan. Bot mengikuti instruksi khusus untuk meniru perilaku manusia tetapi lebih cepat dan lebih akurat.

Bot bisa menguntungkan bisnis dalam banyak hal, di antaranya memperpanjang jam operasi dan memberikan layanan kapan pun. Bot juga dapat engoptimalkan sumber daya yang ada dan menjangkau audiens yang lebih luas.

Dengan bot, perusahaan bisa membebaskan karyawan manusia dari tugas yang membosankan dan berulang. Bot bisa mengumpulkan data berharga untuk analitik dan kecerdasan bisnis.

2. Sistem jastip jelas ketimbang calo

ilustrasi jastip tiket (unsplash.com/Erik Mclean)
ilustrasi jastip tiket (unsplash.com/Erik Mclean)

Sementara itu, jasa titip (jasa titip) biasanya ditawarkan oleh seseorang pada mereka yang ingin membeli suatu produk, namun tidak memiliki waktu luang untuk pergi ke tempat tersebut atau karena faktor kesibukan. 

Keuntungan dari masing-masing jastip akan berbeda dan terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Misalnya pada jastip tiket, faktor yang mempengaruhi adalah tingkat kebutuhan pembeli terhadap tiket tersebut, kemudian faktor harga tiket asli yang dijual promotor.

Besar ataupun kecilnya keuntungan bisnis ini tergantung dari pebisnis jastip itu sendiri. Jastip memiliki sistem yang lebih jelas, mulai dari aspek cara transaksi hingga harga. Sehingga, kedua belah pihak sudah mencapai kesepakatan harga, sebelum sampai tahap pembayaran.

Sedangkan calo tiket, tidak memiliki kesepakatan atau perjanjian dengan pihak pembeli sebelumnya. Sehingga, calo dapat menerapkan harga setinggi-tingginya. 

3. Efisien waktu jadi alasan orang masih pilih jastip dan calo

ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi uang (IDN Times/Aditya Pratama)

Dihubungi terpisah, Peneliti Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda, mengatakan minat jastip dan calo di Tanah Air masih tinggi. Sebab untuk sebagian orang, jasa titip atau calo lebih memberikan utilitas yang lebih tinggi, ketimbang war tiket. 

"Itu sebabnya, jastip atau calo masih eksis sampai sekarang. Permintaan  jastip dan calo masih ada," ucapnya kepada IDN Times, Sabtu (20/5/2023). 

Sementara itu, nilai ekonomi yang bakal tercipta dari adanya jastip dan calo, kata Nailul, justru lebih besar. Sebab, ada jasa yang dibayarkan pihak pembeli kepada calo. 

"Perputaran ekonomi emang lebih besar, tapi tidak efisien. Yang tadinya tiket seharga Rp11 juta menjadi Rp20 hingga Rp25 juta," kata Huda. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan alasan mengapa jastip atau calo masih laris di Indonesia. Cara ini dinilai lebih efisien karena tidak perlu mengantre atau war tiket. Apalagi dengan jastip, pembeli sudah melakukan kesepakatan harga sebelumnya. 

Meski demikian, masih banyak pembeli yang terkena kasus penipuan dari calo dan jasa titip. Hal ini, menurutnya, karena pembeli tidak memahami track record dari penyedia jasa titip. 

"Pembeli juga tidak melihat track record penyedia jastip, kemudian asal transfer dan tergiur dengan harga miring atau tidak wajar. Itu jadi salah satu celah maraknya penipuan," ungkapnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Hal Gak Penting yang Bisa Ganggu Kondisi Keuangan Kamu

22 Sep 2025, 23:00 WIBBusiness